Cove: Cerita di Balik Operator Co-Living yang Tumbuh Pesat dari Masa Pandemi

Reporter : Hevy Zil Umami
Senin, 1 Desember 2025 15:37
Cove: Cerita di Balik Operator Co-Living yang Tumbuh Pesat dari Masa Pandemi
Di tengah perubahan gaya hidup urban dan kebutuhan hunian yang semakin fleksibel, nama Cove muncul sebagai salah satu pemain besar di industri co-living Indonesia.

DREAM.CO.ID - Di tengah perubahan gaya hidup urban dan kebutuhan hunian yang semakin fleksibel, nama Cove muncul sebagai salah satu pemain besar di industri co-living Indonesia. Menariknya, perjalanan Cove di Tanah Air justru dimulai pada momen yang tidak biasa: tahun 2020, ketika pandemi melanda.

Menurut Citra, Senior Marketing Manager Cove Indonesia, ekspansi ke Indonesia dilakukan setelah Cove lebih dulu berdiri di Singapura pada 2018. “ Pas masuk ke Indonesia, kita awalnya fokus di kos eksklusif bulanan. Sistemnya kita bermitra dengan land lord (pemilik property), lalu kita yang mengoperasikan, memasarkan, dan mengelola semuanya,” jelasnya.

Namun, kebutuhan pasar berubah cepat. Hunian fleksibel menjadi opsi yang semakin dicari, terutama oleh anak muda urban yang menginginkan efisiensi, kenyamanan, dan layanan yang rapi dalam satu paket. Di saat permintaan tumbuh, Cove pun memperluas penawaran, tidak hanya bulanan tetapi juga akomodasi harian dengan layanan ala hotel.

1 dari 5 halaman

Ekspansi 200 Lokasi & Evolusi Layanan

Hingga hari ini, Cove telah beroperasi di lebih dari 200 lokasi di Indonesia, tersebar di Jakarta, Bandung, Bali, dan Surabaya. Tahun depan, mereka menargetkan ekspansi baru ke Yogyakarta dan Semarang.

Yang menarik, bentuk properti Cove juga ikut berevolusi. Jika awalnya hanya bangunan kos eksklusif 3–8 lantai, kini variasinya jauh lebih luas: apartemen, vila, guest house, hingga properti skala premium di destinasi wisata.

“ Di Bali, misalnya, permintaan harian lebih kuat untuk model vila atau guest house. Di Jakarta beda lagi — apartemen lebih populer. Kita berkembang sesuai demand kota masing-masing,” ujar Citra.

Tak hanya Indonesia, Cove kini juga melangkah lebih jauh. Tahun ini, mereka resmi membuka operasi di Jepang dan Korea Selatan, menandai transisi dari Southeast Asia menjadi Asia Pacific.

2 dari 5 halaman

Siapa Penghuninya?

Cove: Cerita di Balik Operator Co-Living yang Tumbuh Pesat dari Masa Pandemi

Pasarnya luas, tetapi distribusi terbesarnya ada pada usia 21–45 tahun, dengan dominasi millennial dan disusul Gen Z. Menariknya, perubahan tipe properti membuat Cove kini juga banyak disinggahi keluarga kecil dan pasangan muda.

Segmentasi Cove memang medium–high, tetapi tetap dibuat accessible untuk generasi muda yang menginginkan hunian instan, rapi, dan praktis tanpa ribet mengurus perawatan.

3 dari 5 halaman

Tiga Tier Utama: Basic, Klasik, hingga Luxe

Salah satu perubahan besar dalam bisnis Cove adalah peluncuran produk tiering, yang membantu pengguna memahami standar setiap properti:

1. Cove Basics

Tipe paling standar, cocok untuk anak kos. Kamar sudah fully furnished dengan fasilitas esensial seperti dapur komunal, area bersama, dan parkiran.

2. Cove Classics

Standar lebih tinggi: furnishing lebih baik, estetik, luas lebih besar, dan fasilitas lebih lengkap. Beberapa gedung dilengkapi lounge atau rooftop.

3. Cove Luxe

Kategori tertinggi — termasuk Cove Amarta, lokasi yang Dream kunjungi kali ini. Fasilitasnya mendekati hotel premium: gym, kolam renang, rooftop mini golf, meeting room, entertainment room (billiard & pingpong), hingga commercial space seperti salon dan kafe.

Menariknya, penentuan tier tidak ditentukan oleh jenis bangunan. “ Apartemen belum tentu Luxe. Bisa jadi Clasics tergantung lokasi, kualitas bangunan, dan fasilitasnya,” kata Citra.

Assessment dilakukan per gedung, bukan per kamar. Artinya, satu gedung punya satu kategori, tetapi pilihan tipe kamar bisa berbeda — dari standar hingga suite.

4 dari 5 halaman

Proporsi Harian & Bulanan

Cove: Cerita di Balik Operator Co-Living yang Tumbuh Pesat dari Masa Pandemi

Meski kini banyak permintaan harian, Cove tetap memiliki basis utama pada penyewa bulanan. Rata-rata sekitar 30% kamar kini dialokasikan untuk harian, tergantung gedung dan lokasi.

Di Cove Amarta sendiri, distribusinya cukup seimbang: sekitar 50% bulanan dan 50% harian, dengan total kamar sekitar 30 unit.

Untuk efisiensi operasional, kamar harian biasanya ditempatkan dalam satu lantai, memudahkan housekeeper mengelola check-in dan check-out.

5 dari 5 halaman

Transformasi Brand: Dari Kos Eksklusif ke Operator Co-Living Multifaset

Ketika ditanya apakah perubahan variasi properti mengubah positioning merek, Citra menjelaskan bahwa Cove kini tidak lagi hanya dikenal sebagai penyedia kos eksklusif.

“ Kita adalah operator co-living. Fokusnya selalu pada kualitas pengalaman tinggal — estetik, nyaman, full-service, dan terkurasi,” ujarnya.

Cove terus mempertahankan ciri khas desain: area komunal yang vibrant, artwork sebagai signature brand, hingga proses upgrade bangunan yang menjadi diferensiasi mereka dibanding operator lain.

Dengan ekspansi besar, diversifikasi properti, serta permintaan pasar yang terus naik, Cove kini berdiri sebagai salah satu pemain paling progresif dalam industri co-living modern di Indonesia — membentuk ekosistem hunian urban yang lebih fleksibel, humanis, dan sesuai ritme hidup generasi masa kini.

Beri Komentar