Dream – Generasi 90-an pasti tak asing dengan istilah Pantura setiap kali arus mudik dan balilk Lebaran muncul. Ruas jalan sepanjang Pantai Utara Jawa ini selalu jadi jalur neraka karena kemacetan panjang yang harus dihadapi pemudik.
Jalur tersebut kerap dilewati pemudik karena berbatasan langsung dengan gerbang keluar Tol Cikampek sampai rute perjalanan dari Indramayu menuju Cirebon.
Meskipun waktu perjalanan jadi lebih panjang, pegalaman mudik melalui jalur Pantura menjadi kenangan tersendiri.
Namun kenangan akan jalur ini lambat laun mulai tak lagi dirasakan masyarakat, khususnya pemudik.
Pemudik semakin banyak yang mengakses Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) selama 10 tahun terakhir.
Video di kanal YouTube GODUAEMPAT, membagikan suasana di Jalur Pantura yang penuh kenangan bagi pemudik. Perjalanan itu dilakukan pada Rabu, 27 Maret 2024 lalu.
Pengunggah video melintasi jalan-jalan legendaris yang dahulu kerap macet saat arus mudik.
“Nah, dulunya waktu tahun 2000-an, daerah sini ya, Simpang Mutiara sampai Simpang Jomin itu puncaknya macet ya,” kata pengunggah video.
Simpang Mutiara adalah pertemuan jalan yang bersinggungan dengan aktivitas warga lokal di daerah Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Tak heran jika jalan ini kerap dipadati oleh banyak transportasi yang melintas sampai beberapa kilometer ke depan.
Selain Simpang Mutiara, salah satu simpang lainnya yang melewati Jembatan Jomin, yaitu Simpang Jomin turut menjadi titik pertemuan dari beberapa pemudik di arah selatan Kota Karawang, Jawa Barat dengan arah barat Jakarta.
Pertemuan dua jalur ini ini membuat kemacetan tak dielakkan ketika arus mudik sebelum awal-awak tahun 2000-an silam.
Selain kedua simpang tersebut, toko-toko legendaris yang berada di jalur Pantura terpantau masih beroperasi seperti 15 tahun. Salah satunya adalah para penjual peuyeum atau tape singkong.
Meskipun ada penurunan jumlah penjual dibandingkan 15 tahun lalu, para pedagang masih terlihat menggantung barang dagangannya di etalase toko.
Pengunggah video juga sempat mampir di warung tape yang dipasok dari Kecamatan Plered. Tape ini berukuran besar dan berwarna putih dari proses peragian.
Seorang pedagang mengakui penjualan mulai menurun semenjak Tol Cipali beroperasi.
Tak hanya pedagang tape singkong, Rumah Makan Nikki yang beroperasi bertahun-tahun lamanya di jalur Pantura terlihat masih beroperasi hingga tahun ini.
Saking lamanya beroperasi, Rumah Makan Nikki dianggap sebagai rumah makan legendaris yang ada di jalur tersebut.
Walaupun terdapat penurunan jumlah pedagang, beberapa warung ‘dadakan’ ikut terlihat menjajakan dagangannya di jalur Pantura menjelang musim mudik lebaran.
Pedagang-pedagang tersebut terlihat menjual berbagai makanan dan minuman seperti roti, snack, wafer, gorengan, mi instan, aneka lauk, dan kopi untuk menemani para pemudik yang singgah sebentar untuk mengisi perut atau beristirahat.
Dari jalan sampai toko-toko legendaris, jalur Pantura memiliki satu keunikan ketika para pemudik melintasi Kabupaten Indramayu, terutama Jembatan Kali Sewo. Saat memasuki daerah tersebut, pemudik akan menemui para penyapu uang berbentuk koin yang berdiri di pinggir jalan.
Para penyapu jalan tersebut adalah warga dari suatu kampung yang menunggu pengendara mobil maupun motor melempar uang, baik dalam bentuk koin maupun uang kertas.
Salah satu penyapu uang menyampaikan, kegiatan yang mereka lakukan telah menjadi sebuah tradisi sejak zaman Belanda.
Ketika rombongan ronggeng melintasi sekitar Sungai Kali Sewo sebelum menjadi jembatan pada saat ini.
Kendala yang mereka temui ternyata mengharuskan rombongan ronggeng untuk melemparkan barang berharganya dalam bentuk koin agar perjalanan dapat dilanjutkan.
Setelah mereka melemparkan uang, rombongan dapat melanjutkan perjalanan kembali untuk menyebrangi sungai menggunakan jembatan bambu.
Laporan: Nisya Aprilya