Ritual Aneh (Youtube)
Dream - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapat temuan menarik saat meneliti ritual yang dilakukan oleh para “ peziarah” Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah.
Berdasar penelitian tersebut diketahui bahwa ritual hubungan intim para “ peziarah” itu dilegitimasi oleh tafsir tentang riwayat dan wasiat Pangeran Samudro yang sengaja dibelokkan oleh beberapa orang.
Menurut juru kunci makam, Pangeran Samudro adalah putra Raja terakhir Majapahit yang melakukan perjalanan mencari sanak-saudaranya. Namun dalam perjalanan, Pangeran Samudro wafat di Gunung Kemukus.
Sebelum wafat, Pangeran Samudro berwasiat bahwa siapa saja yang datang berziarah harus mempunyai hati yang senang, percaya, dan mantap, seperti akan datang ke rumah kekasihnya.
“ Wasiat itulah yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang ngalap berkah di makam Pangeran Samudro harus berhubungan badan,” kata salah satu mahasiswa UGM, Taufiqurrahman, yang melakukan penelitian ini, sebagaimana dikutip Dream dari ugm.ac.id, Minggu 19 Juni 2016.
Berdasarkan data yang ditemukan, ada beberapa orang yang mempunyai kepentingan dengan ritual hubungan intim di Gunung Kemukus itu. Mereka diuntungkan secara ekonomis.
Orang-orang yang diuntungkan ini secara sadar “ memelihara” agar mitos yang mengharuskan peziarah melakukan ritual hubungan intim tetap bertahan dan menganggap perbuatan ini sah di dalam masyarakat.
Menurut Taufiqurrahman, agen-agen yang terus-menerus menyebarkan mitos Pangeran Samudro dan ritual hubungan intim saat berziarah kebanyakan punya usaha di sekitar makam. Kebanyakan dari mereka adalah pendatang.
Para agen inilah yang akan menarik peziarah dan mengiming-imingi dengan stigma bahwa hajat mereka akan terkabul jika berhubungan intim terlebih dulu.
Taufiqurrahman menambahkan, fenomena ini bisa dijelaskan dalam teori Sosiolog Perancis, Pierre Bourdieu. “ Menurut Bourdieu, bahasa, simbol, atau juga mitos memiliki kekuatan untuk menentukan sikap dan pandangan dunia masyarakat,” ungkap dia.
Peneliti lainnya, Fitriadi, berharap hasil penelitian ini bisa memberikan pemahaman yang lebih kritis tentang fenomena ritual hubungan intim di Makam Pangeran Samudro. Pemerintah diharap bersikap tegas agar objek wisata makam Pangeran Samudro bersih dari praktik prostitusi.
Penelitian ini dilakukan oleh lima mahasiswa Fakultas Filsafat UGM. Selain Fitriadi dan Taufiqurrahman, tiga lainnya adalah Melfin Zaenuri, Rangga Kala Mahaswa, dan Surya Aditya.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah tayangan video berjudul ‘Sex Mountain’ di YouTube yang dirilis oleh seorang wartawan Australia, Patrick Abbout.
Dream - Gunung Kemukus tengah menjadi sorotan dunia. Bukan karena keelokan panorama. Atau juga sumber daya alam yang tersimpan. Melainkan soal ritual yang dipraktikkan oleh orang-orang yang berkunjung ke gunung yang terletak di wilayah Sragen, Jawa Tengah, tersebut.
Karena sorotan itu, gunung ini seolah mendapat julukan baru. Media-media asing itu ramai-ramai menyebut Gunung Kemukusk sebagai `sex mountain` atau `gunung seks`. Nama gunung itu mencuat setelah jurnalis SBS. Patrick Abboud, menuliskan reportasenya.
Dalam laporan itu, sebagaimana dikutip Dream dari sbs.com.au, Rabu 19 November 2014, Abboud menuliskan ribuan orang dari berbagai pulau di Nusantara datang ke Gunung Kemukus ini. Para pendatang itu melakukan ritual ‘religi’ di sana. Ritual yang disebut Abboud sebagai hubungan badan tanpa ikatan perkawinan untuk mendapatkan nasib baik atau pesugihan.
Bagi masyarakat sekitar, Gunung Kemukus memang lekat dengan kisah Pangeran Samudra, yang diyakini sebagai keturunan raja Majapahit. Di puncak gunung setinggi 300 meter di atas permukaan laut itu terdapat bangunan joglo.
Di dalam bangunan itulah terdapat tiga makam. Sebuah makam dengan ukuran lebih besar –yang ditutupi kelambu putih- diyakini milik Pangeran Samudra dan ibunya, Ontrowulan. Sementara dua lainnya diyakini milik abdi mereka.
Sekitar 300 meter di sebelah timur kompleks makam itu terdapat Sendang Ontrowulan. Masyarakat sekitar meyakini sendang ini digunakan Ontrowulan untuk bersuci agar bisa bertemu Samudra. Sementara di depan gerbang makam itu terdapat anak tangga yang berjumlah 175.
Selain reportase tertulis, Abboud juga mengabadikan beberapa bagian ritual di Gunung Kemukus itu dalam bentuk video. Dia mewawancarai sejumlah peziarah dan juga mewawancarai Koentjoro Soeparno, profesor psikologi sosial dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
“ Ini sesuatu yang aneh. Sebuah paradoks: ada masjid, kuburan, tapi di luar itu ada tempat melakukan seks terlarang,” kata Koentjoro dikutip dari SBS.
“ Tidak mungkin untuk mengabaikan bahwa ritual tersebut penuh dengan kontradiksi. Islam memandang perzinahan sebagai dosa, sehingga seks 'di luar nikah' jelas bertentangan dengan hukum agama,” tambah dia.
Dalam laporan itu, Abboud menggambarkan gubuk-gubuk yang dipakai untuk hubungan terlarang itu berderet di sepanjang jalur menuju kompleks makam. Gubuk-gubuk itu seolah berdesakan dengan tempat karaoke yang juga menjamur di sana. Laporan Abboud ini dikutip oleh berbagai media internasional.
Dream - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku malu praktik prostitusi di Gunung Kemukus, Sragen, disorot dunia. Apalagi, praktik itu dibungkus dengan ritual yang dianggap menyimpang dari ajaran agama.
" Sampai luar negeri tahu, malulah," kata Ganjar usai menghadiri acara pengarahan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin 24 November 2014.
Namun, Ganjar mengaku tak berwenang menutup praktik prostitusi berkedok ritual di Gunung Kemukus, Sragen. Menurut dia, kewenangan untuk menindak praktik terlarang yang menjadi sorotan dunia itu berada di tangan Bupati Sragen.
" Ketika orang menanyakan ke saya, memang komparasinya tidak apple to apple. Kalau itu kewenangan provinsi dan dikasih kewenangan seperti Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama – Gubernur DKI Jakarta), sudah saya beresin dari kemarin. Tapi ini kan seperti Dolly ya, Dolly kan yang nutup bukan gubernur tapi koordinasi," tambah dia.
Ganjar mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Sragen. Dia juga sudah meminta praktik prostitusi di Gunung Kemukus itu segera ditutup. " Karena itu prostitusi dan cukup berbahaya. Bahaya itu ya kita bicara dari sisi kesehatan, moralitas, macem-macem lah," tutur politisi PDI Perjuangan ini.
Menurut dia, perlu pelurusan pandangan di masyarakat. Lokasi itu harus dikembalikan sebagai tempat ziarah, bukan dengan menggelar ritual yang terlarang. " Kalau ziarahnya silakan, menurut saya mesti ada sekarang mengalihkan dalam rel ziarah, bukan dengan ajaran sesat prostitusinya," ucap Ganjar.
Sebelumnya, nama Gunung Kemukus menjadi sorotan berbagai media internasional. Gunung dengan ketingian sekitar 300 meter di atas permukaan laut itu bahkan disebut sebagai `sex mountain` alias gunung seks. Julukan itu diberikan karena ritual berhubungan badan tanpa ikatan perkawinan untuk mencari pesugihan.
Berdasarkan penelusuran wartawan SBS, Patrick Abboud, para pendatang di Gunung Kemukus bahkan ada yang murni bertujuan untuk mencari pasangan. (Ism, Sumber: Merdeka)
Dream - Pemerintah Kabupaten Sragen mulai menertibkan obyek wisata Gunung Kemukus yang menjadi sorotan dunia karena ritual aneh. Kompleks makam Pangeran Samudro yang berada di puncak gunung itu akan dikembalikan sebagai wisata ziarah. Segala ritual aneh, termasuk unsur prostitusi, dilarang.
“ Hari ini kita mulai lebih intensif melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada warga di Gunung Kemukus. Kita ingin menghilangkan ekses negatif yang ada di sana, dan mengembalikan lokasi tersebut sebagai tempat wisata ziarah,” ujar Bupati Sragen, Agus Fathurrahman, dikutip Dream dari Merdeka.com, Kamis 27 November 2014.
Agus berjanji akan mengikis citra negatif Gunung Kemukus yang dikenal dunia sebagai Gunung Seks –julukan yang diberikan media asing karena ritual berhubungan badan untuk mencari pesugihan. Meski demikian, tambah dia, tempat ziarah Gunung Kemukus tak perlu ditutup.
“ Lokasi tersebut bukan lokalisasi, tapi obyek ziarah yang disalahgunakan. Kami akan mengembalikan lokasi tersebut sebagai tempat ziarah,” kata Agus.
Sementara, Sekretaris Daerah Sragen, Tatag Prabawanto, menambahkan, selain melakukan sosialisasi, Pemkab juga melakukan pendataan warga yang ada di Gunung Kemukus. Sedangkan untuk pekerja seks komersial (PSK) akan diminta keluar dari lokasi itu.
“ PSK yang ada di sana akan kita minta keluar atau pulang ke asalnya masing-masing. Untuk warga setempat tetap diminta beraktivitas seperti biasa,” tutur Tatag.
Kebijakan Pemkab Sragen ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat sekitar. Namun, sebagian besar warga setuju pemerintah menutup lokasi prostitusi terselubung itu dengan syarat obyek wisata Makam Pangeran Samudro tetap dibiarkan.
“ Banyak warga yang setuju sebenarnya ditutup. Tetapi obyek wisata Makam Pangeran Samudro tetap dibiarkan, karena 50 persen lebih warga kami menggantungkan hidupnya di sini,” ujar Kepala Desa Pendem, Hardiyanto.
Menurut Hardiyanto, praktik prostitusi di Gunung Kemukus telah membawa nama jelek desa maupun warga. “ Sekali lagi, pemerintah desa setuju penutupan lokasi tersebut dan mendukung program Bapak Gubernur,” tegas Hardiyanto.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR