Senyum dan Kegembiraan Luluk, Penderita Psikotik di Surabaya

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 6 Juli 2015 16:31
Senyum dan Kegembiraan Luluk, Penderita Psikotik di Surabaya
Di Liponsos Kota Surabaya terdapat setidaknya 1.223 penderita psikotik.

Dream - Namanya Luluk. Siang itu, Jumat, 3 Juli 2015, wanita berambut pendek itu mengenakan kaos berwarna merah. Dia duduk melantai sembari menyaksikan sebuah penampilan musik dan tari.

Penampilan musik dan tari itu yang digelar di ruangan milik Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) UPDT Kota Surabaya dibawakan oleh Duta Cinta. Grup vokal itu beranggotakan sepuluh bocah dari Jakarta. Senyumnya lagi-lagi merekah. Tangannya bertempik sorak.

" Memang ini acara apa mbak?" tanya saya.

" Acara artis-artis. Itu ada Titiek Puspa," jawabnya sambil menunjuk Titiek Puspa.

Titiek Puspa yang diberitahu mengenai kisah itu hanya senyum-senyum. Menurutnya, itu wajar.

" Ya manusiawi. Artinya kan memori dia masih ada," katanya kepada Dream.

Luluk merupakan salah seorang penghuni Liponsos UPDT Kota Surabaya. Dia dibawa ke tempat itu karena mengidap psikotik atau kelainan jiwa.

Luluk bukan satu-satunya penghuni psikotik di tempat itu. Masih ada sekitar 1.222 orang yang mengalami gangguan kejiwaan layaknya Luluk.

Menurut Nur, seorang perawat penderita psikotik perempuan, dari 1.222 ada beberapa di antaranya ada yang terkategori parah. Mereka yang berkategori parah ini biasanya telanjang dan buang kotoran di mana-mana.

Padahal, menurut Nur, seusai mandi biasanya mereka mau memakai baju. Tetapi, beberapa saat setelah dipakaikan baju, mereka melepasnya.

" Entah apa sebabnya. Saya juga tidak tahu," kata Nur.

Para penderita di Liponsos itu biasanya setiap Senin dan Rabu diberi obat dan terapi. Beberapa pasien yang dinyatakan sembuh oleh pihak dokter bisa dikembalikan ke keluarga.

Sayangnya, beberapa yang dikembalikan ke keluarga itu tertangkap Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya. Mereka biasanya kambuh.

" Kalau kambuh biasanya terus ngluyur," kata Nur.

Di tempat itu, Luluk dan penderita gangguan jiwa lain diajari berbagai keterampilan. Salah satunya membuat keset. Hasil dari berjualan keset itu dikumpulkan oleh pihak Liponsos untuk biaya rekreasi. Kegiatan itu biasanya mereka lakukan tiga bulan sekali.

Siang itu menjadi spesial bagi Luluk karena aktivitasnya dipantau oleh rombongan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja. Organisasi istri-istri menteri itu melakukan kunjungan dan memberikan bantuan. Aksi solidaritas itu mereka lakukan dalam rangkaian Safari Ramadan. Kegiatan itu berlangsung selama dua hari 2-3 Juli di Sidoharjo, Jombang, dan berakhir di Surabaya.

Luluk yang dari tadi tersenyum didatangi seorang wanita berpakaian batik. Wanita itu salah seorang pejabat setempat yang menyertai rombongan OASE. Wanita berpakaian batik itu mengajak berbincang.

" Umurnya berapa mbak?" tanya wanita berbatik.

" 28 tahun," jawab Luluk

" Sudah berapa lama di sini?"

" Sudah 35 tahun,"

" Kok melebihi umurnya?"

Luluk tak menjawab. Dia hanya tersenyum-senyum.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More