Kelumpuhan Itu Tak Mematahkan Semangat Sri...

Reporter : Ayik
Rabu, 15 Oktober 2014 14:30
Kelumpuhan Itu Tak Mematahkan Semangat Sri...
Sri bangkit dari keterpurukan hidupnya dengan menjadi seorang relawan penderita Paraplegia

Dream - Kecelakaan motor yang dialami wanita asal Klaten, Jawa Tengah ini rupanya menjadi kisah inspirasi bagi siapa saja yang mengenal akan sosoknya.

Sri Lestari harus rela tak lagi bisa berjalan usai kecelakaan motor pada 12 Februari 1997 silam. Bersama seorang teman, motor yang dinaikinya di tabrak oleh sebuah truk dan mengakibatkan Sri terpental ke dalam selokan.

Tulang punggung Sri hancur, rangkaian operasi telah dilakukan demi pemulihan tubuh bagian bawahnya. Namun Allah berkehendak lain, dokter yang membantunya tak bisa menyelamatkan Sri dari kelumpuhan. Berbagai pengobatan alternatif pun ia jalani demi perubahan yang amat ia harapkan.

Hari-hari Sri saat memulai aktivitas sebagai penyandang cacat sempat membuatnya merasa terpuruk. Bayangkan untuk ke toilet saja ia harus dibantu sang ayah, Sri juga harus menggunakan popok sekali pakai agar memudahkannya jika buang air.

Bertekad untuk merubah keadaan, anak dari pasangan Muji Rahardjo dan Suminem ini mengambil kelas kursus sulam, monte dan kristik dari salah seorang guru Sekolah Luar Biasa di Manisrenggo. Beruntungnya Bu Puji tak meminta bayaran, seakan ia tahu betul bagaimana keadaan keluarga Sri yang kesusahan.

Pada 2007, Sri bertemu dengan Bagyo yang merupakan Kepala Sekolah Yayasan Asuhan Anak-Anak Tuna Netra (YAAT) Klaten. Sri mulai bekerja di yayasan tersebut bertugas memasukkan data ke program Job Access With Speech (JAWS).

Saat acara kursi roda untuk dirinya dari UCP Wheel for Humanity bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan Latihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) Solo pada 2007, Sri berkenalan dengan Ninik, seorang relawan dari Griya Manunggal, Yogyakarta.

Perkenalannya dengan Ninik membawa Sri menjadi seorang relawan bagi penyandang cacat. Demi melancarkan kegiatannya, Sri membeli sebuah motor seharga Rp 4 juta dan dimodifikasi dengan tambahan uang Rp 2 juta. Bergabung dengan yayasan Carina membuat Sri mendapatkan sebuah pengalaman berharga dalam hidupnya yang sempat ia pandang sebelah mata. Ia berkesempatan mengunjungi korban gempa 2006 khusus penderita cacat di wilayah Klaten.

Tahun 2009 Sri tercatat sebagai relawan di UCP RUK (United Cerebal Palsy Roda Untuk Kemanusiaan Indonesia) Yogyakarta. Ia berbagi cerita dengan penderita paraplegia (kelumpuhan pada bagian bawah tubuh akibat cidera sumsum tulang belakang), ia memberikan semangat dengan teman-teman yang mengalami hal serupa dengannya, kalau mereka bisa bangkit dan menjadi pribadi yang berguna dan berarti bagi manusia lainnya.

Tak puas dengan menjadi relawan, Sri bermimpi untuk berkeliling Indonesia menggunakan kursi rodanya bersama penderita paraplegia lainnya. Pulau Jawa dan Bali menjadi destinasi pertama dan terwujud di bulan Mei 2013 lalu. Seorang warga Kanada yang kagum dengan semangat Sri berhasil mendokumentasikan perjalanan Sri menempuh jarak 1.200 km selama 20 hari ke 21 kota di Pulau Jawa.

Sri juga berharap dapat mengelilingi Pulau Sumatera dan seluruh pulau-pulau di Indonesia tentunya bersama penderita Paraplegia.

Beri Komentar