Dream - Restoran Hotel Gran Melia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, penuk sesak, hari ke-9 Ramadan. Beberapa pria-wanita beragam usia meriung di setiap sudutnya. Hampir sebagian besar kursi yang tersedia penuh terisi.
Aroma masakan menggugah selera mengepul di sana-sini. Canda tawa para pengunjung terdengar samar karena bunyi desis makanan yang tengah dimasak.
Mereka tengah menunggu magrib, saat yang tepat untuk mengakhiri puasa. Jadilah ruangan itu makin berdenyut begitu pukul 17.48 WIB. Saat matahari sudah pudar, azan berkumandang di hampir seluruh lorong hotel.
Para pengunjung segera menyantap aneka makanan takjil. Puasa mereka semenjak fajar masih di peraduan hingga penguasa siang itu mengaso, resmi berakhir.
Suasana pun makin syahadu nan meriah. Sejak Ramadan tiba, Hotel bintang lima di jantung Ibu Kota itu memang tampak berbeda. Beragam ornamen khas Timur Tengah terpajang menghiasi setiap sudut ruangan.
Ada yang membedakan Ramadan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Pengelola hotel rupanya menawarkan sisha, agar kesan Timur Tengah makin kental.
" Sisha ini kan nuansanya Timur Tengah, jadi momennya itu pas dengan nuansa bulan Ramadan," ujar Director of Sales and Marketing Gran Melia Hotel Jakarta, Frieth Siahaan kepada Dream awal pekan ini.
Tahun ini merupakan kali pertama bagi Gran Melia menawarkan sisha. Sajian ini juga menjadi pembeda hotel tersebut dengan hotel-hotel lainnya, meski juga menawarkan paket Ramadan.
“ Sisha ini tahun pertama kami coba. Untuk sisha kan jarang ya ada di hotel. Jadi, kami akan membuat tren tersendiri,” ucap dia.
Hotel ini memang menawarkan sisha sebagai promo khusus selama Ramadan. Para pengunjung dapat menikmati promo ini yang tersedia di Lobby Lounge.
Hanya dengan Rp140.000, pengunjung dapat merasakan nikmatnya sisha dengan lima rasa yaitu mint, anggur, semangka, permen karet, dan melon.
***
Ramadan selalu mendapat sambutan khusus dari semua orang. Mereka serasa tak ingin melewatkan bulan ini dengan aktivitas tidak jauh berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Alhasil, mereka berlomba-lomba meraih keberkahan.
Ramadan ternyata juga mengubah kebiasaan masyarakat, terutama dalam mengkomsumsi makanan. Hampir setiap orang berburu makanan untuk berbuka.
Sebagian orang berbuka di masjid atau di warung, namun ada jyga yang mengisi waktu berbuka dengan makan bersama di sejumlah restoran.
Hal ini ditangkap sebagai peluang bagi pelaku industri makanan dan hotel. Sejumlah hotel berlomba membuat sejumlah paket promosi selama Ramadan.
Mereka menawarkan sejumlah produk baru demi menggaet lebih banyak pengunjung. Seperti yang dilakukan pengelola Hotel Gran Mulia.
Freith mengatakan terjadi peningkatan jumlah pengunjung sangat signifikan selama saat buka puasa. Hal ini tentu menyumbang pemasukan cukup besar.
" Perbandingan tamu yang datang itu, pas buka puasa hampir 200 persen," kata Freith.
Hotel ini sebenarnya memiliki tiga restoran dengan kapasitas total mencapai 300 orang. Tetapi, jumlah pengunjung membludak selama Ramadan. Jadi mereka harus menyiapkan meja tambahan demi melayani jumlah pembeli yang belum dapat tempat makan.
" Untuk buka puasa ramai sekali, kapasitas restoran kami 300 orang, tapi setiap buka puasa kami selalu siapkan meja tambahan, karena banyak sekali tamu yang datang," kata dia.
