Ilustrasi
Dream - Selama ini ada pemahaman yang berkembang di masyarakat bahwa, orang miskin harta akan masuk surga lebih cepat ketimbang orang kaya. Apa benar?
Untuk menjawab keraguan itu, terdapat sebuah hadits shahih tentang orang miskin masuk surga sebelum orang kaya.
Dari Abdullah bin Amr Ash RA, " Sesunggunya kaum muhajirin yang miskin, mereka mendahului masuk surga pada hari kiamat, 40 tahun sebelum orang kaya." (HR. Ahmad 6735, Muslim 7654, dan Ibnu Hibban 678).
Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, " Orang muslim yang miskin akan masuk surga sebelum orang muslim yang kaya dengan selisih setengah hari, yang itu setara dengan 500 tahun." (HR. Ahmad 8521, Turmudzi 2528, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Dua hadits ini tidaklah bertentangan. Al-Qurthubi memahaminya bahwa perbedaan ini kembali kepada perbedaan keadaan orang miskin dan orang kaya yang bersangkutan.
Jika persaingan itu terjadi antar sesama Muhajirin, selisihnya masuk surga antara miskin dan kaya terpaut 40 tahun.
Sementara selain Muhajirin, setengah hari di waktu kiamat, sepadan dengan 500 tahun. (at-Tadzkirah, al-Qurthubi, hlm. 548)
Selengkapnya baca di sini. (Ism)
Dream - Pentingnya makna sedekah kepada orang lain yang membutuhkan sejalan dengan sabda Rasullulah SAW; " Barang siapa yang dapat melindungi dirinya dari api neraka, hendaklah ia bersedekah sekalipun hanya dengan sebutir korma. Kalau itu pun tidak ada, maka dengan kata-kata yang baik. (HR. Ahmad)
Begitu pentingnya sedekah membuat Rasullulah SAW ketat menghindari kesenangan duniawi. Lantas siapa yang Ia anjurkan untuk kita sedekahkan? Kepada orang Miskin Atau Pada Kerabat karib terdekat?
Dalam Alquran setiap perintah sedekah dan infak selalu menyebut mengutamakan memberi kepada kerabat karib terdekat. Seperti yang tersirat dalam ayat berikut ini;
" ….dan memberikan harta yang ia cintai kepada karib-kerabat….." (QS. Al Baqarah 177)
" Dan berikanlah kepada karib-kerabat akan haknya dan orang miskin…." (QS. Al Isra 26)
Maknanya jelas bahwa jika kita hendak bersedekah memberi kepada orang lain, kita harus memperhatikan apakah ada orang terdekat yang masih membutuhkan. Amat disayangkan bila seseorang mampu menyantuni orang lain, namun luput kepada keluarga, saudara dan kerabat dekat yang membutuhkan pertolongan.
Oleh karena itu pemahaman yang salah ini perdu diluruskan. Rasulullah SAW bersabda;
" ….Wahai umat Muhammad, demi Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, Allah tidak akan menerima sedekah seseorang yang mempunyai kerabat yang membutuhkan bantuannya, sementara ia memberikan sedekah atau bantuan itu kepada orang lain. Dan demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat nanti" . (HR. Thabrani)
Rasulullah SAW juga pernah bersabda;
" Sedekah kepada orang miskin dinilai satu sedekah, sedangkan kepada karib (saudara dekat) nilainya sama dengan dua, nilai sedekah dan nilai menghubungkan persaudaraan" .
Jelas anjuran Rasullulah SAW bahwa bersedekah kepada keluarga dan kerabat karib terdekat kita justru mendapat lebih besar pahala di sisi Allah SWT.
Dream - Asma`, salah satu contoh sosok yang dermawan. Meski kondisi ekonominya sangat pas-pasan, putri Abu Bakar as-Shiddiq ini selalu bersedekah.
Asma` bahkan tak pernah menahan hartanya. Tak pernah menahan rezeki sampai esok hari. Apa yang didapat dari sang suami, Zubair bin Awwam, selalu dia salurkan kepada orang yang lebih membutuhkan.
Kedermawanan Asma` sudah tidak diragukan lagi. Bahkan anaknya berkata, " Jika memiliki sesuatu, ibu tidak pernah menyimpannya sampai esok."
Suatu hari, Asma` mendatangi Nabi Muhammad SAW dan menceritakan masalah ekonomi keluarganya, " Apakah aku harus tetap bersedekah, ya Rasulullah?"
Mendapat pertanyaan itu, Nabi pun memberikan nasihat kepada Asma`. Bagaimana jawaban Nabi Muhammad? Baca selengkapnya di tautan berikut ini. (Ism)
Dream - Kewajiban untuk menyembelih sapi, kambing atau domba saat Idul Adha menjadi perintah Allah SWT kepada orang yang mampu. Ibadah Kurban ini bertujuan berbagi kebahagiaan dengan mereka yang kurang mampu agar bisa merayakan lebaran haji bersama-sama.
Namun ternyata, semangat berbagi rezeki dalam ibadah kurban tidak hanya dilakukan oleh mereka yang berpenghasilan lebih saja. Beberapa orang yang miskin berikut ini juga melakukan hal serupa. Meski dalam kondisi ekonomi sulit, mereka tetap memiliki semangat berkurban saat Idul Adha.
Jika orang kaya bisa dengan mudah mengeluarkan uang untuk berkurban, maka tidak dengan lima orang ini. Mereka harus bersusah payah mengumpulkan recehan setiap harinya hingga terkumpul setelah beberapa tahun. Siapa saja mereka?
1. Mak Yati, Seorang Pemulung
2. Bambang, Tukang Becak Menabung Lima Tahun Untuk Berkurban Sapi
3. Iwan Lutfi, Pemulung
4. Yu Timah, penjual nasi yang miskin
5. Almarhum Mbah Kemi
Ingin mengetahui cerita selengkapnya? klik di sini ulasannya.
Dream - Terdapat sebuah kisah tatkala Rasulullah Muhammad SAW tengah berkumpul dengan para sahabat. Tatkala itu, ada seorang bangsawan melintas di dekat mereka.
Para sahabat pun memperhatikan bangsawan itu. Mereka kemudian berkomentar memuji bangsawan tersebut, dengan mengatakan pantaslah jika si bangsawan itu tidak pernah ditolak jika melamar wanita.
Mendengar perkataan itu, Rasulullah diam saja. Bangsawan itu pun berlalu begitu saja.
Sesaat kemudian, ada seorang pria berpakaian lusuh melintas di dekat mereka. Para sahabat pun memperhatikan pria itu, tapi tidak satupun yang memberikan komentar.
Rasulullah kemudian bertanya bagaimana pendapat para sahabatnya. Mereka menjawab si pria itu pasti ditolak jika ingin melamar perempuan.
Tetapi, Rasulullah justru berkata lain. Rasulullah bersabda, " Demi Allah, orang yang kedua ini lebih baik daripada yang pertama, dengan seberat bulatan penuh bumi." (HR Bukhari Muslim).
Ingin tahu kisahnya? Selengkapnya simak di tautan ini.
Dream - Namanya Bai Fang Li. Pria tua miskin yang pekerjaannya adalah tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskan di atas sadel becak. Bai tak pernah letih mengayuh untuk mengantarkan kemana saja pelanggan menginginkan, dengan imbalan uang sekadarnya.
Dari penghasilan yang diperoleh selama seharian mengayuh becak, sebenarnya ia mampu membeli makanan dan minuman yang layak untuknya. Atau membeli pakaian menggantikan baju tua yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek.
Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan yang mengurusi sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin, China.
Bai akhirnya tutup usia pada usia 93 tahun. Meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya sekitar Rp 500 juta dari penghasilan narik becak untuk anak-anak miskin.
Bagaimana kisah lengkapnya? Simak di sini http://bit.ly/1yH5KCw (Ism)
Advertisement
Gunung Gede Ditutup untuk Pendakian, Kondisinya Penuh Sampah
Ayu Ting Ting Buat Kue Sendiri Khusus Untuk Picnic Story
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
400 Kue Ramaikan Picnic Story, Buat Piknik Jadi Makin Seru
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan