Presiden Joko Widodo (Foto: YouTube Sekertariat Presiden)
Dream - Program vaksinasi yang sedang dijalankan pemerintah diwarnai berbagai informasi salah dan hoaks di media sosial. Salah satunya adalah kabar tentang Presiden Joko Widodo yang mengalami kejang usai mendapat suntikan vaksin.
Dalam narasi informasi yang disebarkan di sosial media Facebook, disebutkan Presiden Joko Widodo mengalami kejang-kejang usai diberikan vaksin CoronaVac, Anti-Covid-19 buatan Sinovac.
Dalam keterangan tertulis Kominfo pada artikel 'Laporan Isu Hoaks Terkait Covid-19' pada 18 Januari 2021, unggahan Facebook tersebut berisi narasi sebagai berikut:
" Setelah Disuntik Vaksin Dikabarkan Jokowi Saat Ini Kejang².. Lalu Mati.. ????"
Dalam artikel yang diunggah Kominfo melansir dari medcom.id, disebutkan bahwa Presiden Joko Widodo tidak mengalami kejang-kejang dan meninggal usai diberikan vaksin Sinovac Covid-19. Faktanya, Presiden masih beraktivitas seperti biasa.
Pad 15 Januari 2021 atau tepat 2 hari setelah penyuntikan vaksin, Jokowi masih melakukan aktivitas memimpin rapat terkait pengiriman bantuan. Dalam rapat tersebut Jokowi mengatakan akan mengirikan bantuan berupa perahu karet untuk penanganan banjir.
" Saya tadi sudah menelepon Gubernur Kalimantan Selatan untuk mendapatkan laporan," kata Jokowi di Youtube Sekretariat Presiden.
" Saya juga telah memerintahkan kepala BNPB, Panglima TNI, dan Kapolri untuk secepatnya mengirim bantuan, terutama perahu karet yang sangat dibutuhkan dalam penanganan bencana banjir," sambungnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana alam yang marak di awal 2021. Jokowi juga menyarankan masyarakat untuk memperhatikan peringatan dini bencana alam dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
" Sekali lagi saya mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dari bencana banjir, longsor, karena bulan ini terjadi peningkatan curah hujan yang cukup ekstrim. Perhatikan selalu peringatan dini dari BMKG, saya akan terus memantau perkembangan bencana di Tanah Air," lanjut Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengaku tidak merasakan efek apapun usai disuntik vaksin. Jokowi hanya merasakan pegal di lengan disekitaran area yang disuntik vaksin, dua jam setelahnya.
" Waktu disuntik tidak terasa apa-apa. Tapi setelah dua jam agak pegal dikit," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Januari 2021.
Pegal yang dialami Presiden bagian dari kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, reaksi yang ditimbulkan pasca imunisasi lumrah terjadi.
Vaksinasi menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin. Ada dua jenis reaksi pada vaksinasi, yakni lokal dan sistemik.
Reaksi lokal meliputi nyeri, kemerahan, dan bengkak pada bagian yang disuntik. Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.
Sementara itu, reaksi sistemik, seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala. Reaksi ini bisa terjadi dari komponen vaksin lainnya.
Klaim Presiden Joko Widodo mengalami kejang-kejang dan meninggal usai diberikan vaksin Sinovac Covid-19 adalah salah. Faktanya, Jokowi masih beraktivitas normal seperti biasanya.
Advertisement
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!
Fakta Unik di Ethiopia yang Kini Masih 2018 Meski Dunia Sudah Tahun 2025
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan