Dedi Mulyadi Ajak Ngobrol Teteh 'Kopi Plus' (Youtube Kang Dedi Muyadi Channel)
Dream - Tokoh Purwakarta yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, tak lelah membuat publik terkesima. Kali ini, dia menggelar inspeksi mendadak ke kawasan warung remang-remang yang juga menawarkan jasa terselubung 'kopi plus-plus'.
Momen itu diunggah di kanal Kang Dedi Mulyadi Channel. Di video kali ini, Dedi menemui seorang wanita muda yang bekerja sebagai pelayan warung kopi.
Dedi sempat berbincang dengan wanita muda itu. Kepada Dedi, wanita yang disapa Teteh itu bercerita mengenai kehidupannya.
Si Teteh mengaku harus mencari pendapatan sendiri usai bercerai dengan suaminya tiga tahun lalu. Sementara, dia memiliki satu anak dari pernikahannya.
Karena tidak punya pendapatan, Teteh itu terpaksa menjadi pelayan 'kopi plus'. Dia harus melayani pria hidung belang dengan upah Rp300 ribu sekali main.
" Jadi yang Rp300 ribu murni buat Teteh? Tempat enggak bayar?" tanya Dedi.
Dedi menilai tarif tersebut jauh di bawah layak. Karena lazimnya, bisnis hidung belang membutuhkan biaya mahal.
" Iya. Kalau penginapan (bayar), kalau di sini (di warung) enggak dihitung," kata Teteh.
Mendengar penuturan Teteh itu, Dedi meminta berhenti menjalani profesi sebagai pelayan 'kopi plus'. Dia pun menyarankan si Teteh membuka warung di kampung.
" Mau pulang kampung kapan? Sudah ada duitnya belum?" tanya Dedi.
Dedi pun menyerahkan sejumlah uang kepada Teteh itu. Sebagai modal untuk membuka warung.
" Gini aja, saran buat teteh, pasti berat juga jalanin ini. Teteh buka warung lagi, ini bekal buat anak sama jajan anak, Jangan ambil orderan lagi," kata Dedi.
Dedi kembali menekankan agar si Teteh tidak lagi menekuni profesi sebagai pelayan 'kopi plus'. Dia menyakinkan wanita muda itu untuk yakin meninggalkan profesinya.
" Mending buka warung, bawa dalam hatinya, membawa keyakinan bahwa usaha yang akan Teteh jalani pasti ada hambatannya. Tapi hambatan berat itu harus dilawan, enggak boleh menyerah," kata dia.
Dia juga mengingatkan masa depan anak si Teteh yang perlu mendapat perhatian. Apalagi, setiap orang memiliki batasan usia.
" Saya tidak maksud datang untuk menghina kamu, saya ingin mendorong orang-orang yang dalam kesulitan bisa keluar dari kesulitan," ucap Dedi.