Sosok Joram van Klaveren, Politisi Pembenci Islam Jadi Mualaf

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 7 Februari 2019 14:00
Sosok Joram van Klaveren, Politisi Pembenci Islam Jadi Mualaf
Politisi ulung itu kini berbalik memberikan advokasi bagi umat Islam.

Dream - Joram van Klaveren. Pria ini awalnya dikenal sebagai tokoh Partai Kebebasan (PVV) Belanda yang sangat membenci Islam. Dia adalah orang kepercayaan pemimpin partai tersebut, Geert Wilders, yang getol menyudutkan Islam.

Dikutip dari Sputnik, van Klaveren banyak membuat kampanye dengan menyebut Islam adalah kebohongan, sebagai wabah, dan lain sebagainya. Dia juga menulis banyak buku menyerang Islam.

Dalam politik, van Klaveren dikenal lantang bersuara mendukung pelarangan burqa. Dia bahkan menyebut Islam sebagai ideologi teror, kematian, dan penghancuran.

Dia juga memprakarsai adanya 'Debat Maroko' di Gedung Parlemen, membahas tingginya proporsi pelaku kejahatan keturunan Maroko. Semua itu dilakukan saat masih menjadi petinggi di PVV.

Van Klaveren memutuskan keluar dari PVV pada 2014 lantaran pertanyaan kontroversial Wilders saat berkampanye. Dalam kampanye itu, Wilders menanyakan keinginan pendukung partainya mengenai " lebih sedikit atau lebih banyak orang Maroko di kotamu dan di Belanda."

Meski tidak lagi bersama Wilders di PVV, van Klaveren masih konsisten menyebarkan kampanye kebencian terhadap Islam. Dia pun mendirikan partai berhaluan kanan, VoorNetherland (VNL), namun tidak menang dalam pemilu 2017.

1 dari 3 halaman

Pandangan pada Islam Berubah Drastis

Dia tetap berusaha menyebarkan kebencian terhadap Islam. Politisi ini juga mengadakan riset pengumpulan bahan penulisan buku untuk menyerang umat Islam di Belanda dan seluruh dunia.

Melalui buku itu, van Klaveren ingin menyatakan Islam adalah agama yang membolehkan kekerasan, anti-semitisme, menghina perempuan, homofobia, dan lain sebagainya. Ketika riset sudah setengah jalan, van Klaveren memutuskan menulis ulang buku itu.

Pandangan terhadap Islam berubah sangat drastis. Dalam rilis terakhir, van Klaveren menyebutnya sebagai bantahan atas prasangka buruk non-Muslim terhadap Islam. Dia beri judul bukunya dengan " Murtad: Dari Kristen ke Islam di Masa Teror Sekuler."

Akhirnya, van Klaveren memutuskan mengucap kalimat syahadat pada Oktober 2018 lalu. Dari pembenci Islam, van Klaveren berbalik memberikan advokasi kepada umat Islam atas semua tudingan yang tidak benar.

2 dari 3 halaman

Kiprah di PVV Rupanya Tak Disukai Istri

Dalam wawancara dengan harian bisnis NRC Handelsblad, van Klaveren mengungkap kisahnya dalam mendapatkan hidayah. Dia mengakui kenyataan yang sudah dijalaninya tidaklah menggembirakan.

Dia merasa telah mengembangkan kebencian yang besar terhadap Islam. Tetapi pada akhirnya, dia justru merasakan kedamaian dalam agama yang telah dibencinya itu.

" Rasanya seperti pulang ke rumah, dalam makna agama," kata van Klaveren.

Keputusannya memeluk Islam ternyata diterima secara terbuka oleh istrinya. Ternyata, selama ini istrinya tidak begitu senang van Klaveren menjadi anggota PVV.

Pria ini pun sadar tidak semua orang senang dengan keputusannya. Termasuk bagi para mantan koleganya di dunia perpolitikan.

3 dari 3 halaman

Kampanyekan Wajah Islam Sebenarnya

Membahas kritik terhadap Islam seperti anti-Semitisme, penindasan perempuan, maupun kekerasan, van Klaveren menegaskan seluruh asumsi itu berasal dari Eropa di Abad Pertengahan. Kala itu, Eropa memandang Islam sebagai agama pesaing.

Van Klaveren pun sepakat Islam telah menambah warna Belanda menjadi semakin kaya. Tetapi, dia menegaskan fenomena yang terjadi saat ini mengenai Islam lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran Wahabisme.

" Sangat disayangkan karena itu adalah pandangan sangat puritan mengenai Islam, ekstrem di mata banyak orang," kata dia.

Van Klaveren mengatakan mayoritas Muslim Belanda bukanlah penganut Wahabi. Menurut dia, umat Islam Belanda tidak menarik diri secara sosial dan tidak menganggap non-Muslim itu salah atau menakutkan.

" Ada banyak sekali prasangka mengenai Islam yang sesungguhnya," ucap dia.

Beri Komentar