Karyawan Ini Tolak Kembalikan Uang Salah Transfer Rp1,4 Miliar
Ilustrasi (Freepik/fanjianhua)
Reporter : Okti Nur
Ia tetap yakin bahwa dirinya berhak atas uang tersebut dan tidak berencana mengembalikannya.
DREAM.CO.ID - Seorang pekerja pabrik di Khanty-Mansiysk, Rusia, mendadak jadi kaya raya setelah menerima uang salah transfer lebih dari 7.112.000 rubel (US$87,000) atau sekitar Rp1,44 miliar (kurs Rp16.649) dari perusahaannya. Namun dia menolak untuk mengembalikan hingga mendapat gugatan hukum.
Dia adalah Vladimir Rychagov. Namun, kebahagiaannya menjadi jutawan dadakan tidak berlangsung lama, karena ia menerima panggilan dari bagian akuntansi yang memberi tahu uang tersebut ditransfer karena kesalahan dan ia harus mengembalikannya. Setelah mencari informasi di internet, Vladimir memutuskan untuk tidak setuju.
“Setelah saya cek di internet, saya menemukan bahwa kalau itu kesalahan teknis, maka terserah saya apakah mau mengembalikan atau tidak. Tapi kalau itu kesalahan penagihan, saya wajib mengembalikannya,” kata Rychagov dikutip dari Oddity Central.
Menurut dokumen pengadilan yang diajukan oleh pihak perusahaan, uang tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk membayar gaji 34 karyawan di cabang lain. Namun, karena kesalahan perangkat lunak, uang itu malah ditransfer ke rekening Rychagov, sehingga ia diwajibkan mengembalikannya.
Dalam pembelaannya, Rychagov mengklaim bahwa dana tersebut dikirim atas nama perusahaan, bukan cabang tertentu, dan tertulis sebagai “gaji” dalam slip pembayaran, sehingga ia merasa berhak menerimanya.
Vladimir Rychagov juga mengaku bahwa permintaan perusahaan untuk mengembalikan uang itu kemudian berubah menjadi ancaman, sehingga ia menggunakan uang tersebut untuk membeli mobil baru dan pindah ke kota lain bersama keluarganya.
Saat mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah baru, perusahaan mengajukan gugatan terhadap Rychagov, dan rekening banknya pun dibekukan.
“Saya dilaporkan karena diduga bersekongkol dengan seorang akuntan dan melakukan semacam penipuan ekonomi,” kenang Rychagov, sambil menambahkan bahwa tuduhan tersebut segera dibatalkan karena kurangnya bukti.
Namun, pihak perusahaan tidak menyerah begitu saja dan pertarungan hukum pun dimulai.
Pengadilan tingkat pertama dan banding memutuskan berpihak kepada perusahaan, menyatakan bahwa tidak ada pembayaran tertunggak yang menjadi hak karyawan pada akhir periode pelaporan, dan transfer uang Rp1,4 miliar itu bukan merupakan gaji. Karena itu, Rychagov diwajibkan mengembalikannya. Ia kemudian mengajukan banding kasasi, tetapi keputusan awal tetap dipertahankan.
Vladimir Rychagov kembali mengajukan banding ke Mahkamah Agung Rusia, yang menerima kasusnya untuk ditinjau. Ia tetap yakin bahwa dirinya berhak atas uang tersebut dan tidak berencana mengembalikannya.
“Rekening bank saya menerima deposit sebesar 45.000 rubel untuk uang cuti bulan Januari. Dan deposit sebesar 7.112.000 rubel untuk gaji bulan Desember,” kata Rychagov.
“Gaji bulan Desember telah dikreditkan, ditambah lagi ada rumor tentang gaji ke-13 yang besar, yang masuk akal karena kinerja pabrik memang baik," lanjutnya.
Media Rusia mencoba menghubungi pihak perusahaan untuk mendapatkan tanggapan, tetapi CEO sementara perusahaan, Roman Tudachkov, sangat berhati-hati dalam pernyataannya dan hanya mengatakan bahwa perusahaan akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kami tidak akan berkomentar,” kata Tudachkov.
“Tidak ada gaji ke-13 di sini; itu murni kesalahan transfer. Kami memiliki perintah pengadilan, dan kami beroperasi sesuai sistem hukum melalui departemen hukum kami. Penafsirannya aneh, tapi sekali lagi, kami akan menyelesaikan ini melalui jalur hukum," ungkapnya.