Sumbul Siddiqui, Muslimah Pertama Wali Kota Cambridge (cctvcambridge.org)
Dream - Kota Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, baru saja menggelar suksesi kepemimpinan. Bisa dibilang, suksesi kali ini mencatatkan sejarah baru bagi kota tersebut, termasuk bagi AS.
Terhitung sejak Senin, 6 Januari 2020, Cambridge dipimpin oleh Sumbul Siddique. Perempuan 31 tahun itu adalah Muslimah AS keturunan Pakistan yang dipilih menjabat sebagai Wali Kota oleh Dewan Kota secara aklamasi.
Siddiqui akan bertugas sebagai Ketua Dewan Kota sekaligus Komite Sekolah. Selain itu, dia berwenang mengelola kota dan mengawasi lembaga dan layanan.
" Pintu saya selalu terbuka, dan kantor saya penuh dengan kopi dan seltzer, karena pada akhirnya kita saling membutuhkan satu sama lain, kita saling butuh untuk menyelesaikan sesuatu," ujar Siddique usai pelantikan sebagai Wali Kota Cambridge, dikutip dari Boston Globe.
Dia juga berkomitmen pada kesetaraan, inklusivitas, dan akan mengutamakan orang lain. " Itulah yang akan saya lakukan selama dua tahun ke depan sebagai wali kota Anda," kata Siddiqui.
Siddiqui lahir di Karachi, Pakistan. Saat berusia dua tahun, Siddiqui pindah ke AS bersama kedua orangtua serta dua kakaknya.
Sumbul Siddiqui (Votesumbul.com)
Dia meraih gelar sarjana kebijakan publik dari Brown University dan sarjana hukum dari Northwestern Pritzker School of Law.
" Sebagai wali kota, saya berkomitmen memimpin dewan ini untuk menatap dekade baru. Kami akan bangkit untuk mengatasi tantangan yang dihadapi komunitas kami," kata Siddiqui.
Beberapa program yang akan dijalankan Siddiqui yaitu penyediaan permukiman terjangkau, membuka peluang ekonomi untuk mengatasi kesenjangan, serta meningkatkan respon terhadap rasisme dan bisa di lembaga pemerintahan.
" Di waktu yang sama, kami akan terlibat dalam isu-isu regional seperti ketahanan iklim dan investasi dalam infrastruktur publik."
Dia yakin akan terjadi kemajuan pada masyarakat Cambridge dalam menghadapi segala tantangan. " Komunitas kami penuh dengan orang-orang yang siap membantu," kata dia.
Dream - Seorang muslimah Amerika Serikat (AS), Shahin Indorewala, merasa `sakit` dan dipermalukan saat melamar pekerjaan. Kondisi ini, kata Indorewala, terjadi ketika dia meminta bertanya durasi istirahat untuk sholat lima waktu.
" Jelas saya didiskriminasi karena agama saya," kata Indorewala pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam, dikutip dari Hufftington Post, Selasa, 1 Oktober 2019.
Indorewala, yang saat ini bekerja di Center for Autism & Related Disorders, mengalami pelecehan itu di perusahaan yang dia lamar, Fast Trak, pada musim gugur lalu.
Selama wawancara tatap muka kedua dengan perusahaan, dia diberitahu bahwa pekerjaan itu punya waktu istirahat makan siang selama 90 menit.
Indorewala mengatakan, dia bertanya apakah dia dapat mempersingkat waktu istirahat makan siang dan sebaliknya mengambil dua istirahat lima menit pada siang hari untuk sholat.
Indorewala mengklaim asisten manajer memberi tahunya tindakan itu tidak mungkin dan tiba-tiba mengakhiri wawancara.
Asisten manajer kemudian mengantar Indorewala ke area bersama dan memberi tahu CEO Fast Trak, Ramses Gavilondo di depan staf lain bahwa " jam kerja tidak cocok untuknya."
Gavilondo diduga mengangkat tangannya ke udara dan berseru `ini adalah bisnis`.
“ Dia kemudian menunjuk jilbabnya dan mengejeknya, mengatakan `Agama? Saya tidak ingin berurusan dengan itu di sini. Kami tidak ingin orang-orang jahat itu ada di sini`," kata asisten manajer itu.
" Dia mengambil berkas Indorewala, mencoret informasi, dan menolak untuk mempekerjakannya."
Manajemen Fast Trak menolak memberikan komentar atas kejadian dan tuntutan ini.
Dream - Jay Kim, vlogger terkenal asal Korea Selatan sempat membuat heboh para penggemar budaya pop Korea Selatan. Dia mengunggah video di channel YouTubenya, Jay-Kim, dengan berlatar belakang sebuah masjid.
Jay rupanya tak sekadar jalan-jalan ke masjid itu. Dia telah mengucapkan kalimat Syahadat di bawah bimbingan Imam Korsel.
" Akhirnya aku menjadi Muslim. Saat-saat (ucapkan) syahadat," tulis Jay, dalam unggahan Rabu, 25 September 2019.
Setelah mengucap syahadat, Jay Kim tak lagi menggunakan nama David. Dia menggantinya dengan nama Daud.
Jay mengaku merasakan banyak perubahan dalam hidupnya sejak mengenal Islam. Dia menyebut awalnya tak begitu siap dengan segala ketertarikannya itu.
" Tapi, aku akan mencoba menjadi seorang Muslim yang baik perlahan-lahan," ucap dia.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik