Ilustrasi Taliban (Shutterstock.com)
Dream - Sejumlah anggota Taliban dilaporkan mendatangi rumah-rumah warga Afghanistan. Mereka mengetuk pintu tiap rumah, meminta warga, termasuk kaum wanita, untuk kembali bekerja.
Dikutip dari The Hill, seorang wanita yang tinggal di Herat mengaku ada tiga orang anggota Taliban membawa senjata mendatangi rumahnya pada Rabu pagi. Dia sempat ditanya mengenai pekerjaan dan penghasilannya.
Wanita yang bekerja di organisasi donasi itu mengatakan, anggota Taliban memintanya bekerja lagi. Meski begitu, dia masih khawatir peluang wanita bekerja sangat kecil ketika Taliban menjalankan pemerintahan.
" Taliban bilang wanita harus bekerja tetapi saya tahu pasti peluang itu akan surut," ujar wanita tersebut.
Pihak Taliban belum memberikan komentar mengenai hal ini. Meski dalam konferensi pers pertama pada Selasa, mereka menyatakan akan menghargai hak wanita untuk belajar dan bekerja.
Sementara Aljazeera melaporkan para pelajar wanita kembali masuk sekolah usai Taliban menguasai Istana Kepresidenan. Para pelajar ini tetap bisa menempuh pendidikan.
" Kami ingin progress seperti negara-negara lain," ujar salah satu pelajar putri, Roqia.
Roqia berharap Taliban dapat menjamin keamanan. Dia pun menyatakan tidak ingin lagi ada perang di negaranya.
" Kami tidak mau perang, kami mau kedamaian negara kami," ka dia.
Wanita dan gadis Herat tampak berjalan dengan bebas di jalanan kota. Meski demikian, masa depan jangka panjang masih dalam ketidakpastian.
Dalam kurun waktu sepekan terakhir, pergerakan Taliban cukup cepat. Mereka mampu menguasai sejumlah daerah Afghanistan sejak Amerika Serikat menarik pasukannya awal tahun ini.
Puncaknya, Kabul dikuasai pada Minggu kemarin. Sesuatu yang tidak pernah terprediksi sebelumnya.
AS mengevakuasi antara 700 dan 800 orang, termasuk lebih dari 100 orang Amerika, pada hari Senin. AS terus mencoba mengevakuasi lebih banyak warga Amerika dan Afghanistan yang mungkin menjadi sasaran kelompok pemberontak.
Dalam konferensi pers pada Selasa, Taliban menginginkan hubungan baik dengan negara-negara lain. Bahkan siap memberikan perlindungan terhadap hak kaum hawa untuk mendapatkan pendidikan dan bekerja, berbeda dari sikap mereka sebelumnya.
Namun, banyak yang khawatir Taliban tidak mengubah sikap mereka sejak terakhir kali memerintah Afghanistan 20 tahun lalu.
Dream - Zarifa Ghafari, wali kota perempuan pertama di Afghanistan pasrah dengan nasibnya setelah kaum milisi Taliban menguasi kembali negaranya. Sang gubernur yang terjun ke dunia politik di usia 26 ini telah siap kehilangan nyawanya ketika sewaktu-waktu ditangkap Taliban.
Menurut Ghafari, kebebasan perempuan mulai terancam sejak Taliban mengusai Kabul. Dia menegaskan takkan lari dari negaranya jika sewaktu-waktu penguasa baru Afghanistan tersebut mendatangi rumahnya.
" Saya duduk di sini menunggu mereka untuk datang. Tidak ada seorang pun yang datang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama keluarga saya dan suami saya. Dan mereka akan mendatangi orang-orang seperti saya dan membunuh saya," tuturnya, dikutip dari New York Times, Rabu 18 Agustus 2021.
Ghafari mengungkapkan tidak bisa pergi dari Afghanistan dan meninggalkan keluarganya menghadapi kemungkinan serbuan Taliban. Lagipula, dia tidak tahu akan pergi ke mana jika kelompok tersebut benar-benar sudah menguasai negaranya.
" Saya tidak bisa meninggalkan keluarga saya. Dan lagipula, ke mana saya akan pergi?" ujarnya.
Tiga minggu lalu, Ghafari masih sangat optimistis dengan masa depan negaranya. Keyakinan ini dikarenakan kepedulian generasi mudanya yang selalu besar terhadap keadaan negaranya.
" Generasi muda di negara ini sangat peduli dengan apa yang tengah terjadi. Mereka memiliki sosial media. Mereka saling berkomunikasi. Saya rasa mereka akan terus berjuang melewati ini dan memperebutkan hak kami. Saya yakin akan ada masa depan untuk negara ini," tutur Ghafari mengutip laman New York Post
Walikota termuda di Afghanistan itu diketahui selamat dari percobaan pembunuhan yang dilakukan Taliban pada November lalu. Namun sayang, sang ayah, Gen Abdul Wasi Ghafari tak selamat saat kejadian tersebut.
Ayah Zarifa, Jenderal Abdul Wasi Ghafari, tewas ditembak pada 15 November tahun lalu. Hingga saat ini, alasan pembunuhan tokoh penting di militer Afghanistan itu belum juga terkuak.
Jenderal Ghafari sendiri terbunuh 20 hari usai Zarifa mengalami percobaan pembunuhan. Wanita itu sudah tiga kali mengalami percobaan pembunuhan akibat dinilai terlalu kritis, terutama pada kelompok Taliban, tetapi selalu gagal.
Mengutip laman Inews.co.uk. Zarifa mendapat kepercayaan untuk membantu Kementerian Pertahanan Afghanistan di Kabul. Dia bertanggung jawab pada kesejahteraan tentara dan masyarakat yang menjadi korban serangan teror.
" Orang-orang muda sadar akan apa yang terjadi. Mereka memiliki media sosial. Mereka berkomunikasi. Saya pikir mereka akan terus berjuang untuk kemajuan dan hak-hak kami. Saya pikir ada masa depan untuk negara ini," ujar Zarifa tiga pekan sebelum Kabul dikuasai Taliban.
Saat ibu kota jatuh, pejabat senior pemerintah telah melarikan diri. Tapi Zarifa dan orang-orang seperti dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.
" Kami berpikir bahwa Kabul tidak akan jatuh ke tangan Taliban," kata seorang anggota Parlemen Afghanistan, Farzana Kochai.
Farzana mengatakan puluhan ribu keluarga melarikan diri ke Kabul sekarang terlantar dan tinggal di jalan-jalan dan taman. Jika kekuasaan dialihkan dari pemerintah ke pemberontak, keluarga-keluarga itu harus kembali ke rumah mereka dan hidup di bawah kekuasaan Taliban.
Ghafari merupakan politikus perempuan yang pertama kali menjadi wali kota di Afghanistan, tepatnya di Maidan Shahr. Dia didaulat menjadi wali kota pada tahun 2018 lalu.
Zarifa Ghafari menulis sejarah pertama sebagai politikus perempuan dan termuda yang pernah menjadi wali kota di Afghanistan.
Dalam kampanyenya, Ghafari berjanji untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di Afghanistan. Namun risiko dari pekerjaannya, diketahui dirinya selalu mendapat ancama dari Taliban ataupun ISIS.
(Sah/Ahmad Baiquni)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari