Taliban Main Bombomcar (Twitter)
Dream - Taliban berhasil merebut Kabul, kota yang menjadi basis terakhir Pemerintah Afghanistan, pada Senin waktu setempat. Jatuhnya Kabul menandai beralihnya kekuasaan Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.
Sejumlah video beredar di media sosial, memperlihatkan aksi para milisi Taliban setelah menguasai Kabul. Sebagian dari mereka masuk ke taman hiburan dan bermain sepuasnya.
Video-video tersebut tersebar di Twitter lewat sejumlah akun. Salah satu video memperlihatkan sejumlah milisi Taliban sedang asyik bermain bumper car atau bombom car, seperti diunggah akun @Super70sSports.
Di video itu terlihat anggota Taliban mengendarai bombom car. Sebagian di antara bahkan masih memegang senjata laras panjang.
Update: the Taliban has now taken over the bumper cars. pic.twitter.com/lbYTFEY3le
— Super 70s Sports (@Super70sSports)August 16, 2021
Video lain yang diunggah akun @Mediavenir milik media yang berbasis di Prancis. Di video itu, sejumlah anggota Taliban sedang bermain komidi putar.
🇦🇫 #Afghanistan : d’autres images de la prise de contrôle du parc par les #talibans. (témoins) #Kabul #Kaboul pic.twitter.com/oqzb07KOLb
— Mediavenir (@Mediavenir)August 16, 2021
Sementara akun @AsaadHannaa mengunggah video anggota Taliban sedang berolahraga di dalam ruangan gym di sebuah rumah pejabat di Kabul. Mereka memanfaatkan alat-alat tersebut untuk berolahraga.
Trying to be “ fit for governing”
Taliban in Afghanistan working out in the presidential palace’s gym. pic.twitter.com/s441sb6e35— Asaad Hanna (@AsaadHannaa)August 16, 2021
Ribuan warga Afghanistan dilaporkan kabur dari sejumlah kota menyusul perebutan kekuasaan oleh Taliban. Mereka khawatir Taliban akan menerapkan hukum ketat dan tidak manusiawi seperti yang terjadi ketika kelompok ini menguasai Afghanistan 20 tahun lalu.
Sebagian orang berkerumun di Bandara Internasional Hamid Karzai, berharap bisa menyelamatkan diri ke luar negeri. Mereka sampai menumpang pesawat milik Angkatan Udara Amerika Serikat lantaran penerbangan sipil dihentikan begitu Kabul dikuasai Taliban.
Dilaporkan sebanyak lima warga Afghanistan meninggal akibat berdesak-desakan masuk pesawat. Selain itu, tiga orang meninggal jatuh saat berpegangan di bagian luar pesawat AS.
Dream - Jatuhnya Kabul di tangan Taliban memicu kekhawatiran warga Afghanistan tentang potensi kembali pemerintah orotiter di masa lalu. Tak bisa disangkal, Taliban punya rekam jejak menakutkan di masa lalu.
Sebelum terguling pada 2001, Taliban sempat mengendalikan kekuasaan di Afghanistan. Rezim ini menerapkan hukum Islam secara ketat dengan tidak mengakui hak-hak perempuan serta membungkam kebebasan pers.
Namun dalam konferensi pers pertama yang digelar Selasa waktu setempat, Taliban memberikan sejumlah janji antara lain akan mengakui serta melindungi hak perempuan dan kebebasan pers.
" Kami akan mengizinkan perempuan bekerja dan menempuh pendidikan. Tentu kami punya kerangka kerja. Perempuan akan sangat aktif di masyarakat namun dalam kerangka Islam," ujar Juru Bicara Taliban, Zabibullah Mujahid.
Setelah menguasai seluruh wilayah Afghanistan dengan mendapat perlawanan yang minimal, Taliban mencitrakan diri mereka lebih moderat dibandingkan era 1990-an yang menerapkan aturan dengan keras. Mujahid menjamin tidak akan terjadi diskriminasi terhadap perempuan.
" Mereka (perempuan) akan bekerja bahu membahu dengan kami (Taliban hanya memiliki anggota laki-laki)," kata Mujahid.
Saat ditegaskan bagaimana pemerintahan baru Taliban akan berbeda dari sebelumnya, Mujahid mengatakan kelompoknya telah berkembang dan terbuka. Mereka tidak akan melakukan hal yang sama seperti di masa lalu.
