Dream - Sopir ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Djoen Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) menelantarkan dan menurunkan jenazah bayi di sebuah SPBU lantaran tak diberi uang untuk mengisi bensin. Padahal menurut keterangan keluarga jenazah, pihaknya sudah membayar uang untuk biaya ambulans tersebut.
" Kata sopirnya, minta duit Rp 400 ribu untuk beli BBM. Aku bilang aku enggak punya duit, sudah kami bayar di kasir rumah sakit," ujar Ojong, kakek jenazah bayi tersebut, dilansir dari Merdeka.com, Rabu 17 Juli 2024.
Namun, sopir ambulans tetap meminta uang untuk mengisi bensin ke keluarga jenazah. Menurutnya, uang ke RS berbeda dengan uang untuk sopir.
" Kata sopirnya, enggak bisa begitu, (uang) itu urusan saya, kasir enggak ada urusan," ujar dia.
Dia mengaku sakit hati dengan omongan sopir ambulans itu hingga ingin memukul sang sopir
" Tapi saya masih sabar dan menahan diri. Cucuku meninggal. Bahkan dia juga minta Rp 1 juta," ujar dia menahan tangis.
Sopir ambulans, Suardi mengatakan, peristiwa tersebut berawal dari selisih paham terkait harga bahan bakar minyak (BBM). Ia menerangkan, sebenarnya pada malam tersebut, bukan waktunya dia bertugas.
“Pada malam ini, sebenarnya bukan tugas saya, tetapi biasa saya mengcover teman-teman,” ujar Suardi.
" Terus tadi sebelum keberangkatan saya ditelepon oleh pihak keluarga yang berduka, saya tidak tahu namanya. Terus beliau menyampaikan kepada saya berapa biaya ambulans ke sana. Saya bilang ambulans saya itu beda dengan Pergub yang ada ya karena BBM ambulans yang saya gunakan itu menggunakan dexlite," imbuhnya.
Suardi menyebut, Dexlite harga per liternya Rp14.900. Sementara, Pergub yang ada di rumah sakit itu BBM yang ditanggung sebesar Rp9.500.
" Saya bilang selisih bbm ini dari Rp15.900 dikurangi yang di Pergub Rp9.500 selisih Rp5.000 saya minta penggantian kepada pihak keluarga," imbuhnya.
Akhirnya, timbul perselisihan menurunkan keluarga pasien dan jenazah bayi. Suardi berdalih ingin mengganti dengan ambulans yang sesuai Pergub.
" Saya bilang saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perpub. Demikian klarifikasi yang saya bisa sampaikan," kata dia.
Sementara itu, pihak RSUD menyampaikan permintaan maaf terkait viralnya kejadian tersebut. Mereka mengaku masih banyak kekurangan dalam pelayanan
" Kami sebagai direktur dan seluruh jajaran memohon maaf kepada seluruh masyarakat kabupaten sintang secara khusus kepada keluarga pasien yang kami layani pada 15 juli 2024. Kami mengakui masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat tapi kami akan tingkatkan profesionalisme pelayanan dan profesionalisme individu," kata Direktur RSUD, drg Toni Ridwan.
Toni menyebut, rumah sakit berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Pihak rumah sakit juga siap menerima saran dan kritik yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan.
" Permohonan maaf ini kami sampaiman dengan sungguh-sungguh dan dari lubuk hati kami dari seluruh karyawan RSUD Djoen Sintang," tuturnya.
Suardi juga menyampaikan permintaan maaf atas ulahnya kepada keluarga pasien dan masyarakat.
" Saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku terima kasih," katanya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR