Viral! Rumah Ini Tak Mau Mengalah, Berdiri di Tengah Jalan Utama

Reporter : Sugiono
Minggu, 4 Juni 2023 10:20
Viral! Rumah Ini Tak Mau Mengalah, Berdiri di Tengah Jalan Utama
Terjadi fenomena unik yakni sebuah rumah yang tidak mau pindah, berdiri kokoh di tengah jalan raya.

Dream - Kasus pemilik rumah yang tidak mau mengalah demi kepentingan umum tampak dalam video yang diiunggah akun Instagram @samarindaku ini.

Viral rumah di tengah jalan raya.

Dalam video itu terjadi fenomena unik yakni sebuah rumah yang tidak mau pindah, berdiri kokoh di tengah jalan raya.

Terlihat bangunan rumah yang cukup besar, lengkap dengan halamannya itu benar-benar berada di tengah jalan.

1 dari 10 halaman

Keberadaan rumah tersebut hampir saja menutup total akses jalan sehingga sedikit mengganggu perjalanan para pengendara.

Viral rumah di tengah jalan raya.

Di depan dan belakang rumah tersebut ditumbuhi pohon besar yang cukup lebat sehingga membuat jalan di sebelahnya hampir tak bisa dilalui.

Viral rumah di tengah jalan raya.

Beruntung masih ada jalan dibagnun di sebelahnya, meski hanya muat untuk dilintasi sebuah mobil dan tidak bisa digunakan sebagai dua jalur.

2 dari 10 halaman

Sayangnya, tidak disebutkan di mana lokasi jalan tempat rumah itu berdiri. Yang jelas kasus rumah halangi jalan raya ini tidak terjadi di Indonesia.

Viral rumah di tengah jalan raya.

Meski demikian penampakan pembangunan jalan harus mengalah ke rumah yang tak mau digusur ini mengundang perhatian netizen.

" Dia gak mau pindah, soalnya mau buka warung makan dan penginapan. Jadi waktu di perjalanan kelaparan dan capek bisa pada mampir malah jadi rest area tuh."

" Even pake alasan rumah peninggalan leluhurnya atau lainnya, tapi kalau demi kepentingan orang banyak ya mau gamau harus ngalah. Kalo ga mau kehilangan properti, tanahnya aja yang digerakin jadi sistem sewa."

" Egois, gamau ngalah demi kepentingan bersama."

" Apa ini yg namanya tidur di tengah jalan."

" Bikin jembatan aja, biar rumahnya di bawah jembatan."

Sumber: Instagram

4 dari 10 halaman

Keluarga Ini Tolak Pindah Rumah Meski Ditawari Uang Rp491 Miliar oleh Pengembang

Dream - Keluarga Zammit yang tinggal di Sidney, Australia, tetap menolak menjual tanah dan rumah mereka kepada pengembang, meski ditawari uang sebesar AUD50 juta atau sekitar Rp491 miliar.

Keluarga Zammit memilih terus hidup di tanah seluas lima hektare, meskipun ada godaan uang dan tekanan dari pengembang yang telah mengubah sekeliling rumahnya menjadi properti perumahan.

Dikutip dari Oddity Central, rumah keluarga Zammit tampak seperti replika miniatur Central Park New York jika dilihat dari atas. Dan seperti sebuah oasis hijau yang dikelilingi deretan rumah abu-abu yang hambar.

rumah keluarga zammit

5 dari 10 halaman

Keluarga Zammits tidak berniat untuk pindah meskipun mereka mengakui bahwa daerah tersebut tidak seindah dulu.

“ Dulunya adalah tanah pertanian yang dihiasi dengan rumah dan pondok bata merah kecil,” kata Diane Zammit yang berusia 50 tahun kepada Daily Mail

“ Setiap rumah itu unik dan ada begitu banyak ruang, tapi sekarang tidak lagi. Itu tidak sama,” lanjutnya.

Properti milik keluarga Zammit seluas 5 hektare itu bernilai sekitar US$3 juta pada 11 tahun yang lalu, berdasarkan harga rumah tetangga pada tahun 2012.

