Puasa Ramadhan Sebentar Lagi! Ketahui Perbedaan Pendapat Soal Aturan Niatnya

Reporter : Arini Saadah
Kamis, 10 Maret 2022 13:00
Puasa Ramadhan Sebentar Lagi! Ketahui Perbedaan Pendapat Soal Aturan Niatnya
Niat merupakan salah satu rukun puasa ramadhan yang wajib dilakukan.

Dream – Sebentar lagi umat Muslim akan menjalankan puasa Ramadhan sebulan penuh. Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi orang Islam. Artinya setiap muslim wajib menahan makan dan minum serta hal-hal yang membatalkannya mula terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ibadah ini dimulai dengan mengucapkan niat puasa Ramadhan pada malam hari atau setelah santap sahur. Niat puasa adalah salah satu syarat sah sebelum menjalankan ibadah puasa ramadhan. Bahkan jika puasa tanpa niat, puasanya tidak dihitung sebagai ibadah.

Sebagaimana hadis Rasulullah Muhammad SAW: " Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Mengenai niat, ternyata ada perbedaan pendapat mengenai waktu pelafalannya. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

1 dari 6 halaman

Puasa Ramadhan 2022

Kapan dilaksanakannya awal puasa ramadhan tahun 2022 masih belum pasti. Sebab biasanya menunggu rukyatul hilal awal bulan ramadhan. Namun, sesuai kalender Hijriyah dari pemerintah, Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 2-3 Mei 2022. Apabila dihitung mundur, maka perkiraan puasa ramadhan dimulai pada tanggal 2 atau 3 April 2022.

Berdasarkan perkiraan tersebut, artinya kita sudah sangat dekat bulan Ramadhan. Inilah kenapa siapapun yang masih memiliki hutang puasa sebaiknya segera membayarnya.

Selain itu, kita juga perlu persiapan secara fisik, materi dan mental untuk menghadapi bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh dengan rahmat tersebut harus dimanfaatkan dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.

2 dari 6 halaman

Niat adalah Syarat Sah Puasa Ramadhan

Niat merupakan salah satu rukun puasa ramadhan yang wajib dilakukan. Tak hanya puasa, semua ibadah harus didahului dengan niat.

Niat puasa ramadhan boleh dibaca dalam hati, namun lebih disunahkan untuk dilafalkan. Kapan niat puasa ramadhan dilafalkan? Yaitu ketika malam hari hingga terbitnya fajar menjelang subuh. Seringkali, niat puasa ramadhand diucapkan ketika selesai sholat tarawih.

Berikut lafal niat puasa Ramadhan yang perlu kamu ketahui sebagai persiapan menghadapi bulan ramadhan:

Nawaitu shouma ghadin 'an adaai fardli syahri ramadlana hadzihis-sanati fardlal lillahi ta’ala.

Artinya:

“ Saya berniat puasa esok hari untuk menjalankan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala.”

3 dari 6 halaman

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Niat puasa ramadhan juga bisa diucapkan sekali dalam satu bulan. Artinya niat puasa ini bisa dilakukan di awal bulan ramadhan saja. Hari selanjutnya tidak perlu membaca niat lagi. Sebagian mazhab dalam Islam mengikuti ikhtilaf yang satu ini.

Akan tetapi niat puasa Ramadhan sebulan penuh ini seringkali hanya digunakan sebagai antisipasi apabila lupa membaca niat harian. Sehingga setiap hari pun tetap dianjurkan mengulang niat puasa.

Nah, berikut lafal niat puasa ramadhan sebulan penuh yang bisa kamu baca saat malam pertama bulan ramadhan:

Nawaitu shauma syahri ramadhaana kullihi lillaahi ta’aalaa.

Artinya:

“ Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."

4 dari 6 halaman

Pendapat Pertama: Niat Wajib Diulangi Setiap Hari

Ulama dari empat mazhab sepakat bahwa puasa Ramadhan wajib dimulai dengan niat. Namun mereka memiliki perbedaan pendapat mengenai aturan pembacaan niatnya. Ulama yang terdiri dari imam Hanafi, Syafi’i, dan Hambali mewajibkan untuk memperbaharui atau melakukan niat puasa setiap hari.

Mereka berargumen bahwa hari-hari dalam bulan Ramadhan itu bersifat independen dan tidak saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Batalnya satu hari puasa tidak berpengaruh pada batalnya hari yang lain. Oleh sebab itu mereka berpegang pada aturan untuk selalu mengucapkan niat puasa ramadhan yang baru setiap harinya.

Selain itu, terkait waktu pelaksanaan niatnya, Imam Syafi’i, Malik, Ahmad bin Hambal dan para pengikutnya menyatakan bahwa niat puasa ramadhan harus dilakukan di malam hari, yaitu antara terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar. Jika niat dilaksanakan di luar waktu tersebut, maka hukumnya tidak sah.

Sedangkan, Abu Hanifah dan para pengikutnya mengatakan bahwa niat puasa dapat dilakukan mulai terbenamnya matahari sampai pertengahan siang. Artinya, tidak wajib melakukan niat di malam hari.

5 dari 6 halaman

Pendapat Kedua: Niat Sekali di Awal Puasa Ramadhan

Kemudian pendapat kedua yang terdiri dari Imam Malik dan para pengikutnya tidak mensyaratkan pengulangan niat setiap hari. Menurut pendapat kelompok ini, niat puasa Ramadhan cukup dilakukan di malam pertama bulan Ramadhan.

Sebagaimana tertulis dalam kitab Hasyiyata Qalyubi Wa Umairah:

“ Dan pada malam pertama, disunnahkan bagi seseorang untuk niat puasa bulan Ramadhan atau puasa Ramadhan seluruhnya, agar dapat mengambil manfaat dari bertaqlid pada Imam Malik terkait kekhawatiran lupa tidak melakukan niat pada suatu malam. Sebab menurutnya, niat itu sudah mencukupi selama sebulan. Sedangkan menurut pandangan mazhab kami, yang demikian itu hanya cukup untuk malam pertama saja”. (Syihab al din al Qalyubi, 1988: 232)

Menurut mazhab Maliki, bacaan niat puasa ramadhan sama setiap harinya. Sebenarnya tidak ada Fariq (titik perbedaan) antara niat sebulan berpuasa di awal Ramadhan dan hari berikutnya. Menurut kelompok ini, puasa Ramadhan adalah satu jenis ibadah yang dilakukan sepanjang hari bulan Ramadhan sehingga seperti sebuah satu kesatuan.

6 dari 6 halaman

Seorang pakar fiqih mazhab Malikiyah, Syekh Muhammad bin Yusuf al-Ghurnathi menegaskan:

“ Dan cukup niat sekali untuk puasa yang wajib dilakukan secara terus-menerus. Imam al-Lakhmi mengatakan, Adapun puasa yang wajib dilakukan terus-menerus seperti Ramadhan, dua bulan puasa dhihar, puasa denda pembunuhan, orang yang bernazar puasa pada hari tertentu, orang yang bernazar terus-menerus berpuasa yang tidak ditentukan harinya, maka niat di awal mencukupi untuk keseluruhannya.”

Dengan begitu, pendapat yang kedua ini bisa kita jadikan antisipasi untuk berjaga-jaga apabila lupa mengucapkan niat puasa harian di malam hari. Mengingat manusia adalah tempatnya salah dan lupa.

Beri Komentar