Viral Penampakan Akses Jalan ke Rumah Penjual Sate di Bekasi yang Ditutup Tembok Hotel: Sempat Diancam Kalau Tidak Jual Rumah

Reporter : Sugiono
Kamis, 13 Juli 2023 14:36
Viral Penampakan Akses Jalan ke Rumah Penjual Sate di Bekasi yang Ditutup Tembok Hotel: Sempat Diancam Kalau Tidak Jual Rumah
Akibat akses jalan ditutup hotel, pasangan lansia Ngadenin, 63 tahun dan Nurhidayati, 54 tahun, harus melewati gang sempit yang sebenarnya adalah got untuk ke rumah mereka.

Dream - Kasus jalan ke rumah terhalang oleh tembok yang sengaja dibangun tetangga sepertinya marak terjadi akhir-akhir ini.

Setelah kasus penembokan akses ke rumah 11 KK di Ponorogo, kini hal serupa menimpa seorang kakek di Bekasi, Jawa Barat.

Pasangan lansia Ngadenin, 63 tahun dan Nurhidayati, 54 tahun, harus melewati gang sempit yang sebenarnya adalah got untuk ke rumah mereka.

Viral rumah tukang sate tak punya akses jalan ditutup hotel

Rumah pasutri dengan kondisi memprihatinkan tersebut beralamat di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03/04 Jati Cempaka, Pondok Gede, Kota Bekasi.

Setiap hari mereka harus melewati got becek dan bau untuk keluar masuk kediaman mereka yang tertutup tembok hotel.

1 dari 6 halaman

Terlihat pada tayangan kanal YouTube ALE Coward, rumah Ngadenin terkurung oleh tembok hotel setinggi 15 meter.

Viral rumah tukang sate tak punya akses jalan ditutup hotel

Sementara jalan satu-satunya untuk pergi keluar rumah adalah melalui saluran got sepanjang 60 meter dengan lebar 2 meter.

Viral rumah tukang sate tak punya akses jalan ditutup hotel

Karena setiap hari jalan lewat saluran got, Ngadenin dan Nurhidayati harus memakai sepatu boot agar kaki mereka tidak basah dan kotor.

2 dari 6 halaman

Ngadenin mengaku dia hanya bisa pasrah dengan kondisinya itu. Padahal dia tinggal lebih lama daripada hotel yang baru berdiri 3 tahun lalu.

Pria yang berprofesi sebagai penjual sate ini mengaku sudah tinggal di rumahnya selama 24 tahun atau sejak 1999 silam.

Karena kewalahan harus bolak balik melewati got yang bau dan becek, Ngadenin dan istri lebih banyak tinggal di warung satenya yang berjarak 100 meter dari rumahnya.

3 dari 6 halaman

Sebelum tinggal di rumah yang aksesnya tertutup tembok hotel, Ngadenin menghuni rumah yang jadi satu dengan warung satenya yang berada di pinggir jalan.

Viral rumah tukang sate tak punya akses jalan ditutup hotel

Waktu itu warung sate Ngadenin berada di samping warung ayam bakar tetangganya. Tapi warung tersebut dijual ke pihak hotel.

Mungkin dengan alasan pengembangan, pihak hotel kemudian juga membeli rumah Ngadenin. Tapi pria ini mengaku pihak hotel membelinya disertai ancaman.

4 dari 6 halaman

Ngadenin sebenarnya tidak mau menjual rumahnya karena ditawar dengan harga rendah. Namun karena takut dengan ancaman pihak hotel, Ngadenin terpaksa menjualnya.

Viral rumah tukang sate tak punya akses jalan ditutup hotel

" Kalau enggak mau jual ke dia (pihak hotel), nanti saya ditakut-takuti akan dikurung, ditutup (jalannya). Akhirnya saya nyerah," ujarnya.

Menurut Ngadenin, harga yang ditawar pihak hotel sangat rendah. Bahkan setengahnya saja tidak cukup kalau untuk membeli rumah pengganti.

5 dari 6 halaman

Dengan uang hasil penjualan itu, Ngadenin membeli rumah yang sekarang ditempatinya. Saat itu, pemilik rumah pernah bilang kalau tanah sekitarnya merupakan tanah wakaf.

Tapi betapa terkejutnya Ngadenin ketika tiba-tiba tanah wakaf itu sudah dikuasai pihak hotel. Jalan di depan rumahnya juga ikut jadi hak milik hotel.

Viral rumah tukang sate tak punya akses jalan ditutup hotel

" Saya beli di sini awalnya ada jalan, katanya sudah diwakafkan. Tapi akhirnya dijual semua ke hotel sama jalannya saya enggak tahu," katanya.

Ngadenin mengaku sempat ditawarkan sistem tukar guling dengan rumah pengganti yang disediakan pihak hotel.

Tapi dia menolak karena rumah pengganti tersebut jauh. Selain itu, kondisinya tidak layak dan rawan banjir.

6 dari 6 halaman

Ngadenin mengatakan dia sudah tidak nyaman tinggal di rumahnya sendiri karena tertutup bangunan hotel.

Dia lebih memilih tinggal di warungnya untuk menjalankan aktivitas sehari-hari karena tak memungkinkan kembali ke rumah.

Hingga saat ini belum ada pihak dari pemerintah yang bersedia menjadi mediator permasalahan yang dihadapi Ngadenin.

Pria lansia ini hanya berharap pemerintah bisa turun tangan membantu permasalahannya agar hidupnya bisa tenang.

Beri Komentar