Cerita Mbah Sangkin Rela Tinggal di Gubuk Reot demi Bisa Hidup Dekat Makam Mendiang Suami

Reporter : Okti Nur Alifia
Senin, 11 Juli 2022 09:00
Cerita Mbah Sangkin Rela Tinggal di Gubuk Reot demi Bisa Hidup Dekat Makam Mendiang Suami
Meskipun rumahnya yang tak layak huni, yang paling penting baginya adalah bisa berziarah setiap hari ke makam suaminya.

Dream - Rasa cinta datang dan tumbuh begitu saja. Manusia tak bisa memprediksi kepada siapa hati akan jatuh cinta. 

Cerita kali ini barangkali bisa menjadi contoh seperti apa wujud cinta sejati dari seorang wanita paruh baya bernama Mbah Sangkin. Usianya kini melebihi 70 tahun.

Dia telah berpisah dengan sang suami tercinta untuk selama-lamanya. Namun dia ingin terus menemani, hingga ia hidup di dekat area makam mendiang suaminya.

Bahkan Mbah Sangkin rela hidup di gubuk reot di dekat makam. Setiap harinya ia selalu berkunjung ke makam.

1 dari 3 halaman

Dalam video yang diunggah kanal YouTube Dendenny, Mbah Sangkin setiap harinya datang ke makam walaupun hanya sekadar membersihkan.

Mbah Sangkin

" Mbah, aku kan ada yang ngasih tahu. Si mbah di sini (makam) setiap hari ya?" tanya pemilik video.

" Iya, setiap hari," jawab Mbah Sangkin.

" Rumah simbah juga di sini?" tanyanya kembali.

" Iya, itu pinggir jalan, dekat makam," jawab Mbah Sangkin lagi.

Begitu setianya, wanita ini tinggal di gubuk reot hanya seorang diri. Dia merupakan satu-satunya warga yang tinggal di dekat area pemakaman. 

2 dari 3 halaman

Gubuk reot itu hanya berdinding kayu dan sangat sederhana. Sebenarnya tanah dari gubuk itu bukan miliknya, namun sengaja dibangunkan tempat tinggal untuknya karena Mbah Sangkin selalu di makam sang suami.

gubuk reot mbah sangkin

" Jadi pemakaman ini memang sudah lama. Makamnya suaminya mbah juga di sini. Ini bukan tanah simbah ya?" tanyanya lagi.

" Iya, bukan. Dibangunin" Mbah Sangkin menjawab. " Iya, dulu itu simbah saking setianya sama suami, simbah di makam terus. Makanya, dibikinin rumah di sini. Ya Allah," sambungnya.

Terlihat kondisinya seperti rumah tak layak huni, beberapa sudutnya pun reot, hingga terlihat ambruk dan harus diberi penyangga sejumlah batang kayu.

3 dari 3 halaman

Namun Mbah Sangkin tak peduli dengan keadaan yang itu. Yang lebih penting adalah ia bisa setiap hari berziarah ke makam suami.

Wanita ini juga hidup sebatang kara, dia menungkapkan anak-anaknya sudah tiada. Kini dia benar-benar sendiri tanpa anak dan suami.

Mbah Sangkin

" Anaknya masih gak mbah?" tanyanya.

" Gak ada, sudah meninggal semua. Gak ada satu-satunya. Makan sama tidur juga sudah sendiri," jelasnya.

Beri Komentar