Cara Dakwah Sunan Kalijaga (Foto Ilustrasi: Merdeka.com)
Dream – Proses penyebaran agama Islam di Indonesia salah satunya dilakukan oleh Wali Songo atau Wali Sembilan. Dari kesembilan wali tersebut, Sunan Kalijaga menjadi wali yang cukup populer di tengah masyarakat, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Hal yang paling khas dari Sunan Kalijaga adalah pakaiannya yang bernuansa adat Jawa.
Sunan Kalijaga memang memegang teguh budaya Jawa yang sangat membantunya untuk mendakwahkan agama Islam di tengah masyarakat. Mengingat pada saat itu kehidupan masyarakat masih sangat lekat dengan tradisi dan budaya secara turun-temurun. Sehingga, ajaran Islam yang dibawa oleh Sunan Kalijaga pun dikombinasikan dengan budaya dan tradisi di masyarakat.
Tentunya Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara memasukkan budaya Jawa tersebut tidaklah bisa dikatakan mudah. Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh beliau. Namun, berkat usaha serta niat yang begitu besar, ajaran Islam pun mampu tersampaikan kepada masyarakat, bahkan ajarannya masih digunakan sampai sekarang.
Bagi sahabat Dream yang penasaran tentang Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara menggunakan budaya, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui merdeka.com.
© Merdeka.com
Sebelum mengetahui lebih dalam tentang Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara menggunakan budaya, alangkah lebih baik jika sahabat Dream mengetahui terlebih dahulu biografi dari Sunan Kalijaga sendiri.
Sunan Kalijaga adalah salah satu dari wali songo yang memiliki nama asli Raden Mas Said. Beliau lahir pada tahun 1450 Masehi, di mana ayah beliau bernama Wilatikta yang adalah keturunan Ronggowale dan ibunya bernama Permaisuri Adipati Wilatikta.
Di masa muda beliau, Sunan Kalijaga pernah membuat sang ayah murka karena membongkar lumbung kadipaten dan membagikan padi melalui lumbung untuk rakyat Tubah yang saat itu sedang mengalami kelaparan akibat kemarau berkepanjangan.
Karena permasalahan itulah, Sunan Kalijaga diusir dari istana kadipaten dan diperbolehkan pulang jika sudah memiliki banyak ilmu agama. Setelah diusir itulah, Sunan Kalijaga tinggal di Hutan Jatiwangi dengan nama samara Brandal Lokajaya. Suatu hari, beliau bertemu dengan seseorang yang mengenakan pakaian serba putih sambil memegang tongkat. Sunan Kalijaga merebut tongkatnya dan membuat orang tersebut jatuh dan menangis.
Sunan Kalijaga pun mengembalikan tongkat tersebut yang ternyata miliki Sunan Bonang. Selama tiga tahun Sunan Kalijaga menjaga tongkat tersebut. Kemudian Sunan Bonang mengajak Sunan Kalijaga belajar ilmu agama di Tuban. Sehingga nama Kalijaga sendiri berasal dari kata “ kali” yang artinya “ sungai” dan “ jaga” yang artinya “ menjaga”.
Sunan Kalijaga pun melakukan dakwah dengan metode yang tidak jauh berbeda dengan Sunan Bonang. Beliau paham tentang keagamaan salaf dan kesenian yang menjadi sarana untuk berdakwah. Bahkan beliau juga paham serta toleran dengan adat istiadat budaya di tengah masyarakat. Beliau mendekati masyarakat secara halus, berhati-hati, dan mengikuti tradisi yang dilakukan oleh masyarakat.
© Unsplash.com
Setelah mengetahui sedikit tentang biografi Sunan Kalijaga, sahabat Dream perlu juga untuk mengetahui Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara apa. Ya, Sunan Kalijaga mengombinasikan antara ajaran Islam dengan budaya agar ajarannya tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa cara dakwah Sunan Kalijaga yang perlu sahabat Dream ketahui:
Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara menggunakan wayang. Saat itu, wayang menjadi pertunjukan seni yang digemari oleh masyarakat. Sehingga hal ini dimanfaatkan Sunan Kalijaga untuk mendukungnya dalam menjalankan dakwah. Beliau akhirnya berkeliling di wilayah Pajajaran dan Majapahit dengan menjadi dalang.
Bahkan Sunan Kalijaga tidak memungut biaya, selain mengucapkan dua kalimat syahadat. Saat menjadi dalang dan melakoni wayang-wayangnya, beliau mengajarkan tentang agama Islam, seperti nilai-nilai tasawuf. Kemudian beliau juga menunjukkan ajaran Islam dari tokoh-tokoh wayang, seperti Yudistira dan Bima.
Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara menggunakan gamelan. Gamelan sendiri adalah alat musik tradisional Jawa yang biasanya digunakan untuk mengundang atau menarik perhatian masyarakat. Misalnya saja mengundang masyarakat ke masjid atau dibunyikan saat acara Grebeg dan Sekaten.
Tak hanya membunyikan gamelan saja, Sunan Kalijaga juga menyanyikan tembang Jawa untuk berdakwah. Tembang populer yang diajarkan Sunan Kalijaga dan masih kerap dinyanyikan sampai sekarang adalah tembang Rumekso Ing Wengi dan Ilir-ilir. Kesemua tembang tersebut berisi tentang ajaran Islam.
Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara menggunakan grebeg dan sekaten yang adalah perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Di mana Suna Kalijaga mengajak masyarakat ke masjid yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Tak hanya ada pagelaran musik dan tari saja, Sunan Kalijaga juga mengajak masyarakat untuk menghiasi komplek masjid. Pada awalnya sebagian masyarakat masih tampak malu, namun seiring berjalannya waktu mereka pun menjadi terbiasa. Masyarakat yang datang melalui gapura masjid juga dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Nenek Solati, Pergi Haji di Usia 94 Tahun Hasil Nabung Upah Pijat Bayi
5 Produk yang Bikin Riasan Alis Jadi Memikat
Mendamaikan Anak-anak yang Bertengkar Keutamaannya Seperti Sedekah
Berani Mix Motif dan Warna Menyala, Look Indah Nada Puspita Jadi Seru
Anak-anak Ada di Saf Pertama Sholat Jamaah, Bolehkah Memintanya Pindah?
10 Potret Wajah Asli Artis Tanpa Makeup, Inara Rusli Bikin Netizen Iri, Mulus Bak Boneka Porselen!
Doa Sebelum Belajar di Sekolah beserta Adabnya Menurut Islam
10 Potret Jessica Klopper, Kakak Rebecca Klopper yang Ikut Disorot, Lebih Hot & Cantik Abis!
Potret Bulan Sutena Calon 'Mantu' Maia Estianty Pamer Body Goals, Aduh Mamae!
Glenn Alinskie dan Chelsea Olivia Bikin 'Mesin Uang' Baru: Hadirkan Detergen Aman untuk Buah Hati
Hukum Melaksanakan Sholat Arba’in bagi Jemaah Haji Lansia dan Risiko Tinggi