© MEN
Dream - Pemeerintah memastikan tidak akan memberi vaksin Covid-19 yang kadaluwarsa kepada masyarakat. Semua vaksin yang diberikan dipastikan aman dan belum melewati masa simpan berakhir.
" Pemerintah tidak akan memberikan vaksin yang masa simpannya habis. Hal ini untuk memastikan keamanan dan khasiat vaksin," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Kemkes.go.id, Sabtu 20 Maret 2021.
Sebelumnya, beredaar informasi yang menyebut vaksin Covid-19 buatan Sinovac akan kadaluwarsa pada 25 Maret 2021. Namun, Nadya memastikan vaksin Sinovac yang masa simpannya hanya sampai Maret 2021 sudah habis direstribusikan untuk vaksinasi tenaga medis dan petugas pelayanan publik.
Vaksin Sinovac yang datang tahap pertama berjumlah 3 juta dosis: terdiri dari 1,2 juta dosis vaksin tiba awal Desember dan 1,8 juta dosis vaksin tiba pada akhir Desember 2020. Vaksin ini diproduksi September hingga November 2020 dengan shelf life atau masa simpan dari produsen selama 3 tahun.
Menurut dia, vaksin yang dipermasalahkan itu bukan kadaluwarsa, melainkan shelf life yang hanya berlaku selama 6 bulan sesuai dengan data stability produk dari BPOM. Ketentuan ini sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah dengan tidak begitu saja menerima data dari produsen.
" Kemenkes mengikuti keputusan Badan POM. Sejak awal, kami menjaga agar penggunaan vaksin Sinovac dalam rentang shelf life atau masa simpan sesuai yang disampaikan oleh Badan POM,'' tutur Nadia.
Karena vaksin tahap pertama telah habis, vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan oleh pemerintah untuk vaksinasi tahap ke dua bagi kelompok lansia dan tenaga pelayanan publik, menggunakan vaksin produksi Sinovac yang datang di tahap berikutnya dalam bentuk bulk lalu diproses oleh Biofarma.
Adapun masa simpan vaksin yang 1,2 juta vaksin hingga 25 Maret 2021, sementara 1,8 juta dosis vaksin memiliki masa simpan hingga Mei 2021. Namun demikian, vaksin tersebut telah habis digunakan untuk vaksinasi bagi tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik.
Untuk vaksin ke dua, memiliki tampilan fisik yang berbeda dengan vaksin pertama, karena yang sekarang ukurannya jauh lebih besar dari sebelumnya.
" Kemasannya berbeda dengan yang pertama. Sama-sama berbentuk vial, tetapi vial ini bisa disuntikkan untuk 9-11 orang dengan setengah cc," ucapnya.
Perbedaan kemasan ini sekaligus memastikan bahwa sudah tidak ada lagi vaksin COVID-19 tahap pertama dari Sinovac yang masih beredar.
" Masyarakat tidak perlu khawatir, karena Pemerintah tentunya akan menjamin keamanan, khasiat, dan mutu vaksin yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia," imbuh dia.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi