Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus terjadi. Pada hari ini, Minggu 11 April 2021, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona di Indonesia.
Penambahan kasus pada hari ini sebanyak 4.127 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Total akumulatifnya hingga saat ini ada 1.566.995 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanah Air.
Untuk penambahan kasus sembuh ada 5.219 orang. Jadi, sampai kini di Indonesia, total akumulatif ada 1.414.507 orang yang sudah berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.
Sementara itu, kasus meninggal dunia pada hari ini bertambah 87 orang. Sehingga, total akumulatifnya terdapat 42.530 pasien di Indonesia yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19. Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB pada Sabtu, 10 April 2021 hingga hari ini di jam yang sama.
Laporan Devira Prastiwi/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Program vaksinasi Covid-19 kini tengah gencar dilakukan pemerintah. Memang, belum semua orang bisa mendapatkannya karena didahulukan untuk mereka yang termasuk prioritas. Antara lain, lansia, tenaga kesehatan, pekerja publik, guru, jurnalis dan pekerja wisata.
Mungkin banyak orang yang ingin segera mendapat vaksin dan tak merasa keberatan jika harus membayar. Hingga kini regulasi pemberian vaksinasi Covid-19 masih diatur negara dan tak boleh dikomersialkan. Pemberiannya pun gratis asalkan sudah masuk dalam daftar kelompok prioritas.

Sebuah kabar beredar di aplikasi chatting yang berisi bahwa vaksin COVID-19 produksi Sinovac bisa didapatkan secara mandiri dengan membayar senilai Rp600ribu, bekerjasama dengan PolarClinic Surabaya dan didukung oleh Kadin, Asproksi serta Dinkes, bertempat di Kadin Surabaya.
Jangan langsung percaya dengan informasi tersebut. Dikutip dari laman Instagram @lawancovid19_id yang dikelola Satgas Covid-19, info tersebut adalah hoax atau berita palsu.
" Pemerintah sejauh ini melarang pemberian Vaksin Sinovac dilakukan secara mandiri," kata dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes.
Hati-hati dengan informasi terkait kesehatan yang beredar tidak melalui kanal-kanal resmi. Seperti postingan di media sosial atau broadcast pesan di aplikasi chatting.
Cek kebenaran sebuah informasi dengan:
1. Kirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500
2. Cek di situs Kementerian Kominfo di https://komin.fo/inihoaks atau https://turnbackhoax.id dan https://cekfakta.com.
3. Cek dan buktikan hoaks terkait COVID-19, kunjungi https://s.id/infovaksin
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Beberapa negara telah memberlakukan embargo vaksin lantaran terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Kondisi ini berdampak pada cadangan vaksin yang diperoleh Indonesia dari negara-negara prodosen.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan Indonesia hanya mendapatkan 20 juta dosis vaksin untuk bulan Maret dan April melalui skema kerja sama multilateral. Padahal seharusnya jatah Indonesia sebanyak 30 juta dosis.

" Jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis, atau totalnya 2 bulan adalah 30 juta dosis, kita hanya bisa dapat 20 juta dosis, atau dua pertiganya," ujar Budi dalam konferensi pers disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Budi mengatakan banyak negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 baik di Eropa, Amerika, maupun Asia sendiri. Seperti India, Filipina, Papua Nugini, maupun Brasil yang malah mengalami lonjakan gelombang ketiga (third wave).
" Akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi-lokasi tersebut yang terjadi lonjakan ketiga atau third wave mengarahkan agar vaksinnya tidak boleh keluar, hanya boleh dipakai di negara masing-masing," kata Budi.
Hal ini berdampak pada laju vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Budi menjelaskan kecepatan vaksinasi terpaksa melambat lantaran suplai vaksin Covid-19 berkurang.
" Laju vaksinasinya, mohon maaf, agak kita atur kembali sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya," kata Budi.
Agar kondisi ini tidak berlangsung lama, kata Budi, Pemerintah tengah mengupayakan negosiasi dengan produsen vaksin. Ini agar kebutuhan vaksin dalam negeri dapat segera terpenuhi.
" Mudah-mudahan di bulan Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya, terus meningkat," kata dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Prabowo Tinjau Banjir: Negara Kita Kuat Sekarang, Mampu untuk Mengatasi

Nenek Ini Inging `Rekrut` Anak Baru, Tawarkan Apartemen dan Gaji Bulanan

Prabowo Subianto Tiba di Tapanuli, Tinjau Wilayah Terdampak Banjir

Asyik! Naik Whoosh Diskon Hingga 50% Untuk Pelajar di Musim Liburan

Jadi Bantuan Medis Internasional Pertama, Malaysia Kirim 2 Juta Pieces Obat ke Aceh


Pemerintah Kirim 11 Helikopter ke Wilayah Aceh dan Sekitarnya

Curah Hujan Masih Tinggi, Aceh Ditetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Survei: Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Baru 65,4%

Hore! KAI Tawarkan Diskon 30 Persen Libur Nataru, Berikut Daftar Lengkap Kereta dan Syaratnya

Prabowo Tinjau Banjir: Negara Kita Kuat Sekarang, Mampu untuk Mengatasi

Nenek Ini Inging `Rekrut` Anak Baru, Tawarkan Apartemen dan Gaji Bulanan

Prabowo Subianto Tiba di Tapanuli, Tinjau Wilayah Terdampak Banjir