Sudah 4 Bulan Beroperasi, Stasiun KRL Tanah Abang Baru Akhirnya Diresmikan
Tampilan Stasiun Tanah Abang Baru/ Foto: Dok. KAI
Reporter : Abidah
Seluruh fasilitas pendukung dan sistem integrasi antarmoda dinyatakan siap digunakan.
DREAM.CO.ID - Stasiun Tanah Abang yang selama ini dikenal sebagai simpul tersibuk di Jakarta kini resmi beroperasi dengan wajah baru. Peresmian dilakukan Selasa, 4 November 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto. Sebelumnya Presiden menjajal perjalanan KRL dari Stasiun Manggarai menuju Tanah Abang.
Faktanya, stasiun baru ini sudah beroperasi sejak Juni 2025, namun baru diresmikan setelah seluruh fasilitas pendukung dan sistem integrasi antarmoda dinyatakan siap digunakan.
Desain Baru, Ruang Lebih Luas, Akses Lebih Ramah
Revitalisasi besar-besaran ini membawa perubahan signifikan. Bangunan utama stasiun kini memiliki luas sekitar 23 ribu meter persegi di atas lahan 3,1 hektare, dengan empat peron dan enam jalur yang bisa menampung rangkaian 12 gerbong.
Hasilnya, kapasitas stasiun melonjak dari semula 141 ribu menjadi 380 ribu pengguna per hari. Bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang bergantung pada KRL, ini berarti arus penumpang bisa jauh lebih lancar, terutama di jam sibuk pagi dan sore.
“Stasiun Tanah Abang Baru adalah simbol transformasi layanan publik. Desainnya mengutamakan efisiensi pergerakan pelanggan, memperkuat konektivitas antarmoda, serta mendukung pertumbuhan kawasan berorientasi transit," kata Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin dalam siaran persnya.
Melayani Empat Jalur Utama KRL
Stasiun ini melayani empat lintas utama KRL, yaitu Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri–Tangerang, dan Manggarai–Bogor–Cikarang (termasuk Bekasi). Data KAI menunjukkan, sejak beroperasi bertahap pada Juni 2025, lebih dari 210 ribu penumpang naik-turun dan transit di Tanah Abang setiap harinya. Ini setara dengan 22% dari total pengguna KRL Jabodetabek.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebut pengembangan stasiun ini bukan hanya soal fisik, tapi juga soal pengalaman pengguna. “Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun dengan intensitas tertinggi di Jabodetabek. Pengembangannya menjadi kebutuhan strategis untuk memperkuat konsep kawasan berorientasi transit yang aman, nyaman, dan inklusif,” katanya.
Tahap Lanjutan dan Fokus ke Aksesibilitas
Proyek ini belum berhenti di sini. Tahap kedua akan dimulai pada 2027 dengan fokus pada peningkatan aksesibilitas, termasuk penambahan lift, pelebaran concourse peron, dan fasilitas ramah disabilitas.
Kementerian Perhubungan juga menargetkan peningkatan frekuensi lintas Tanah Abang–Serpong–Rangkasbitung menjadi setiap 4–6 menit untuk mempercepat arus mobilitas.
Bobby menambahkan bahwa dukungan KAI Commuter menjadi bagian penting dari ekosistem ini. “Melalui KAI Commuter, kami menjalankan 1.141 frekuensi perjalanan setiap hari. Hadirnya stasiun baru ini akan memperkuat integrasi antarmoda di kawasan pusat kota Jakarta," ujarnya.