Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kisah mahasiswa di salah satu kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur ini sungguh menyedihkan. Meski menjalani sidang skripsi dia terancam akan terkena kebijakan drop out (DO) pihak kampus.
Kisah mahasiswa Jurusan Informatika, Fakultas Teknik, bernama Rahil Hamdi disampaikan oleh sang kakak, Rea Handayani di Twitter.
" Adikku adalah mahasiswa Teknik Informatika di @UMMCampus angkatan 2012. Semester ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bisa lulus, sudah 14 semester," ujar Rea, Rabu, 31 Juli 2019.
Twitter, please do your magic.
Teman2, kalau boleh minta retweetnya, tolong bantu aku meminta kebaikan hati rektor @UMMcampus
Adikku baru saja sidang skripsi di semester 14 dengan IPK terakhir 3,32; sekarang malah terancam DROP OUT karena masalah administrasi ð�� pic.twitter.com/iAJzAdwv9w— Rea Handayani (@malarea)July 31, 2019
Tetapi, Rahil nyaris dikeluarkan pihak kampus karena dia lupa menginput mata kuliah “ Skripsi” ke dalam KRS semester ini sehingga statusnya “ non aktif”.
" Sedihnya, kekhilafan administrasi ini baru ketahuan setelah di sidang skripsi dan dosen mau memasukkan nilai ke sistem," kata dia.
Sedihnya, kekhilafan administrasi ini baru ketahuan setelah dia sidang skripsi dan dosen mau memasukkan nilai ke sistem.
Lho ternyata statusnya tidak aktif. Nilai skripsinya tidak bisa diinput ke sistem. pic.twitter.com/esIocRqkki— Rea Handayani (@malarea)July 31, 2019
Dalam sistem tersebut, Rahil dinyatakan tak aktif. Setelah ditelusuri, kondisi ini muncul karena di awal semester 14 lalu, Rahil menjalani proses pengerjaan skripsi tanpa hambatan.
" Adikku sudah bayar uang semester, uang skripsi, dapat SK pembimbing. Juga ada berita acara bahwa sudah ikut sidang skripsi," ujar dia.
Ternyata rasa bahagia keluarga kami gak bertahan lama, ketika 22 Juli terungkap ada masalah administrasi.
Keluarga besar langsung kalang kabut berdiskusi dari jarak jauh, mencari tahu apakah adik masih bisa diselamatkan.— Rea Handayani (@malarea)July 31, 2019
Usai sidang skripsi pada 18 Juli, keluarga sempat bahagia. Tapi, kebahagiaan itu hanya bertahan empat hari.
" Ketika 22 Juli terungkap ada masalah administrasi. Keluarga besar langsung kabut berdiskusi dari jarak jauh, mencari tahu apakah adik masih bisa diselamatkan," ucap dia.
Sejak 22 Juli hingga 30 Juli, Rahil sudah mengadukan masalah ini ke rektorat. Bahkan Rahil sudah menelepon Pusat Informasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk konsultasi.
Di akhir cuitannya, Rea dan keluarga besarnya pasrah dengan kondisi Rahil. " Walaupun mungkin ujung-ujungnya adik saya drop out dari @UMMcampus, semoga thread ini tetap berguna buat adik-adik yang sedang kuliah," kata dia.
" Cepat lulus ya, jangan sampai kejadian di adik saya terulang lagi di kalian. Kasihan orangtua udah bayarin SPP," ucap dia menambahkan.
Dream - Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Muharom Gani Irwanda, menyelesaikan tugas akhir dengan luar biasa.
Dia menulis skripsi setebal 3.045 halaman. Awalnya, dia tak mengira tugas akhir itu menyampai tiga ribuan halaman.
" Saya pikir hanya di kisaran seribu ternyata sampai tiga ribuan," kata Gani seperti dilansir Jatimpos, Jumat, 19 Juli 2019.
Semula Gani mengerjakan bab satu sampai tiga dari halaman 1 hingga 152. Selanjutnya, bab IV sampai VIII dari halaman 153 sampai 2.893.
" Sisanya adalah lampiran dan cover," ujar mantan juara Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2017 ini.
Gani mengaku mengerjakan bab empat hingga lampiran tidak lebih dari satu bulan. Apalagi, saat mengerjakan itu Gani sedang sibuk magang di salah satu perusahaan BUMN.
Selama proses pengerjaan, dia terus memantau layar laptop selama 15 jam. Tak tanggung-tanggung, selama satu minggu sebelum sidang skripsi, Gani rela memangkas jam tidurnya menjadi dua jam per hari.
" Bahkan ibu saya sampai khawatir dan akhirnya ikut ke Surabaya untuk menemani selama proses pengerjaan itu. Ibu benar-benar supporting system untuk saya," kata.
Gani menggunakan gedung apartemen Denver setinggi 37 lantai di Kawasan Citraland, Surabaya untuk materi risetnya. Tapi, pembimbingnya, Sukobar sempat melarang karena hambatan yang dijalani.
Gani menuangkan perincian perhitungan 11 lantai dengan volume, kapasitas produksi dan tenaga kerja, jumlah alat, durasi hingga estimasi harga yang berbeda, di tugas akhirnya.
" Saya merasa tertantang, karena tidak bisa mengerjakan 37 lantai, saya harus bisa mengerjakan 11 lantai dengan baik," ujar dia.
Gedung yang dia gunakan memang memiliki kesulitan di atas rata-rata karena berbentuk kotak di bagian bawah, lalu meninggi ke atas berbentuk huruf L.
Dia berharap, tugas akhirnya dapat menjadi referensi untuk mahasiswa yang ingin fokus pada metode konstruksi.
Dream - Mahasiswi Universitas Indonesia, Khaira Abdillah, menceritakan pengalaman menjalani ujian skripsi di hadapan Mentri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Khaira mengaku mengalami ketegangan yang hebat. Betapa tidak, Sri Mulyani yang selama ini hanya ia lihat di TV, kini ada di hadapannya langsung. Bahkan sebagai dosen penguji.
Peristiwa itu diunggah langsung oleh sang Menkeu, Kamis 20 Juni 2019. Dalam unggahan itu, Sri Mulyani terlihat tengah menjadi penguji dua mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia.
Sri Mulyani merupakan salah satu wanita hebat di Indonesia. Keahliannya pada bidang ekonomi sudah tak diragukan lagi.
Bukan hanya seorang menteri keuangan sejak Presiden SBY sampai Jokowi, ia juga merupakan mantan direktur lembaga keuangan dunia, International Monetary Fund (IMF).
Karena itu, Khaira Abdillah menuturkan betapa tegang menghadapi detik-detik ujian skripsi dengan dosen penguji seorang wanita yang pernah dinobatkan sebagai mentri keuangan terbaik Asia pada tahun 2006 itu.
Dengan skripsi berjudul Investigating the Impact of Internet Expansion on Learning Outcome in Indonesia, Khaira tampak lancar dalam menjawab setiap pertanyaan Sri Mulyani maupun dosen pembimbing lainnya, Dr. Teguh Dartanto, dan Dr. Chaikal Nuryakin.
View this post on Instagram
Meski demikian, Khaira secara jujur merasa tegang menghadapi ujian skripsi dari Sri Mulyani.
Namun ia merasa bersyukur karena mendapat pengalaman yang tak terlupakan.
Ia juga berterima kasih dengan masukan dari Sri Mulyani untuk riset dalam skripsinya. " Akhirnya sudah selesai sidang skripsi saya bersama ibu Sri Mulyani, rasanya cukup menegangkan,"
" Tapi alhamdulillah momen ini merupakan satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan dan saya juga sangat mengapresiasi input dari ibu Sri Mulyani karena input tersebut sangat membangun untuk saya dapat membuat riset ini lebih baik lagi" ungkap Khaira setelah sidang dengan penguji Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Sementara, Sri Mulyani mengaku sangat senang bisa menguji Mahasiswi UI yang cerdas ini. " Senang sekali bisa menguji secara langsung dua orang mahasiswa FEB UI yang cerdas dan energik ini."
" Saya berharap mereka dapat mengimplementasikan ilmunya untuk kebaikan Indonesia." tandasnya dalam status Facebook Sri Mulyani Indrawati.