Perempuan Yang Terjaring Razia Petugas Memiliki Kekayaan Yang Besar.
Dream - Petugas Dinas Sosial Penang, Malaysia, terkejut saat menggelar operasi razia pengemis. Penyebabnya, petugas menemukan pengemis perempuan yang membawa uang tunai 8.000 ringgit, sekitar Rp25 juta, di dalam bajunya.
Menurut China Press, selain uang tunai, dia juga memiliki uang senilai 40.000 ringgit, sekitar Rp 124,6 juta. Uang itu disimpan dalam bentuk deposito di bank.
Tidak hanya itu saja. Pengemis perempuan yang tidak disebutkan namanya itu mengaku punya sebuah rumah di pusat kota Georgetown, Penang.
Dari laporan World of Buzz, perempuan itu bisa mengumpulkan kekayaan yang fantastis tersebut. Karena dalam kehidupan sehari-harinya, dia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk bertahan hidup.
" Setelah memeriksa perempuan itu, petugas menemukan fakta bahwa dia tidak memiliki keluarga maupun kerabat. Penghasilannya dalam sehari bisa mencapai 400 ringgit," kata Kepala Dinas Sosial Penang, Phee Boon Poh.
Phee mengatakan sehari-harinya perempuan itu mendapat makan gratis serta fasilitas mandi, mengisi baterai ponsel, dan tempat istirahat yang juga gratis. Mereka memanfaatkan perasaan warga Malaysia yang kadang memberi makanan secara gratis.
" Inilah mengapa pemerintah selalu mendesak warga untuk menyalurkan bantuan secara bijak agar tidak ditipu oleh para pengemis ini," ujar Phee.
Dream - Berbagi dengan sesama tidaklah mudah. Apalagi saat seseorang tengah berada dalam kekurangan. Tapi tidak dengan bocah pengemis ini. Dia rela memberikan semua uangnya untuk membantu orang lain.
John Thuo. Bocah yang tinggal di Nairobi, Kenya, ini menjadi sorotan dunia setelah memberikan uang hasil mengemisnya kepada seseorang yang hendak dia mintai sedekah.
Seperti hari yang sudah-sudah, pagi itu Thuo bangun pagi dan mulai mengemis di jalanan. Mendekati mobil-mobil yang berhenti akibat macet untuk meminta uang sekadarnya.
Dan siang itu dia menghampiri mobil yang ditumpangi perempuan bernama Gladys Kamande. Dia tengah berjuang menghadapi sejumlah penyakit.
Kamande mengalami masalah paru-paru, sehingga memerlukan bantuan alat untuk bernafas. Dia memang membawa mesin dan tabung oksigen ke mana pun, termasuk saat berda di mobil itu.
Perempuan 32 tahun ini juga harus menjalani 12 operasi untuk permasalahan medis yang dia derita. Dan celakanya, salah satu operasi merusak syaraf penglihatan, sehingga dia terancam buta.
Kisah itulah yang didengar Thuo saat menghampiri mobil yang ditumpangi Kamande. Mendengar cerita itu, Thuo tak tega meminta uang dari Kamande dan keluarga di dalam mobil tersebut.
Mendengar kisah itu, Thuo bahkan meneteskan air mata. Dia menangis karena merasa sedih melihat kondisi Kamande. Tangis itu terdengar semakin keras setelah Thuo sadar tak akan mampu menolong Kamande. Sungguh mengharukan!
Thuo kemudian mengajak Kamande untuk berdoa, dan setelah itu dia merogoh saku. Seluruh uang hasil mengemis dia keluarkan dan diulurkan kepada Kamande.
Saat itulah sejumlah saksi mata memotret peristiwa mengharukan itu dan mengunggah foto itu ke media sosial Facebook.
Tak diduga, kisah itu menjadi viral di sekujur Kenya. Dan gerakan menggalang dana untuk Kamande pun dilakukan. Berkat kekuatan media sosial, hanya dalam waktu empat hari saja sudah terkumpul uang tiga juta shilling Kenya atau sekitar Rp387 juta.
Kisah Thuo dan Kamande ini menjadi inspirasi, sebagai contoh betapa hebatnya kekuatan empati.....
Sumber: shareably.net
Dream - Menjelang siang Sugimun pergi ke Solo untuk membeli mobil. Begitu masuk ke sebuah shoowroom mobil, seorang karyawan menghampiri dia.
Bukannya menyambut, ia justru buru-buru mengulurkan uang recehan kepada Sugimun. " Oh, saya bukan pengemis, mas. Saya cari mobil," kata Sugimin sambil tersenyum.
Si karyawan itu kaget dan cepat-cepat masuk ke dalam sambil menanggung malu.
Menurut Sugimun, karyawan itu mengira ia seorang pengemis karena menggunakan kursi roda, " Waktu itu sopir saya sudah duluan masuk showroom," kenang Sugimun.
Lelaki yang lahir tahu 1970, di dusun Mojopuro, Magetan, Jawa Timur ini adalah pemillik toko elektronik 'Cahaya Baru' di kota Trenggalek dan Magetan, Jawa Timur.
Bagi orang Trenggalek, Magetan dan sekitarnya, nama toko itu sudah tidak asing lagi. 'Cahaya Baru' dikenal sebagai toko elektronik yang cukup besar. Omzetnya kini sudah mencapai Rp 150 juta per bulan.
Keberhasilan Sugimun seperti sekarang tidak lepas dari usaha dan doa ibunya. Maklum, selain sejak kecil cacat, Sugimun juga lahir dari keluarga miskin.
Saking miskinnya, ia tidak sempat mengenyam pendidikan formal. " Sekolah TK saja enggak pernah," kata dia.
Ia sempat mencoba mencari kerja tapi kebanyakan berujung pada penolakan. Yang menyedihkan, seringkali ia disangka pengemis saat melamar pekerjaan.
Advertisement
10 Usulan Dewan Pers Soal Perubahan UU tentang Hak Cipta
Arab Saudi Buat Proyek `Sulap` Sampah Jadi Energi Listrik
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia
Jakarta Doodle Fest Hadir Lagi, Ajang Unjuk Gigi para Seniman dan Ilustrator
Sah! Amanda Manopo dan Kenny Austin Resmi Menikah
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Pria Ini Bertahan 70 Hari di Hutan Tanpa Bekal, dapat Hadiah Rp232 Juta
Timnas Indonesia Kalah Lawan Arab Saudi, Erick Thohir Ingatkan Hal Ini
Komunitas Numismatik Indonesia, Berkumpulnya Penggemar Uang Lawas Penuh Sejarah
Video Gempa 7,4 Magnitudo di Filipina yang Peringatan Tsunaminya Sampai Indonesia