Sikap keluarga ini mendapat pujian dari agen real estate lokal dan tetangga mereka, yang senang memiliki oasis hijau di lingkungan ramai mereka.

“ Saya sangat senang mereka menolak untuk menjual, itu berarti kami memiliki cul-de-sac yang jauh lebih aman untuk anak-anak kami, dan halaman luas mereka di sebelah kami membuat kami merasa memiliki begitu banyak ruang,” kata seorang tetangga. 

“ Tetangga kami tidak mendapatkannya karena rumah-rumah lain sangat berdekatan. Kami sangat berterima kasih! Saya harap mereka tetap tinggal,” lanjutnya.

6 dari 10 halaman

Sebuah video timelapse yang menunjukkan perubahan area di rumah tersebut pun viral. Di mana rumah keluarga Zammit tetap eksis, sementara di sekelilingnya mengalami perubahan dari tanah pertanian, dirombak menjadi tanah coklat hingga dibangun perumahan dengan atap abu.

" Fakta bahwa kebanyakan orang menjual habis bertahun-tahun yang lalu, orang-orang ini bertahan, semua pujian untuk mereka," kata Taylor Bredin, seorang agen real estat, kepada 7News.

Dia memperkirakan bahwa tanah itu cukup besar untuk 50 rumah berukuran 3.200 kaki persegi dan masing-masing akan bernilai 1 juta dolar Australia, atau hampir US$700.000.

7 dari 10 halaman

Keluarga Ini Tolak Pindah dari Apartemen yang Dikelilingi Jalan Layang Super Sibuk, Padahal Ditawari Uang Miliaran, Ini Potretnya

Dream - Posisi gedung apartemen ini begitu menarik perhatian. Rumah bertingkat itu berada di tengah jembatan layang yang sibuk.

Gedung apartemen 8 lantai ini terkenal dengan sebutan 'Nomor 28 di Yongxing Jie'. Posisinya menjadi daya tarik tidak biasa di Guangzhou, China. 

Cerita 'Nomor 28 di Yongxing Jie' dapat ditelusuri kembali ke 2008, ketika sejumlah bangunan di Distrik Haizhu Guangzhou dijadwalkan dibongkar untuk memberi ruang bagi jalan baru. 

Sebagian besar penghuni mencapai kesepakatan dengan pengembang dan memutuskan untuk menjual rumah mereka lalu pindah.

8 dari 10 halaman

apartemen

Namun tiga penghuni dari gedung apartemen berwarna kuning itu melakukan tawar-menawar yang alot, mereka menolak untuk meninggalkan rumah kecuali tuntutan mereka dipenuhi. 

Pada akhirnya, pengembang memutuskan untuk mengabaikan negosiasi dan malah membangun jalan layang di sekitar gedung. 

Gedung apartemen tersebut sempat menjadi pemberitaan internasional pada tahun 2015, ketika anomali perkotaan terekam dalam foto Terowongan Zhoutouzui yang baru diresmikan.

9 dari 10 halaman

apartemen

Orang-orang lebih tertarik pada rumah kuning yang terisolasi di tengah jalan layang daripada terowongan canggih, dan ketahanan tiga penghuninya yang tersisa menjadi topik berita.

Menurut sebuah artikel tahun 2017 oleh That's Mags, satu-satunya penghuni gedung apartemen delapan lantai yang tersisa adalah Guo Zhiming dan saudara laki-lakinya.

Mereka menolak untuk pindah dari rumah seluas 30 meter persegi. Meskipun hampir tidak ada peluang untuk mendapatkan kompensasi dari pengembang setelah pembangunan jalan layang yang melingkari.

10 dari 10 halaman

apartemen

Saat itu, apartemen Guo masih dialiri air dan listrik, dan terkoneksi dengan stasiun bus serta supermarket yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.

“ Sebagian besar penduduk menerima sekitar RMB400.000 (Rp854 juta) pada tahun 2011, yang pada saat itu cukup bagi mereka untuk membeli apartemen bekas. Jadi sebagian besar mengambil uang itu untuk membeli rumah lain,” kata Guo kepada Southern Metropolis Daily.

Sumber: Oddity Central

 

Beri Komentar