Ilustrasi (Foto: Pixabay)
Dream - Menteri Kesehatan Israel, Yaakov Litzman dan sang istri dinyatakan positif Covid-19. Litzman dan istri kini harus menjalani karantina.
Kepastian status kesehatan pejabat paling senior di Israel itu muncul Kamis, 2 April 2020. Litzman dan istri dikabarkan dalam kondisi sehat di dalam ruang isolasi.
Semua orang yang pernah berkontak dengan keduanya, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juga diminta untuk karantina.
Netanyahu baru saja selesai karantina setelah penasihatnya positif Covid-19.
Sebelumnya, Litzman sempat mendapat kritik akibat penundaan pelarangan berkumpul di tempat umum saat wabah virus corona.
Menurut, Litzman hal tersebut agar festival agama yang diyakininya dapat berjalan. Ia bahkan sempat menentang penutupan sinagog di tengah pandemi corona.
Banyak pejabat senior di rumah sakit Israel yang meminta pergantian menteri kesehatan. Tampaknya Litzman dianggap kurang profesional dalam menghadapi pandemi corona di Israel.
" Ini saat yang tepat agar profesional diangkat menjadi kepala Kementerian Kesehatan, yakni seorang dokter dengan banyak pengalaman di layanan kesehatan Israel," ujar para pejabat rumah sakit.
" Kesehatan diutamakan dari yang lainnya, tentunya didahulukan sebelum politik," kata pejabat itu dikutip dari Liputan6.com, Kamis, 2 April 2020.
Total kasus virus covid-19 di Israel telah menembus 6.000 orang, puluhan ribu orang harus dikarantina akibat berpotensi terpapar virus corona. Data ini berdasarkan panduan Kementerian Kesehatan Israel.
Pemerintah Israel belum melaksanakan karantina wilayah, namun warga tak boleh keluar rumah jika tidak dalam keadaan urgensi.
Laporan: Razdkanya Ramadhanty
Dream - Salah satu negara bagian di India Selatan, Karnataka, memberlakukan kebijakan kontroversial untuk memastikan warganya tetap berada di rumah. Caranya, setiap warga diwajibkan mengirim swafoto atau selfie setiap jam.
Dikutip dari Buzzfeednews, Menteri Pendidikan dan Kedokteran Karnataka, K.Sudhakar, mengatakan, setiap orang yang dikarantina harus mengunduh sebuah aplikasi. Lalu mengirim selfie setiap jam ke pemerintah mulai dari jam 7 pagi hingga jam 10 malam.
Aplikasi ini juga dilengkapi dengan GPS, sehingga pemerintah dapat memverifikasi lokasi orang tersebut.
Jika seseorang tidak mengirim selfie, mereka akan dipindahkan ke salah satu pusat karantina pemerintah India.
" Setiap selfie yang dikirim akan diverifikasi oleh tim pemeriksaan foto. Jika foto yang dikirim salah, orang tersebut akan dipindahkan ke Karantina Massal," ujar Sudhakar.
Banyak warganet yang berkomentar tentang hal ini. Sebagian berkata bahwa hal ini melanggar privasi.
Laporan: Razdkanya Ramadhanty
Dream - Juru Bicara Pemerintah untuk Penangangan Covid-19, Achmad Yurianto, memastikan Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 telah mengirimkan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tim medis di sejumlah provinsi di Indonesia. APD tersebut dikirimkan sebanyak dua kali yaitu pada 23 dan 30 Maret 2020.
Penyaluran APD tersebut diprioritaskan untuk provinsi dengan kasus positif corona tinggi. Paling banyak yaitu DKI Jakarta mendapatkan 85 ribu set.
" Kemudian Jawa Barat 55 ribu, Jawa Tengah 20 ribu, Jawa Timur 25 ribu, DIY 10 ribu, Bali 12.500, Banten 10 ribu," ujar Yurianto di Jakarta, Kamis 2 Maret 2020.
Sedangkan untuk provinsi di luar Jawa dan Bali, kata Yurianto, telah didistribusikan APD rata-rata 5.000 set.
" Kita akan meminta rumah sakit-rumah sakit yang berada di provinsi tersebut untuk bisa menghubungi Dinas Kesehatan Provinsi karena titik distribusi kami ada di Dinas Kesehatan Provinsi," kata dia.
Lebih lanjut, Yurianto menyatakan pihaknya terus akan menambah pasokan APD untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di seluruh wilayah Indonesia.
" Ini akan terus kami lakukan sejalan dengan kebutuhan yang terus ada dan kemampuan produksi yang telah kita akumulasikan," kata Yurianto.(Sah)
Dream – Guru Besar statistika dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memprediksi jangka waktu penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia. Dengan memperhitungkan intervensi yang dilakukan pemerintah wabah Covid-19 diperkirakan akan berakhir pada Mei 2020.
Prediksi tersebut disampaikan Guru Besar Statistika UGM, Prof.Dr.rer.nat Dedi Rosadi,S.Si., M.Sc, saat konferensi pers secara daring pada Rabu, 1 April 2020 lalu.
Dari hasil analisanya, Dedi memperkitakan pandemi Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada 29 Mei 2020. Total warga yang diperkirakan terpapar positif corona minimal berada di angka 6.174 kasus.
" Dengan intervensi pemerintah, total penderita corona positif minimal di sekitar 6.200 di akhir pandemi pada akhir Mei 2020," paparnya.
© Dream
Dalam memprediksi penyebaran Corona Covid-19 di Indonesia, Prof Dedi selaku penanggung jawab, membuat prediksi pemodelan matematika bersama dengan sejumlah pakar, yaitu Heribertus Joko (alumnus FMIPA UGM) dan Dr. Fidelis I Diponegoro (pengarang Worry Marketing sekaligus alumni PPRA Lemhanas RI).
Model tersebut dinamai model probabilistik, yang berdasar pada data fakta atau probabilistik data-driven model (PPDM). Melalui model tersebut, diperkirakan jumlah maksimal penderita Corona Covid-19 setiap harinya ada di sekitar minggu kedua April 2020 (antara 7–11 April).
" Penambahan lebih kurang 740-800 pasien per 4 hari dan diperkirakan akan terus menurun setelahnya," jelas Dedi.
Advertisement
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern