Perkuat Ketahanan Pangan, Rahmat Saleh Tekankan Peran Strategis Penyuluh Pertanian
© 2025 Https://www.dpr.go.id
Reporter : Hevy Zil Umami
Dalam suasana akrab di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Gunung Talang, Kabupaten Solok, puluhan penyuluh pertanian lapangan (PPL) berkumpul untuk berdiskusi langsung dengan Anggota Komisi IV DPR RI.
DREAM.CO.ID - Dalam suasana akrab di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Gunung Talang, Kabupaten Solok, puluhan penyuluh pertanian lapangan (PPL) berkumpul untuk berdiskusi langsung dengan Anggota Komisi IV DPR RI, Rahmat Saleh. Pertemuan yang dikemas dalam agenda Safari Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) ini menjadi ajang penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan penyuluh di daerah dalam mendukung berbagai program strategis nasional di sektor pertanian, perikanan, kelautan, dan perkebunan.
Dalam kesempatan tersebut, Rahmat menegaskan bahwa keberhasilan program-program pemerintah sangat bergantung pada peran aktif para penyuluh di lapangan. Menurutnya, tanpa edukasi dan pengawasan yang baik, bantuan pertanian dan perikanan kerap tidak memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat.
“Program itu harus dijalankan dengan edukasi dan pengawasan. Kalau tidak, bantuannya cepat habis tapi tak berdampak. Bantuan itu tujuannya membebaskan masyarakat dari kemiskinan,” ujar Rahmat dalam keterangan yang dikutip Parlementaria, Selasa (21/10/2025).
Politisi dari Fraksi PKS itu menekankan, penyuluh memiliki posisi strategis sebagai jembatan antara pemerintah dan petani. Mereka bukan hanya penyampai informasi, tapi juga agen perubahan yang membantu petani memahami cara mengelola bantuan agar berkelanjutan.
Dorongan untuk Program Kopi 2.000 Hektare
Salah satu agenda besar yang sedang disiapkan adalah program penanaman kopi seluas 2.000 hektare di Kabupaten Solok yang direncanakan mulai akhir 2025. Rahmat menyebut, peran penyuluh akan sangat menentukan kesuksesan program ini agar benar-benar tepat sasaran dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Ia juga mengingatkan agar berbagai program nasional seperti Koperasi Merah Putih, Kampung Nelayan Merah Putih, hingga Program MBG (Makmur Bersama Gemilang) dikelola dengan transparan dan hati-hati.
“Kalau bantuan tidak disalurkan dengan tepat, uang negara bisa habis tapi hasilnya tidak efektif,” tegas Rahmat.
Dengan potensi besar yang dimiliki Solok, Rahmat berharap para penyuluh bisa menjadi motor penggerak dalam mengoptimalkan hasil bumi daerah. Menurutnya, daerah dengan sumber daya alam melimpah seperti Solok membutuhkan strategi yang berkelanjutan agar masyarakat benar-benar merasakan manfaat pembangunan.
Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan
Kegiatan Safari Gemarikan kali ini juga dihadiri Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok, Syoufitri, Plt Kadis Pertanian Imran Syahrial, serta Ketua DPD Perhiptani Sumbar, Hafes Renaldo. Lebih dari 50 penyuluh dari berbagai kecamatan turut berpartisipasi, memperlihatkan antusiasme tinggi terhadap penguatan peran penyuluh di sektor pangan.
Dalam sambutannya, Syoufitri menegaskan pentingnya gerakan Gemarikan dalam meningkatkan konsumsi ikan masyarakat yang berpengaruh langsung terhadap gizi dan kecerdasan anak bangsa.
“Gemarikan ini bentuk penggalangan partisipasi semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga nagari,” ujarnya.
Ia juga memamerkan sederet capaian Dinas Perikanan dan Pangan Solok, termasuk keberhasilan timnya meraih juara dalam Lomba Memasak Serba Ikan Tingkat Provinsi Sumbar dengan menu andalan Kembung Tombong Gulung Asam Riang, yang menjadi inspirasi kuliner lokal berbasis ikan.
Sementara itu, Plt Kadis Pertanian Imran Syahrial menyoroti potensi sektor pertanian Solok yang masih sangat besar. Ia menilai, dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan dari para penyuluh, daerah ini bisa menjadi salah satu lumbung pangan utama di Sumatera Barat.
Harapan untuk Masa Depan Petani dan Nelayan Solok
Melalui kegiatan ini, Rahmat Saleh berharap hubungan antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat bisa semakin solid. Ia menegaskan bahwa setiap kebijakan pemerintah tidak akan berjalan maksimal tanpa sentuhan langsung dari para penyuluh yang bekerja di akar rumput.
Baginya, penyuluh adalah ujung tombak pembangunan sektor pangan. Mereka tidak hanya mendampingi petani dan nelayan, tetapi juga memastikan setiap bantuan, pelatihan, dan program benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Kegiatan Safari Gemarikan di Solok menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara berbagai pihak dapat melahirkan gerakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan penyuluh yang kuat, Rahmat yakin cita-cita besar menuju kemandirian pangan nasional bisa tercapai lebih cepat.