Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Polisi menyatakan bahwa anggotanya yang terlihat dalam video unggahan akun Instagram @augiefantinus bukanlah calo tiket ajang Asian Para Games 2018 di Kompleks Stasion Utama Gelora Bung Karno.
" Saya tegaskan tidak benar (polisi jadi calo tiket), itu bukan calo," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Roma Hutajulu, di Jakarta, Jumat 12 Oktober 2018.
Menurut Roma, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata polisi dalam video itu bermaksud melakukan refund. Namun, ternyata tidak bisa menukarkan kembali tiketnya, sehingga tetap dia pegang.
" Setelah saya cek, tiket yang dia beli itu mau di-refund, karena tak bisa tiketnya dipegang lagi," tambah dia. Roma menuturkan, saat kejadian itu, ada juga panitia dari Inapgog yang berada di samping polisi tersebut.
Saat ini, kata Roma, polisi tengah menyelidiki siapa orang yang mengunggah video tersebut untuk dimintai klarifikasi. " Kami lagi cari tahu pemilik IG tersebut untuk kita klarifikasi," ujar dia.
Dream - Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, memuji keputusan pejudo Indonesia, Miftahun Jannah, yang tetap mempertahankan hijab hingga didiskualifikasi dalam ajang Asian Para Games 2018.
" Keren," kata Imam dalam video yang diunggah ke akun Instagram, @nahrawi_imam, diakses Selasa, 9 Oktober 2018. Imam Nahrawi bertemu dengan Miftahul Jannah setelah atlet asal Aceh itu dilarang tampil.
Miftahul Jannah didiskualifikasi sesaat menjelang pertandingan kelas 52 kilogram melawan pejudo asal Mongolia, Gantulga Oyun, pada Senin 9 Oktober 2018. Namun dia menolak melepas hijab sehingga tak diperbolehkan bertanding.
Miftah mengatakan, keputusan itu memang melanggar regulasi yang ditetapkan Federasi Judo Internasional. Tapi, dia puas karena memegang prinsip yang dianutnya.
" Regulasinya seperti itu, tapi prinsip Miftah pun, harus tetap Miftah jalanin," ujar Miftah.
Meski gagal berlaga, Miftah akan mendukung teman-temannya sesama atlet. Dia juga meminta masyarakat untuk mendukung perjuangan atlet para games 2018.
" Buatlah teman-teman jadilah kebanggaan raihlah medali sebanyak-banyaknya," ujar dia.
Dream - Suparniyati memang meraih emas dari cabang Tolak Peluru dalam ajang Asian Para Games 2018. Namun dia tak puas karena gagal memecahkan rekor tolakan yang sebelumnya dia catatkan.
Pada ajang yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Senin 8 Oktober 2018, Suparniyati turun pada kelas F20. Atlet asal Riau tersebut mencatatkan tolakan sejauh 10,75 meter.
Saat melewati mixed zone setelah lomba, raut kecewa terlihat dari wajah atlet tunagrahita itu. Dia tidak puas karena tolakan yang dilakukannya masih di bawah catatan terbaik saat latihan.
“ Tolakan saya buruk sekali, soalnya saya tidak memecahkan rekor saya sendiri. Waktu di Malaysia saya mencatatkan 11,03 meter, tapi tadi turun di 10,75,” ujar Suparniyati dikutip dari Bola.com.
“ Waktu latihan saya bisa melakukan tolakan 11 meter, tapi tidak tahu kenapa di sini turun. Niat saya adalah memecahkan rekor sendiri, tapi saat bertanding malah turun,” imbuh dia.
Suparniyati mengaku, masalah nonteknis menjadi faktor yang memengaruhi penampilannya. Dia grogi karena baru pertama kali tampil di Asian Para Games.
“ Tadi malam saya tidak bisa tidur karena ini event-nya berbeda. Baru satu kali tampil di Asian Para Games, jadi ada rasa takut. Saya gemetaran tadi,” ujar Suparniyati, sembari tertawa.
Advertisement
Keseruan DIY Mirror Clay Bareng GENDES di Campus Beauty Fair
Romantis Berujung Nangis Bareng, El Rumi Lamar Syifa Hadju di Swiss
Pemicu Stroke Mendadak, Kondisi Mematikan yang Datang Tanpa Disadari
Foto Nisya Ahmad Kecil Mirip Banget Lily, Netizen: Memang Sudah Takdir
Jepang Butuh 400 Ribu Tenaga Kerja Tiap Tahun, Peluang Pekerja Migran Makin Besar
Penasaran Suasana Kuliah, Kakek 60 Tahun Wujudkan Impian Jadi Mahasiswa
Berawal Dangdut Keliling, Ini Sumber Penghasilan Ayu Ting Ting yang Kini Jadi Artis Tajir
Diet Telur yang Benar Efektif Turunkan Berat Badan, Pastikan Perhatikan Hal Ini
Keseruan DIY Mirror Clay Bareng GENDES di Campus Beauty Fair
Romantis Berujung Nangis Bareng, El Rumi Lamar Syifa Hadju di Swiss
Pemicu Stroke Mendadak, Kondisi Mematikan yang Datang Tanpa Disadari