Ilustrasi (Shutterstock)
Dream - Seorang santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, berinisial AM, meninggal dunia diduga akibat dianiaya. Kasus ini terungkap saat orangtua korban mengadu ke Hotman Paris dan viral di media sosial.
Soimah, orangtua korban, tak menyangka anaknya meninggal dengan kondisi mengenaskan yang diduga karena tindakan kekerasan.
Santri asal Palembang, Sumatera Selatan, itu dikabarkan meninggal pada Senin 22 Agustus 2022, setelah mengikuti kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Soimah mengaku menerima kabar duka secara tiba-tiba dari pengasuh Gontor 1 yang menyebutkan anaknya meninggal dunia pukul 10.20 WIB.
Namun, yang membuat keluarga bertanya-tanya yakni tentang surat keterangan kematian yang menyatakan bahwa sang anak meninggal pukul 06.45.
“ Ada apa! Rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami,” kata Soimah, dalam postingan di akun Instagram-nya @soimah_didi.
Soimah mengaku syok dan hanya bisa menunggu kedatangan jenazah anak sulungnya itu kembali ke rumah.
“ Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022 diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus, itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu hanya sebagai perwakilan,” tuturnya.
Menurut penuturan kronologi kejadian yang disampaikan perwakilan Gontor 1, AM dikabarkan terjatuh akibat kelelahan selepas mengikuti agenda Perkajum, terlebih dia dipercaya menjadi ketua acara tersebut.
“ Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” ucapnya.
Namun, perasaan Soimah dan keluarga semakin hancur saat mengetahui kondisi mayat anaknya ketika membuka kain kafan.
“ Banyak laporan-laporan dari wali santri lainnya bahwa kronologi tidak demikian, kami pihak keluarga meminta agar mayat dibuka. Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga," ungkapnya.
Mengetahui kondisi jenazah anaknya tidak seperti terjatuh, Soimah mengaku geram karena informasi yang disampaikan perwakilan pihak Gontor 1 berbeda dengan kenyataan yang diterima.
Dia lantas menghubungi pihak forensik dan rumah sakit untuk melakukan autopsi dan kedua pihak tersebut mengaku siap melakukan proses tersebut.
“ Namun, setelah didesak, pihak dari Gontor 1 yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan,” tuturnya.
Bertepatan dengan kunjungan pengacara kondang Hotman Paris ke Palembang pada Minggu, 4 September 2022, Soimah pun mengadukan insiden kematian anak pertamanya itu. Bahkan, aduan Soimah itu telah diunggah Hotman Paris di akun Instagram milknya.
Usai viral di media sosial, Pondok Pesantren Modern Gontor angkat bicara terkait meninggalnya satu santri berinisual AM. Pihak pesantren akhirnya membenarkan adanya dugaan penganiayaan terhadap AM.
" Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," ujar Juru Bicara Pondok Pesantren Modern Gontor, Noor Syahid dalam keterangannya, Senin 5 September 2022.
Noor menjelaskan, pihak pesantren langsung bertindak cepat dan menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.
" Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang diduga terlibat, yaitu dengan dikeluarkan sebagai santri dari Pondok Modern Gontor secara permanen dan langsung memulangkan mereka," ujarnya.
Pondok Modern Gontor, katanya, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya. Gontor juga mengaku siap kooperatif terhadap proses hukum.
" Kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum peristiwa wafatnya almarhum AM ini," kata dia.
Noor menceritakan, AM merupakan santri Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022. Ponpes Gontor meminta maaf kepada pihak keluarga AM atas kejadian ini.
Noor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga AM, jika dalam proses pengantaran jezanah dianggap tidak jelas dan terbuka.
" Kami tentu saja sangat menyesalkan terjadi peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Noor.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media