Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kasus seseorang meninggal karena durian kembali terulang. Adie Syarifudin, pengemudi angkot di Curug, Kabupaten Tangerang, Minggu, 20 Januari 2019.
Adie ditemukan meninggal di dalam angkotnya. Darah tampak tercecer di wajah pria asal Ciamis, Jawa Barat ini.
Kasat Reskrim Tangerang Selatan, AKP Alexander mengatakan, peristiwa ini bermula saat rekan korban sesama pengemudi angkot menanyakan keberadaan Adie.
" Awalnya diketahui oleh rekannya, mau menanyakan kenapa enggak narik. Pas dicek, korban berada di dalam mobil dan wajahnya penuh darah. Dari penemuan itu, rekan-rekan korban melaporkan kejadian itu kepada kami," ujar Alexander, dilaporkan Merdeka.com, Senin, 21 Januari 2019.
Pemeriksaan polisi, kata Alexander, memastikan tak ada bekas luka akibat benda tajam atau tumpul pada tubuh Adie. Tetapi, berdasarkan rekan-rekannya, mereka baru saja pesta durian.
" Korban ini cukup banyak memakan durian kalau cerita teman-temannya, didukung keterangan keluarga yang menyebutkan korban mengidap darah tinggi," ujar dia.
Alexander menyebut, keluarga menolak visum yang dilakukan polisi. Keluarga menerima kematian Adie karena penyakit. Jenazah Adie rencananya akan dimakamkan di Ciamis.
(ism, Sumber: Merdeka.com/Kirom)
Dream - Seorang pemuda ditemukan meninggal di sebuah rumah di Perumahan BTN Bungoro Indah Permai, Katapang, Bungoro, Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Mayat pemuda itu terbujur kaku di atas tempat tidur di lantai 2 rumah itu.
Penemuan itu terjadi pada Rabu, 2 Januari 2019 sekitar pukul 10.00 WIB. Jenazah kemudian disemayamkan di rumah duka.
Salah satu kerabat, Hariyanto, mengatakan pemuda itu bernama Baharuddin, 27 tahun yang merupakan keponakannya. Menurut dia, penemuan mayat Baharuddin berawal dari kecurigaannya.
" Terakhir semalam (Selasa malam, 1 Januari 2019) saya ketemu, dia sudah makan durian tiga biji, kemudian tidur," kata Hariyanto, dikutip dari Fajar Online.
Setiap hari, kata Hariyanto, keponakannya selalu bangun pagi untuk sholat Subuh. Tetapi, pada Rabu pagi, Baharuddin tidak juga keluar kamar.
" Paginya dia belum keluar kamar, akhirnya kita dobrak dan ternyata sudah seperti itu keadaannya," kata Hariyanto.
Kapolsek Bungoro, Kompol Asfa, kematian Baharuddin terjadi secara tiba-tiba. Apalagi, pemuda asal Majene, Sulawesi Barat ini sebelumnya sempat bersama keluarga sang paman menikmati durian.
Berdasarkan penuturan keluarga, Baharuddin tidak memiliki riwayat sakit keras.
" Kematiannya ini diperkirakan sekitar 10-12 jam lalu," kata Asfa.
Menurut Asfa, ditemukan lebam pada tubuh korban. Tetapi dia menyatakan lebam tersebut bukan karena pukulan benda tumpul melainkan kematian sudah terjadi cukup lama.
" Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," kata dia.
Lebih lanjut, Asfa mengatakan pihaknya hendak melakukan otopsi terhadap jenazah Baharuddin. " Tetapi keluarga korban menolak," kata dia.
(Sah/ Sumber: Fajar Online)
Dream - 5 ekor harimau yang diduga Harimau Sumatra terlihat masuk ke areal perkebunan durian milik warga di Dusun Lubuk Dingin, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.
Melansir merdeka.com, Kepala BKSDA Sumsel Genman S Hasibuan mengungkapkan, laporan itu disampaikan warga saat tak sengaja melihat sekelompok Harimau keluar masuk perkebunan untuk mencari durian yang jatuh.
" Ada laporan warga yang sedang menunggu durian jatuh melihat lima ekor harimau Sumatera, dua ekor anakan dan tiga indukan. Warga bilang harimau-harimau itu sering makan durian yang jatuh," ungkap Genman, Kamis 17 Januari 2019.
Menanggapi laporan warga, petugas BKSDA setempat memasang kamera trap untuk memastikan keberadaan Harimau. Terdapat 4 kamera di titik-titik yang menjadi tempat perlintasannya.
" Kami belum yakin bahwa yang disampaikan masyarakat tersebut adalah harimau. Kami masih menunggu kepastian hasil jebak yang dipasang," ujarnya.
Meski belum disimpulkan adanya habibat harimau Sumatera di sana, pihaknya mengimbau masyarakat setempat untuk waspada saat masuk hutan.
Masyarakat juga diminta tidak melakukan perburuan atau mencelakai hewan dilindungi itu.
" Petugas sudah turun ke lokasi. Segera melapor ke petugas jika kembali melihatnya, bisa kita tindaklanjuti," tutupnya.
Seperti diketahui, Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies terakhir yang hidup di Indonesia. Sang Raja Hutan ini termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah
Meski berstatus dilindungi, akan tetapi kehidupan harimau sumatera tak pernah lepas dari berbagai ancaman.
Perburuan dan alih fungsi hutan, yang terus terjadi, menyebabkan ruang gerak kucing besar ini kian terbatas.
(ism, Merdeka.com)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah