Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 25 September 2025 14:05
Viral Kritikan Keras Menu MBG yang Kurang Lokal dari Ahli Gizi
Dokter Tan menyoroti ada menu MBG yang isinya ternyata makanan ultra proses, di mana nilai gizinya sangat rendah.

DREAM.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung oleh Pemerintahan Presiden Prabowo tengah memicu kritikan banyak pihak.Meski menuai dukungan dari sebagian masyarakat karena dianggap sebagai solusi mengurangi angka stunting dan meningkatkan gizi anak, program ini juga memicu kritik dari para ahli, termasuk dari aspek anggaran, keamanan pangan, nilai gizi, hingga minimnya sentuhan kearifan lokal.

Salah satu kritikan yang tajam datang dari dr. Tan Shot Yen, yang juga seorang ahli gizi. Pada Senin 22 September lalu, dr. Tan bersama dengan GKIA (Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak), CISDI (Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives)
dan JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) melakukan audiensi dengan Komisi IX DPR RI.

Dokter Tan menyoroti ada menu MBG yang isinya ternyata makanan ultra proses, di mana nilai gizinya sangat rendah.

“ Hentikan distribusi makanan kering yang mengacu pada produk industri sebagai UPF (Ultra-Processed Food),” kata dr. Tan di awal pernyataannya.

 

 

1 dari 3 halaman

Menekankan Menu Makanan dari Bahan Lokal

Ia juga mengkritisi karena menu-menu MBG yang kurang menggunakan bahan-bahan lokal. Dokter Tan menyarankan agar menu dirancang berdasarkan makanan lokal setempat dengan bahan yang mudah didapat di daerah tersebut.

Program Makan Bergizi Gratis

“ Alokasikan menu lokal sebagai 80% isi MBG di seluruh wilayah. Saya pengen anak Papua bisa makan ikan kuah asam. Saya pengen anak Sulawesi bisa makan kapurung. Tapi yang terjadi dari Lhok Ngah sampai Papua yang dibagi adalah burger!," tegas dr. Tan.

 

 

2 dari 3 halaman

Dokter Tan juga menyoroti beberapa menu MBG yang disajikan banyak menggunakan tepung terigu. “ Di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia. Gak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia,” ujar dr. Tan, menyinggung minimnya edukasi soal bahan pangan lokal.

Program Makan Bergizi Gratis

Kekhawatiran yang muncul adalah ketergantungan pada pangan berbasis tepung dan olahan industri tidak hanya mengancam kesehatan anak-anak dalam jangka panjang, tapi juga bisa mengikis identitas kuliner lokal. Video dokter Tan ini viral di berbagai media sosial di tengah program MBG yang kini tengah banyak menjadi sorotan publik.

3 dari 3 halaman

Beri Komentar