Pembukaan Pendaftaran SPAN PTKIN Dan UM PTKIN (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)
Dream - Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam (Ditjen Pendis), Kementerian Agama kembali membuka pendaftaran Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perjuangan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) dan Ujian Masuk Perguruan Tiggi Keagamaan Islam (UM-PTKIN).
Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi mengatakan, dua jalur pendaftaran itu khusus diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag). Menurutnya, pendaftaran calon mahasiswa baru ke PTKIN setiap tahunnya selalu mengalami lonjakan.
" UM-PTKIN sejak 2010 dan SPAN PTKIN 2013 terus meningkat. Jumlah pendaftar SPAN adalah 2018, 840 dan UM-PTKIN 149.144, sedangkan total pendaftar 2019 menjadi 395.610 peserta sebuah peningkatan yang luar biasa," ujar Fachrul di Kemenag, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.
© Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an
Menteri Agama Fachrul Razi (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)
Di lokasi yang sama, Dirjen Pendis Kamaruddin Amin mengatakan, SPAN ini menjadi sarana siswa berprestasi untuk masuk ke PTKIN tanpa melewati tes.
" Ini SPAN seleksi prestasi tidak tes. Jadi hanya di tes prestasinya misalnya dia juara olimpiade atau juara lain dan juga rapotnya. Jadi khsusus untuk seleksi anak-anak," kata Kamaruddin.
Kamaruddin menerangkan, SPAN dan UM-PTKIN ini tidak hanya diperuntukkan untuk siswa Madrasah Aliyah (MA) saja, namun juga siswa SMK dan SMA juga dipersilakan mendaftar.
Pada seleksi 2020, kuota SPAN dan UM-PTKIN sebanyak 125 ribu. Panitia seleksi menargetkan jumlah pendaftar mencapai 275 ribu orang.
Proses pendaftaran SPAN-PTKIN akan dimulai pada 3 Februari hingga 28 Februari 2020 dan akan diumumkan pada 10 April 2020. Sementara pendaftaran UM-PTKIN akan dimulai 15 April-29 Mei 2019.
Pelaksanaan ujian tulis UM-PTKIN akan dilakukan pada 15 Juni-24 Juni 2020 dan akan diumumkan pada 3 Juli 2020.
Dream - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama (Kemenag) mengalokasikan anggaran Rp1,26 triliun untuk membangun fasilitas pembelajaran di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Anggaran itu bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan dipakai sepanjang 2019.
" Kementerian Agama mengalokasikan SBSN dengan skema Single Year Contract (SYC) untuk 35 PTKIN senilai 870 miliar," ujar Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Syafriansyah dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis, 7 Februari 2019.
Syafriansyah mengatakan, selain skema SYC, Kemenag juga akan mengeluarkan skema Multi Year Contrack (MYC). Anggaran dari MYC nantinya akan membiayai 6 PTKIN senilai Rp398 miliar.
" Total anggaran SBSN 2019 adalah Rp1.269.873.584.099 untuk 41 PTKIN," ucap dia.
Wakil Rektor Bidang Adminsitrasi Umum dan Keuangan IAIN Kendari, Pairin mengaku bersyukur atas anggaran yang dialokasikan. Pairin mengatakan, ini kali kedua IAIN mendapat anggaran tambahan dari SBSN untuk menambah fasilitas pembelajaran.
" Kami berterimakasih kepada Kementerian Agama yang kembali untuk kedua kalinya, mempercayakan kami mengelola anggaran SBSN untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan," ucap Pairin.
Pairin menjelaskan, pada 2018 lalu, IAIN Kendari mendapat anggaran Rp38 miliar. Dana itu digunakan untuk membangun 60 ruang kelas pembelajaran terpadu.
Pairin menyebut, ruangan tersebut dimanfaatkan untuk proses pembersihan pembelajaran Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Fakultas Syariah dan Hukum.(Sah)
Dream - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi mengaku prihatin dengan skor siswa Indonesia Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, yang diselenggarakan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Karena nilai siswa yang rendah itu, Zainut terus mendorong peningkatan kualitas guru-guru di lingkungan Kementerian Agama, dalam hal ini Madrasah.
" Kami secara berkelanjutan dan simultan terus menempuh langkah strategis meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru-guru di lingkungan Kemenag," ujar Wamenag di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
Ada tiga mata pelajaran yang diujikan dalam tes PISA yakni membaca, matematika dan sains.
Zainut mengatakan, dalam survei tiga tahunan yang dilakukan OECD, kemampuan membaca siswa Indonesia rata-rata nilainya 371 dengan standar 487.
Untuk skor rata-rata matematika yang didapat siswa Indonesia yakni 379 dengan standar nilai 487.
Selanjutnya untuk nilai sains standar nilai yang ditetapkan OECD 489. Sementara siswa Indonesia rata-rata skornya mendapat 389.
Maka dari itu, Zainut mendorong para guru untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya agar mampu menghasilkan generasi yang unggul.
" Untuk mewujudkan generasi bangsa yang cerdas, beban itu ada di pundak kita semua, terutama para guru," kata Zainut.
Style Hijab Segi Empat dengan Finishing Look Elegan
MasyaAllah, Ini Kata Dokter Tentang Khasiat Kurma untuk Kesehatan Tubuh
Pilih Waktu Tepat untuk Berolahraga Saat Puasa Agar Tidak Cepat Haus
Kulit Cerah dan Segar Selama Ramadan, Andalkan Face Oil
Praktis Banget untuk Si Sibuk, Pakai Pashmina Instan Tanpa Jarum
Pengertian dan Cara Baca Idgham Mutajanisain, Lengkap dengan Contohnya dalam Al-Quran
55 Kata-kata Ucapan Maaf Menyambut Ramadhan yang Menyentuh Hati dan Penuh Ketulusan
Miris! 7 Artis Diceraikan Saat Sedang Hamil, Nissa Asyifa & Alshad Ahmad Nikah 2 Bulan Lalu Cerai
4 Hal yang Perlu Dilakukan Orangtua Agar Buah Hati dekat dengan Alquran
Misteri 'Air Terjun Darah' di Kutub Utara Terkuak, Ternyata Ini Penyebabnya