Kisah Jenderal Sutarman, Pernah Jadi Kuli Bangunan

Reporter : Vinda Prashita
Senin, 12 Oktober 2015 12:46
Kisah Jenderal Sutarman, Pernah Jadi Kuli Bangunan
Ia pernah menjadi kuli bangunan dan berjualan tongseng untuk menyambung hidup,

Dream - Jenderal Polisi Sutarman, polisi bintang empat yang lahir di Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1957 ini merupakan Kapolri yang menjabat sejak 25 Oktober 2013 menggantikan Jenderal Timur Pradopo.

Sutarman dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada 25 Oktober 2013. Sebelum akhirnya diganti oleh Badroddin Haiti pada 16 Januari 2015. 

Sebelumnya ia merupakan Kabareskrim Mabes Polri yang menjabat sejak 6 Juli 2011 hingga 24 Oktober 2013. Sutarman didapuk sebagai orang nomor satu di Bareskrim menggantikan Ito Sumardi Ds yang pensiun.

Jenderal Sutarman tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting. Pada tahun 2000, dia adalah Ajudan Presiden pemerintahan Abdurrahman Wahid. Kemudian akhir 2004, dia menjabat Kapolwiltabes Surabaya, lantas berturut-turut sebagai Kapolda Kepri, Kakaskus Lemdiklat Polri, lalu Kapolda Jabar dan Kapolda Metro Jaya.

Uniknya Putra pasangan Paidi Pawiro Mihardjo dan Samiyem ini pernah menggantikan Timur Pradopo (mantan Kapolri) di empat jabatan, yakni Kakaskus Lemdiklat Polri, Kapolda Jawa Barat, Kapolda Metro Jaya, dan Kapolri.

Ia menjadi calon tunggal Kapolri setelah diajukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada DPR-RI pada tanggal 27 September 2013. Surat yang berisi pengusulan alumnus Akpol 1981 itu diterima langsung oleh Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso.

Pada tanggal 16 Januari 2015, Sutarman diberhentikan secara terhormat dan digantikan oleh Plt. Badrodin Haiti, meskipun Sutarman baru akan pensiun 9 bulan kemudian.

Sosok Jendral (Pol) Sutarman ternyata jauh dari kesan glamor. Di masa mudanya, mantan Kapolri ini bahkan pernah menjadi kuli bangunan dan berjualan tongseng untuk menyambung hidup, sebelum akhirnya diterima masuk Akabri.

Lahir di sebuah desa kecil di wilayah Sukoharjo 5 Oktober 1957, tepatnya di RT 003 RW 011 Dayu, Desa Tawang, Kecamatan Weru, atau berjarak 5 kilometer dari pusat kota.

Dibesarkan dari keluarga petani yang sangat sederhana. Sang ayah bernama Pawiro Miharjo dan Samiyem, ibunya.

Anak sulung dari lima bersaudara ini sudah berkeinginan masuk AKABRI. Padahal seluruh aggota keluarga Sutarman berprofesi sama dengan penduduk desa lain. Bertani. Bahkan sampai saat ini sang ayah masih mengerjakan sawah sendiri dan beternak sapi.

Kesan mewah jauh terlihat dari kondisi bangunan tempat tinggal Sutarman. Seperti umumnya rumah pedesaan, tapi gubug itu lapang dan luas. Berbeda dari para tetangga keluarga Sutarman adalah dilindungi pagar-pagar kokoh, namun ia tidak.

Bagaimana kisah hidup Sutarman sewaktu kecil? Semasa kecilnya, ia seorang anak yang pintar, disiplin, rajin dan pekerja keras. Sejak SMP sudah membantu orang tuan dengan berjualan bambu, bekerja di sawah sampai menggembala kerbau.

Baca kisah jatuh bangun Sutarman mencapai kejayaan di sini ...  (Ism) 

Beri Komentar