" Akan ada perbedaan dalam tindakan yang kami ambil," kata dia.
Kelompok tersebut juga menyatakan komitmen untuk melindung hak-hak pekerja media. Mujahid menyatakan Taliban tidak akan lagi bertindak represif terhadap media.
" Kami berkomitmen kepada media dalam kerangka budaya kami. Media swasta dapat melanjutkan aktivitas secara bebas dan mandiri," kata dia.
Mujahid juga menyatakan kelompoknya tidak berencana mendobrak rumah atau melancarkan serangan balasan kepada semua pihak yang telah mengabdi pada pemerintahan sebelumnya. Dia juga menyatakan siap bekerja sama dengan pihak asing atau menjadi bagian dari Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan.
Terdapat laporan yang belum terkonfirmasi mengenai milisi Taliban yang memasuki rumah warga untuk penjarahan. Tapi Mujahid menegaskan itu oknum palsu yang harus diserahkan ke Taliban untuk dihukum, dikutip dari Aljazeera.
Dream - Taliban telaha menguasai dua pertiga wilayah Afghanistan. Kelompok itu bahkan sudah mencengkeram Kabul, ibukota Afghanistan, hingga memaksa Presiden Ashraf Ghani kabur.
Belakangan beredar video militan Taliban telah menyerbu rumah mewah milik seorang petinggi militer Afghanistan sekaligus mantan Wakil Presiden, Jenderal Rashid Dostum, dari angkatan darat.
Dilansir akun Twitter @bsarwary, Rabu 18 Agustus 2021, dalam video berdurasi beberapa menit itu memperlihatkan salah satu ruangan yang begitu luas diduga merupakan ruang tamu.
Terlihat isi perobatan pada ruangan tersebut begitu mewah didominasi warna putih dan emas. Sejumlah kursi sofa yang begitu besar terlihat mengisi ruangan. Selain itu, terlihat pula lemari kaca dan aksesoris berlapis emas menghiasi ruang tamu.
Tak hanya itu, lampu mewah yang menggantung di langit-langit juga menjadi perhatian para militan. Mereka juga tak terlepas memerika satu set cangkir teh berwana emas yang dipajang di lemari ruang tamu.
Sebagai informasi, rumah mewah tersebut terletak di Maza-e-Sharif. Merupakan kota terbesar ke-4 di Afghanistan yang telah dikuasai Taliban sejak Sabtu, 14 Agustus 2021.
Sepanjang periode 2011-2020, setidaknya sudah terjadi lima kali perudingan, kebanyakan tidak menghasilkan kesepakatan. Pada Februari 2021, Amerika Serikat dan Taliban memandatangani kesepakatan untuk penarikan pasukan Amerika Serikat.
Setelah tentara AS meninggalkan negara itu pada Mei dan Juni 2021, Taliban langsung melakukan serangan dan kembali menduduki beberapa distrik disejumlah provinsi. Pada akhirnya mereka menguasai istana Presiden.
Di sisi lain, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memilih meninggalkan negaranya menuju Tajikstan pada 15 Agustus 2021. Menurut pernyataannya, ia meninggalkan negara untuk menghindari pertumpahan darah.
" Patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan hancur jika dia tetap berada di sana," kata Ghani, dikutip dari Merdeka.com, Rabu 18 Agustus 2021.
" Mereka sekarang menghadapi ujian sejarah baru. Entah mereka akan mempertahankan nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain," tambahnya.
Meski belum diketahui pasti lokasi pengungsian Ghani saat ini, menurut media terkemuka Afghanistan, Tolo News, sang presiden berada di Tajikistan.
Kondisi Afghanistan saat ini seperti kota mati dengan suasa mencekam. Warga hidup dalam ketakutan. Hal ini terungkap dari banyakany avideo dan foto yang beredar di media sosial memperlihatkan kekacauan di kota Kabul.
Sejumlah penduduk tampak mengemas barang-barang mereka dan menarik uang. Mereka berbondong-bondong mencoba meninggalkan negaranya. Mengikuti jejak Presiden Ashraf yang sudah lebih dulu meninggalkan negara.
Taliban inside General Dostum’s house. pic.twitter.com/yVj1hu3gUd
— BILAL SARWARY (@bsarwary)August 14, 2021
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?