Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Puasa Ramadan merupakan ibadah yang status hukumnya fardlu atau wajib. Ibadah ini sama wajibnya dengan sholat, zakat, dan haji bagi yang mampu.
Setiap ibadah dalam Islam, terdapat beberapa rukun yang harus dipenuhi. Satu saja rukun tidak terpenuhi, maka ibadah dinyatakan tidak sah.
Demikian pula dengan puasa Ramadan. Bukan hanya tidak makan dan minum maupun berjimak, ada beberapa rukun yang juga harus terpenuhi.
Dikutip dari bincangsyariah.com, Syeikh Abu Syuja' dalam kitabnya Taqrib menyebutkan empat jenis rukun puasa.
" Fardlu-fardlunya (wajib-wajibnya) puasa itu ada empat hal, niat, menahan diri dari makan dan minum, jimak (berhubungan badan), dan bersengaja muntah-muntah."
Rukun pertama yaitu niat. Sebelum berpuasa, seseorang harus berniat di dalam hati. Niat boleh diucapkan namun hukumnya sunah.
Untuk puasa fardlu juga nazar, maka berniat harus dilakukan pada malam hari sebelumnya. Waktunya, mulai terbenam matahari hingga sebelum terbit fajar.
Dasarnya adalah hadis riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Hafshah.
Nabi SAW bersabda, " Barangsiapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya."
Selain itu, juga harus dijelaskan niat puasanya. Jika puasa fardlu, maka dia diharuskan menyebutkannya dalam niat.
Rukun kedua yaitu tidak makan dan minum. Tetapi jika lupa, puasanya tidak batal.
Rukun ketiga yaitu berjimak dengan sengaja. Baik sampai keluar mani maupun belum, puasa tetap batal dan orang yang bersangkutan harus membayar kafarat (denda).
Kafaratnya yaitu dengan memerdekakan budak mukminah atau puasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu, harus memberi makan 60 orang miskin.
Sedangkan rukun keempat yaitu sengaja muntah. Jika muntah tidak disengaja, puasa tidak batal.
(ism)
Syarat wajib merupakan ketentuan yang harus dipenuhi seorang muslim sebelum melaksanakan suatu ibadah. Orang yang belum memenuhi syarat wajib puasa, maka kewajiban puasanya gugur dan ia tidak diharuskan menjalankan puasa.
Seorang yang wajib menjalankan puasa Ramadan harus berstatus muslim. Artinya, telah mengakui Allah sebagai tuhannya, dan Muhammad sebagai nabinya.
Syarat wajib puasa Ramadan yang kedua ialah telah mencapai status balig atau sudah pubertas.
Pubertas bagi laki-laki ditandai dengan keluarnya air mani dari kemaluannya. Sedangkan bagi wanita ditandai dengan menstruasi
Tidak diwajibkan bagi orang muslim yang kehilangan akal sehatnya atau gila untuk menjalankan puasa.
Termasuk bagi orang muslim yang kehilangan kesadarannya, atau dalam keadaan mabuk. Maka hal itu akan membatalkan puasa.
Bila seorang muslim tidak mampu menjalankan ibadah puasa, seperti usia senja, dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan jauh, maka tidak diwajibkan berpuasa.
Bila masih mampu mengerjakan puasa di hari lain, dia diwajibkan menggantinya. Namun bila tidak, maka diwajibkan membayar fidyah.
Bacaan niat puasa Ramadan:
" Nawaitu sauma ghadin an'adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita'ala"
Artinya:
" Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
Mampu menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Hal-hal yang membatalkan puasa adalah makan, minum, hubungan suami-istri di siang hari, muntah disengaja, keluar mani disengaja, haid, nifas, serta murtad keluar dari Islam.
Banyak masalah memicu sakit kepala atau migraine. Hal ini karena stres mendorong kerja hormone kortisol sehingga menganggu kerja otak dan saraf.
Beberapa penelitian menunjukkan puasa malah meningkatkan hormone serotonin. Hormon ini ada di dalam otak yang mampu membuat kita lebih mudah tertawa, bahagia, santai, dan mampu mencegah sakit kepala karena stres.
Manfaat puasa dapat mencegah depresi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa puasa mengurangi gejala depresi dan kecemasan setelah dilakukan beberapa hari berturut-turut.
Penyebabnya karena puasa melepaskan endorfin lebih banyak di otak sehingga menjadi lebih tenang dan mudah gembira. Apalagi saat puasa di bulan Ramadan, gabungan antara iman dan puasa dapat mengurangi depresi atau kecemasan.
Puasa juga mengurangi agresifitas dan rasa takut kita. Rasa agresif membuat kita lekas marah dan terobsesi tujuan tanpa memperhatikan kemampuan.
Agresivitas dan takut muncul ketika otak kita merasa terancam. Dengan puasa, perasaan kita lebih tenang sehingga mengurangi ketakutan dan kemarahan yang dirasakan.
Penelitian menunjukan puasa dapat membuat tidur jauh lebih nyenyak tanpa tiba-tiba terbangun. Setelah seminggu puasa, kualitas tidur akan meningkat. Kualitas tidur yang baik akan menyebabkan suasana hati yang lebih baik pula.
Di bulan Ramadan, umat Islam berusaha lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Doa dan ibadah yang dilakukan setiap hari mempengaruhi perubahan positif dalam otak.
Penyebabnya kita lebih ikhlas dan pasrah meghadapi cobaan. Sikap pasrah dan ikhlas saat beribadah ini merangsang korteks prefrontal otak. Bagian ini menentukan kepribadian ekspresif, mengambil keputusan dan fungsi kognitif.
(Dilansir dari berbagai sumber)
Advertisement
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
Menkeu Lapor Capaian Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Tingkat Pengangguran Turun
Cerita Darsono Setia Rawat Istrinya yang Tak Bisa Kena Cahaya Selama 32 Tahun
Shandy Aulia Sampai Sewa Makeup Artist untuk Foto Paspor dan Visa, Hasilnya Wow Banget!
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Bahas Arah Kebijakan Ekonomi, Prabowo Adaptasi Ajaran Ayahnya
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Akun Instagramnya Setelah `Dicerai` PSSI
Menkeu Bagikan Nomor WhatsApp `Lapor Pak Purbaya`, Warga Bisa Curhat Soal Pajak
6 Zodiak yang Lebih Rentan Gaslighting dan Digaslight: Hati-Hati Kalau Kamu Salah Satunya
4 Glamping Super Cozy di Puncak Bogor, Instagramable Banget!
8 Destinasi Wisata Alam Terbaik di Asia Versi Agoda, Ada Megamendung
Studi: Industri Kripto Berpotensi Ciptakan 1,22 Juta Lapangan Kerja di Indonesia