SD Negeri Sriwedari No. 197 (Foto: Merdeka.com/Arie Sunaryo)
Dream - SDN Sriwedari No 197 Solo harus merasakan sepinya tahun ajaran baru karena hanya mendapatkan seroang siswa baru, yakni Azzam Maruf Bi Qolbi. Azzam harus duduk sendiri, yang sebenarnya sekolah menyediakan 28 kursi untuk kelas 1.
" Ada dua siswa lainnya yang daftar sebenarnya. Mereka itu bukan ditolak, tapi bagi mereka, SDN Sriwedari hanya menjadi pilihan ke dua. Yang satu masuk di SD Tumenggungan, dan yang satunya masuk SD Mangkubumen," ujar Kepala Sekolah SDN Sriwedari 197, Bambang Suryo Riyadi.
Sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara daring disebut berpengaruh terhadap minimnya pendaftar di SDN Sriwedari. Terlebih dengan berkurangnya warga yang tinggal di sekitar sekolah.
Kawasan di SDN Sriwedari sudah beralih fungsi menjadi perhotelan, perkantoran dan lapangan. Zonasi SDN Sriwedari meliputi Kelurahan Panularan, Penumping, Kemlayan dan Sriwedari.
" Jadi di sini penduduknya sudah banyak berkurang. Dulu banyak, tapi setelah dibangun GOR Sritek Arena, banyak yang pindah," jelasnya.
Tahun lalu, ada lima peserta didik baru di SDN Sriwedari. Namun ada satu siswa yang harus tinggal kelas. Satu siswa ini jarang masuk, sehingga Azzam yang saat ini berusia 6 tahun itu harus sendirian bersama guru di kelas.
Meskipun begitu, Azzam serius mengikuti setiap pelajaran yang diberikan guru kelasnya, Diyan Alfiyana. Bocah asal Kelurahan Panularan itu tak patah semangat.
" Enggak takut, tetap semangat sekolah terus," tegasnya.
Kegiatan belajar mengajar di SDN Sriwedari juga tetap berlangsung seperti biasa. Jam masuk siswa dimulai pukul 7.30 WIB dan berakhir pukul 10.45 WIB. Hanya sistem pembelajarannya lebih mirip les privat.
Minimnya pendaftar peserta didik baru juga dialami sekolah negeri lain di Solo. Berdasarkan data ppdb.surakarta.go.id, ada 28 SD negeri masih kekurangan siswa. Bahkan beberapa sekolah jumlah peserta didik barunya masih kurang dari 10 orang.
Sekolah yang kekurangan siswa di antaranya SDN Ketelan No 12 yang hanya mendapatkan empat siswa, SDN Cinderejo sembilan siswa, SDN Kabangan No 55 sembilan siswa dan SDN Dawung Tengah tujuh siswa, SDN Dukuhan Kerten 15 orang dari dua rombongan belajar (rombel) yang disediakan.
Faktor lain dari miniminya peminat sekolah negeri di Solo adalah karena persaingan dengan sekolah swasta. Sekolah swasta membuka pendaftaran lebih awal.
" Jadi untuk swasta bisa milih siswa, kalau negeri sisa dari swasta," keluh Bambang.
Beredar kabar SDN Sriwedari akan digabungkan dengan SD Panularan atau regrouping untuk mengatasi minimnya.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengakui adanya rencana penggabungan sekolah. " Solusinya untuk SD yang sepi peminat ya regrouping. Ada beberapa nanti ya akan segera kami tindak lanjuti," katanya.
Namun menurut Gibran ada tahapan yang harus diselesaikan, tidak serta merta bisa dilakukan. " Regrouping SD yang sepi peminat nanti mulai tahun 2023 ya, tenang aja," tandasnya.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?

Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota



Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan