Menag Pernah Usir Pegawai BUMN yang Tak Ikut Nyanyi Indonesia Raya

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Kamis, 31 Oktober 2019 15:01
Menag Pernah Usir Pegawai BUMN yang Tak Ikut Nyanyi Indonesia Raya
Kalau kamu tidak hormat terharap Indonesia raya, keluar kamu.

Dream - Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi menegaskan, tidak ada tempat bagi orang-orang yang ingin menghancurkan Indonesia. Bukti itu pernah ditunjukkannya saat meminta seorang pejabat keluar karena tidak ikut menyanyikan lagi Indonesia Raya. 

" Bapak Presiden mengatakan bahwa masalah radikalisme adalah realitas untuk kita semua, kementerian yang ada di Indonesia," ujar Fachrul di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.

Mantan Wakil Panglima TNI itu menceritakan pernah memarahi seorang pejabat BUMN lantaran tidak menunjukkan rasa hormat ketika lagu Indonesia Raya berkumandang.

" Pada saat upacara dimulai dengan lagu Indonesia Raya ada seorang pejabat, sama sekali tidak menunjukkan hormatnya pada lagu Indonesia Raya," kata dia.

Melihat itu, Fachrul kemudian menghampiri pejabat tersebut dan menanyakan alasannya tidak menghormati lagu Indonesia Raya.

" Saya sebut namanya, `Alfan apakah kamu sakit?` 'Siap tidak pak', `Kamu sakit! Kalau kamu tidak sakit pasti kamu hormat kepada Indonesia Raya, karena kamu pegawai negeri dan kamu adalah abdi negara, kalau kamu tidak hormat, keluar kamu`," ujar dia.

1 dari 4 halaman

Dipersilahkan Keluar

Fachrul menegaskan, kementerian dan lembaga harus menyamakan sikap terkait tanda-tanda radikalisme di lingkungan kerjanya.

" Sikap kita mesti sama. Kalau ada yang bersifat mendukung khilafah-khilafah itu kan mendukung negara lain," ucap dia.

Dia pun mempersilakan apabila ada pejabat atau warga Indonesia yang menyatakan diri mendukung khilafah, untuk keluar dari Indonesia.

" Kamu dibayar Indonesia kamu harus hormat Indonesia, kamu bisa berubah nggak? Kalau keluar Indonesia keluar dari wilayah ini!" kata dia dengan nada tinggi.

2 dari 4 halaman

Menag: Cadar Tak Ada Dasar Hukumnya di Alquran dan Hadis

Dream - Menteri Agama, Fachrul Razi, mengatakan, penggunaan cadar atau niqab sebenarnya tidak memiliki landasan hukum syariat yang kuat.

" Cadar itu tidak ada dasar hukumnya di Alquran maupun Hadis dalam pandangan kami," ujar Fachrul di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis 31 Oktober 2019.

Meski demikian, kata dia, Kementerian Agama tidak melarang penggunaan cadar di kalangan Muslimah. Tapi dia mengingatkan bahwa cadar bukanlah tolok ukur ketakwaan seseorang.

" Kalau orang mau pakai silakan dan itu bukan ukuran ketakwaan orang, bukan berarti kalau sudah pakai cadar takwanya tinggi, sudah dekat dengan Tuhan," ucap dia.

Terkait dengan rencana pelarangan cadar di instansi pemerintahan, Fachrul mengandaikannya dengan ketentuan lepas helm saat masuk kantor instansi. Ketentuan ini diberlakukan dengan tujuan untuk menciptakan keamanan.

" Betulkan dari sisi keamanan, kalau ada orang bertamu ke saya enggak tunjukin muka, enggak mau saya. Keluar Anda," kata dia.

Fachrul juga mengatakan, terjadi kesepakatan di lingkungan Kemenag yang menyatakan penggunaan cadar bukan parameter ketakwaan.

" Semua samain sikap, tidak ada aturan aturan (menggunakan cadar) dan bukan ukuran ketakwaan," tegas Fachrul Razi.

3 dari 4 halaman

Bantah Banyak Pegawai Radikal, Menag: `Kalau 50% Kebangetan`

Dream - Menteri Agama, Fachrul Razi membantah tudingan 50 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai Kementerian Agama (Kemenagtelah ) terpapar radikalisme.

" Itu isu yang tidak betul. Kalau dibilang ada, mungkin ada ya. Tapi kalau 50 persen kebangetan, kalian membuat data seenaknya. Tidak begitu lah ya," ujar Fachrul di Kementerian Agama, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2019.

Mantan Wakil Panglima TNI itu menegaskan akan memberi sanksi tegas bagi karyawan atau PNS di lingkungan Kemenag yang terpapar radikalisme.

" Sekali masuk sudah saya garis bawahi, ada pemikiran khilafah, radikalisme keluar semua, tidak ada yang Kemenag," kata dia.

Dia mengatakan, tidak ada tempat bagi orang-orang yang memiliki pemikiran radikal. Maka dari itu, Fachrul mengimbau kepada semua pihak untuk memerangi masalah radikalisme.

" Kan pesannya Pak Jokowi, deradikalisasi bukan hanya kepada kementerian agama kan, termasuk polisi, tentara, semuanya," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Ditunjuk Jadi Menag, Fachrul Razi: Mungkin Jokowi Dengar Omongan Saya

Dream - Latar belakang profesi Fachrul Razi memang berbeda dengan jabatan menteri yang kini diemban. Purnawirawan jenderal TNI itu kini menduduki kursi Menteri Agama.

Mantan Wakil Panglima TNI itu menduga Presiden Joko Widodo memberinya amanah sebagai Menteri Agama karena kerap mendengar pendapat-pendapatnya selama melakoni kunjungan bersama ke sejumlah daerah.

" Setiap kali kalau ke daerah saya selalu bicara Islam adalah agama yang damai, agama penuh toleransi, jadi kalau ketemu orang Islam yang suka kekerasan berarti ada yang salah," kata Fachrul usai pelantikan menteri di Istana Negara, Rabu 23 Oktober 2019.

Fachrul mengatakan, Islam penuh damai selalu menjadi tema yang dia sampaikan setiap kali menjadi pembicara di daerah-daerah. Selain itu, sejak kecil dia sangat suka membaca buku-buku agama.

Selain alasan tersebut, Fachrul mengatakan Jokowi menaruh perhatian besar terhadap pemberantasan radikalisme. Menurut dia, radikalisme memang menjadi isu yang santer belakangan ini.

" Beliau membayangkan juga potensi-potensi radikalisme cukup kuat dalam beberapa tahun belakangan," kata dia.

Fachrul segera bekerja. Dia akan berdiskusi lebih dulu dengan staf di lingkungan Kemenag terkait banyak hal terutama radikalisme.

" Saya akan balik dulu ke kantor saya, mungkin tanya dulu ke teman-teman, mungkin bisa kita dalami terapi apa yang tepat," kata dia.

Beri Komentar