Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang diharapkan bisa menekan laju penyebaran virus Sars-CoV-2 masih terus diwarnai kabar hoaks dan informasi menyesatkan di media sosial. Beragam mitos disebarkan sehingga mempengaruhi persepsi masyarakat soal vaksin yang dibutuhkan tersebut.
Satu di antaranya mitos yang beredar adalah bagian lengan penerima vaksin Covid-19 bisa ditempeli benda berbahan besi karena mengandung magnet. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Informasi vaksin mengadung magnet bermula dari agenda seorang wanita menempelkan benda diduga magnet ke lengannya, benda tersebut menempel. Kemudian magnet ditempel kembali ke lengan lainnya, dan tidak menempel.
Pengunggah video memberi keterangan sebagai berikut:
" Pfizer jab and a magnet experiment!
.
No words left to describe this."
Dari hasil penelusuran merdeka.com, video tersebut merupakan hoaks. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul " Covid-19 vaccines do not contain magnetic microchips" diunggah pada 14 Mei 2021, dijelaskan bahwa tidak ada kandungan magnet di dalam vaksin.
Menurut peneliti vaksin yang juga profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, Dr Thomas Hope, tidak ada kandungan magnet dalam vaksin apapun. Sebab vaksin hanya dibuat dari bahan lipid, garam, dan benda kimia yang tetap menjaga pH.
" Itu bahan dasarnya, jadi ini (kandungan magnet) tidak mungkin," kata Dr Thomas Hope.
Otoritas kesehatan di Amerika Serikat dan Kanada menyatakan bahwa, vaksin Covid-19 seperti Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson atau AstraZeneca tidak ada yang berbahan dasar logam.
Selain magnet, informasi itu juga menyebut vaksin Covid-19 terdapat chip pelacak juga merupakan hoaks. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, tidak ada chip pelacak dalam vaksin.
Informasi ada kandungan magnet di dalam vaksin Covid-19 adalah hoaks. Segala jenis vaksin Covid-19 tidak ada yang mengandung magnet hal ini lantaran vaksin berbahan lipid, garam, dan bahan kimia yang tetap menjaga pH.
Sumber: merdeka.com
Dream - Beredar kabar yang menyatakan vaksin Covid-19 mengandung chip yang bisa dimanfaatkan untuk mengontrol manusia. Kabar semacam ini dinilai dapat membuat masyarakat semakin tidak percaya dan menolak vaksinasi.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, menegaskan kabar tersebut adalah informasi bohong.
" Saya tegaskan, bahwa berita itu (chip dalam vaksin), berita bohong. Tidak ada chip di dalam vaksin," ujar Wiku.
Dasar beredarnya kabar bohong tersebut adalah kode garis atau barcode pada kemasan vaksin. Wiku menyatakan barcode tersebut tidak menempel pada orang yang divaksin.
" Kegunaan barcode tersebut semata-mata untuk pelacakan distribusi produk vaksin, dan sama sekali tidak dapat difungsikan untuk melacak keberadaan masyarakat yang telah divaksin," kata dia.
Sementara terkait dengan data penerima vaksin, Wiku menjamin sangat rahasia dan digunakan hanya untuk keperluan vaksinasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 58 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
" Bahwa, kementerian atau lembaga dan badan hukum Indonesia, yang memperoleh data pribadi penduduk, atau data kependudukan, dilarang menggunakan data pribadi penduduk dan atau data kependudukan melampaui batas kewenangannya," ucap Wiku.
Pemerintah saat ini sedang berusaha keras menekan angka penyebaran Covid-19. Sementara masyarakat diminta memberikan dukungan dengan tidak mempercapai berita bohong seputar vaksinasi.
" Kembali saya tegaskan, bahwa Pemerintah bersama tim peneliti terus memantau perkembangan kesehatan para relawan dan hal inilah yang mendasari vaksin Sinovac dinyatakan aman oleh Badan POM," kata Wiku, dikutip dari Covid19.go.id
Advertisement
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Aksi Kakek 74 Tahun Prank Meninggal Dunia Biar Tahu Siapa yang Layat
Kronologi Pencurian Perhiasan 4 Menit di Museum Louvre yang Bikin Geger Prancis
Waspada! 5 Sayuran yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Penyakit Ginjal