Masjid Tanpa Kubah dan Menara yang Menuai Kontroversi

Reporter : Puri Yuanita
Rabu, 22 November 2017 17:41
Masjid Tanpa Kubah dan Menara yang Menuai Kontroversi
Tak seperti masjid kebanyakan, Masjid Vali-e-Asr dibangun tanpa menara dan kubah. Desainnya yang tak biasa inilah yang kemudian menuai kontroversi di masyarakat.

Dream - Pembangunan sebuah masjid umumnya disambut antusias oleh masyarakat. Tapi sebuah masjid di Iran justru memunculkan kontroversi usai dibangun.

Adalah Masjid Vali-e-Asr yang didesain oleh arsitek Iran Reza Daneshmir dan Catherine Spiridonoff. Terletak di dekat teater Teheran, masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur yang modern dan unik.

Salah satu wujud kemodernan dan keunikan masjid ini terlihat pada bentuk bangunannya yang tanpa kubah dan menara. Ya, tak seperti masjid kebanyakan, Masjid Vali-e-Asr dibangun tanpa menara dan kubah.

masjid iran

Menarik ya Sahabat Dream Travel? Tapi justru karena hal inilah Masjid Vali-e-Asr menuai kontroversi di kalangan masyarakat Iran.

Dikutip dari The Guardian, kelompok Islam garis keras di Iran menganggap jika bangunan tersebut disebut sebagai masjid. Bahkan salah satu media konservatif setempat pernah menuliskan bahwa masjid tersebut " dibuat cacat demi menghormati teater" . Desain post modern masjid tersebut dianggap menghina dan tak punya arti sama sekali.

Masjid Vali-e-Asr sendiri sebenarnya akan diresmikan pada pertengahan tahun lalu. Tapi, karena kontroversi yang muncul, pendanaan konstruksi masjid itu pun terpaksa dihentikan.

Sementara itu, menanggapi tudingan yang muncul dari kelompok garis keras, arsitek Vali-e-Asr justru mengatakan jika masjid itu mengambil inspirasi dari kitab suci umat Islam.

" Sumber terbesar kami untuk proyek ini adalah Alquran itu sendiri. Kami coba mendesain masjid dengan kesederhanaan, kesederhanaan dan niat baik, dan bukan masjid yang menyombongkan diri dari tingginya struktur bangunan," kata kedua arsitek.

" Kami ingin menciptakan interaksi antara masjid, yang punya esensi kultural, dan teater Kota Teheran. Kami ingin membuatnya sebagai proyek budaya yang harmonis dengan sekelilingnya - masjid harus merespon kebutuhan zaman," ujar mereka.

(Sumber: The Guardian)

 

Beri Komentar