Pidato Pertama Erick Thohir Jadi Menpora: Saya di Sini Bukan untuk Memimpin

Stories | Kamis, 18 September 2025 18:06

Reporter : Okti Nur

Mantan Menteri BUMN ini mengatakan bahwa dia hadir bukan untuk memimpin, namun mengayomi dan bekerja sama.

DREAM.CO.ID - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menyampaikan pidato pertamanya dalam serah terima jabatan (sertijab) pada Kamis, 18 September 2025.

Di hadapan para staf dan mantan Menpora Dito Ariotedjo, Erick Thohir mengungkap akan merapikan, mereview, dan menjalankan berbagai upaya yang sudah dilakukan kepemimpinan sebelumnya.

"Jadi para senior, saya janji dan tentu khususnya Pak Dito, apapun yang bapak-bapak sudah lakukan kita akan rapikan, kita akan review, kita akan jalankan sama-sama. Tidak ada perbedaan di antara kita. Dan tentu kita juga harus melakukan terobosan evaluasi." ungkap Erick di Jakarta.

Mantan Menteri BUMN ini mengatakan bahwa dia hadir bukan untuk memimpin, namun mengayomi dan bekerja sama.

"Dengan segala kerendahan hati saya di sini hadir bukan untuk memimpin, tapi untuk mengayomi kita, bekerja sama. Saya harapkan semua yang sudah ditinggalkan oleh Pak Dito di kementerian ini semua kita jalankan sebaik-baiknya. Saya akan banyak permintaan seperti yang Pak Dito bilang, saya orangnya egaliter tapi agak keras ya. Tapi percayalah kekerasan saya itu karena saya cinta tim saya. Sukses kita di sini bukan karena sukses pribadi, tapi sukses karena tim dan kita semua," jelas Erick.

2 dari 3 halaman

Pesan Presiden Prabowo Subianto

Erick menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto untuk mensinergikan program. Melalui efisiensi dan efektivitas.

"Bapak Presiden juga meminta saya untuk mensinergikan program-program kita dengan Dikti, dengan Mensos. Artinya apa? Keterbatasan dana kita harus kita sinergikan dengan banyak kementerian. Efisiensi, efektivitas harus terus dilaksanakan karena kita satu. kita satu negara di olahraga," terang Erick.

Baginya olahraga adalah duta bangsa, yang harus dicerminkan melalui kedikdayaan sebagai bangsa.

"Kalah menang biasa, tapi benar enggak kita kasih 110% di setiap pertandingan itu? Olahraga juga adalah alat pemersatu bangsa, bukan pemecah. Ini kita harus konsolidasi nasional," katanya.

3 dari 3 halaman

Potensi Pemuda di Indonesia

Sesuai dengan namanya, Kemterian Pemuda dan Olahraga, Erick juga menyoroti peran dan potensi pemuda di Indonesia yang masif dan besar. Sebagai Menpora, baginya penting untuk meningkatkan kapabilitas kepemudaan. Menciptakan mimpi pemuda-pemudi yang berani bermimpi serta berani berprestasi dan berani cinta tanah air kita.

"Pemuda kita jumlahnya ini kita hitung dulu dari jumlah umurnya. Kalau pakai umur 40-an itu 131 juta. Kalau 30-an itu kurang lebih 60 sampai 80 juta. Artinya apa? Ini jumlah yang masif dan besar," hitungnya.

Dia berharap para tokoh dan pimpinan pemuda dapat saling urun rembuk. Berdiskusi mengenai bangsa ke depan, di saat yang memimpin bukan dia dan jajarannya lagi.

"Organisasi kemudian harus menjadi tolak ukur apa? Kepemudaan kita. Saya juga ingin urun rembuk dengan seluruh pemimpin olahraga yang ada di Indonesia. Baik Cabor, baik Koe dan Koni. Ayo kita satu kita bikin roadmap sama-sama bukan road kita sendiri-sendiri," tutur Erick.

 

Bupati Luwu Utara: Lembut di Dalam, Garang di Luar
Join Dream.co.id