Tingkat okupansi bisnis hunian ternyata tidak selalu memuaskan. Menurut Freith, terdapat tren penurunan di ketika awal Ramadan karena banyak orang memilih menghabiskan waktu bersama keluarga.
Tren itu akan berubah ketika beberapa hari menjelang lebaran. Bahkan, menurut Freith, peningkatan pengunjung bisa mencapai 70 persen.
" Memang di awal Ramadhan ini tingkat okupansi di bisnis hunian menurun, tapi ketika menjelang lebaran itu mulai meningkat, soalnya kan banyak dari tamu kita yang ditinggal asisten tumah tangganya. Jadi mereka lebih memilih tinggal di hotel," kata dia.
" Untuk menyiasati hal itu, kita buat paket diskon, harga normalnya kan semalam Rp1.500.000 sudah termasuk makan pagi (sahur) untuk dua orang dewasa dan dua orang anak-anak, tetapi jika menginap lebih dari semalam kita kasoh harga Rp. 1.250.000 sudah termasuk maakan pagi juga (sahur), jadi jatuhnya lebih murah," ucap Freith.
***
Melihat permintaan menu buka puasa yang begitu tinggi, pengelola hotel Grand Melia telah menyiapkan sejumlah menu di tiga restoran miliknya.
Pengunjung memilih varian masing-masing menu sesuai selera. Menu-menu tersebut tentu akan berubah setiap hari, namun makanan tradisional masih menjadi primadona selama Ramadan.
" Untuk bulan Ramadan tahun ini tersedia berbagai macam menu buka puasa, tak hanya kuliner dari Indonesia, menu yang disediakan di antaranya makanan khas Chinese, Japanese, Maroko, dan juga India. Menu terbaru yakni khas Chinese, Japanese, dan konsep prasmanan untuk makanan Nusantara," kata Freith.
Makanan Chinese tersedia di Restoran Tien Chao. Outlet yang satu ini menyuguhkan Iftar Chinese Set Menu dengan dua pilihan set menu, yakni Chinese Tea dan beberapa manisan khas Indonesia sebagai Takjil.
Di sini tersedia pula paket buka puasa dengan aneka main course seperti Wok Fried Sliced Beef with Black Pepper Sauce, Stir Fried Blavk Shell, Mussels with Gong Bao Sauce, Deep Fried Spinach Bean Curd with Salt & Pepper, Roasted Duck with Cold Jelly, dan Chilled Sea Coconut with Lemon.
Sementara untuk menu buka puasa khas Japanese dapat ditemukan di Restoran Yoshi Izakaya. Resto ini menyajikan Iftar Japanese Set Menu dengan hidangan-hidangan otentik khas Jepang seperti Mixed Mushroom Souo in Alumunium Foil, yaitu sup yang menggunakan jamur khas Jepang.
Selain itu, para tamu juga dapat memilih menu utama lainnya seperti Ebi Tempura, Beef Teriyaki, Robatayaki Salmon, Chicken Teriyaki, Teppanyaki Beef, Chicken dan Ebi.
Tetapi jika menginginkan suasana khas Indonesia, Hotel Gran Melia juga menyediakan konsep prasmanan di Cafe Gran Vila. Berbagai pilihan menu khas Nusantara dapat ditemui di sini.
Makanan manis yang disuguhkan sebagai takjil pun sarat nuansa Indonesia. Contohnya kurma, kolak pisang, bubur kacang hijau, dan jajanan pasar. Dan
Sayangnya, kata Freith, menu bervariasi tidak tersedia untuk santap sahur. Pengunjung hanya akan disuguhi menu yang sama seperti sarapan.
" Untuk sahur, kami tidak menyediakan menu spesial sahur, tapi restoran kita tetap buka pada pukul 02.30 WIB sehingga apabila ada tamu yang ingin sahur, itu bisa di resto kami atau bisa di antar ke kamar dengan biaya tambahan," ujar dia.
Laporan: Muhammad Ilman Nafi'an
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik