Banyak dari postur mereka yang saling melengkapi. Misalnya, hiu mungkin melepaskan sirip dada, melengkungkan punggungnya, dan menggunakan pola berenang khusus sebagai bagian dari tampilan agonistik.
Hiu biasanya menggunakan ketiga tampilan ini ketika mereka ingin sesuatu yang mengejarnya mundur.
Berikut cara hiu berkomunikasi dengan temannya!
Salah satu cara hiu berkomunikasi satu sama lain adalah dengan menganga. Hiu menganga sebagai cara untuk mengancam hiu lain, atau karena merasa kesal.
Hiu putih besar terkenal karena menganga, tetapi mereka bukan satu-satunya hiu yang berbicara seperti ini. Spesies lain, seperti hiu karang Karibia, juga suka menganga.
Cara lain hiu berkomunikasi satu sama lain adalah dengan menampar ekornya.
Perilaku ini biasa terjadi saat hiu bersaing memperebutkan makanan atau mempertahankan makanan.
Tamparan ekor bisa menjadi cara untuk mengatakan, “Mundur, makanan ini milikku”, atau “Aku datang untuk mengambil makananmu!”.
Tamparan tersebut dapat membantu menyampaikan kepada hiu lain seberapa kuat lawannya. Intensitasnya sepenuhnya bergantung pada kekuatan hiu.
Hiu saling menggigit, tapi bukan sebagai tanda agresi. Sebaliknya, perilaku yang tampak aneh ini adalah bagian dari ritual pacaran.
Hiu jantan menggigit untuk menarik perhatian betina. Betina dari berbagai spesies hiu sering kali memiliki bekas luka akibat pertemuan ini, namun bekas gigitannya tidak separah bekas gigitan makan.
Hiu terkadang menjatuhkan sirip dada saat merasakan ancaman. Seiring dengan turunnya sirip, mereka biasanya melengkungkan punggung dan berenang berputar-putar. Ini adalah cara hiu menggunakan bahasa tubuhnya untuk mengatakan, “Pergi”.
Hiu melengkungkan atau membungkukkan punggungnya sebagai cara untuk mengatakan, “Menjauh dariku”.
Dengan kata lain, saat hiu melengkungkan punggungnya, ia membutuhkan ruang. Jika makhluk yang mengejar hiu itu mundur, semuanya akan baik-baik saja.
Namun, jika pengejarnya terus melanjutkan, kemungkinan besar hiu akan menyerang.