Onset Acne, Jerawat Bandel yang Kerap Menyerang Wanita di Atas 30 Tahun

Reporter : Cynthia Amanda Male
Minggu, 2 Februari 2020 16:27
Onset Acne, Jerawat Bandel yang Kerap Menyerang Wanita di Atas 30 Tahun
Ketahui cara mengatasinya.

Dream - Banyak yang mengira kalau jerawat parah hanya akan terjadi pada remaja di masa pubertas. Faktanya tak selalu demikian. Wanita yang berusia di atas 30 tahun juga kerap mengalami jerawat parah.

Fenomena ini disebut adult-onset acne. Masalah kulit di usia matang ini sedang banyak dikeluhkan.

" Nggak cuma orang muda saja yang bisa jerawatan. Ada orang yang baru jerawatan di usia tertentu dan tidak termasuk tanda penuaan. Justru ada fenomena adult-onset acne," ujar Arini Astasari, dokter spesialis kulit dan kelamin, dalam peluncuran Nature Republic Green Derma Mild Cica Duo di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu 2 Februari 2020.

 

 

1 dari 5 halaman

Faktor Internal dan Eksternal

Penyebab adult-onset acne terbagi menjadi dua, yaitu pengaruh internal dan eksternal. Faktor internal itu yang berasal dari dalam tubuh, seperti pengaruh genetik, ketika keluarganya banyak yang berjerawa.

Ketidakseimbangan hormonal juga termasuk faktor internal adult-onset acne. Seperti yang terjadi ketika menjelang haid. Pengaruh internal lainnya adalah penyakit.

" Ada beberapa penyakit tertentu yang bisa menyebabkan seseorang gampang berjerawat," kata Arini.

Nature Republic

Sedangkan, faktor eksternal atau yang berasal dari luar di antaranya adalah buruknya pola makan dan gaya hidup. Misalnya, konsumsi gula dan olahan susu terlalu banyak, penggunaan kosmetik yang berat, kurang tidur dan stres.

" Sama halnya dengan jerawat yang dialami di usia remaja, kamu bisa mengatasinya menggunakan obat atau menjalani pola hidup sehat," pesan Arini.

Tak lupa untuk merawat kesehatan wajah. Rajin menggunakan face cleanser atau micellar water serta menjaga kelembapan kulit.

 

 

 

2 dari 5 halaman

5 Langkah Mengatasi Masalah Jerawat di Telinga

Dream - Semua orang pasti setuju bahwa jerawat yang tumbuh di dalam lubang atau cuping telinga lebih menyakitkan daripada di wajah. Selain sakit, si bintik merah menjengkelkan itu juga membuat kita merasa mengganggu. Apalagi ditambah rasa gatal karena kulit telinga sangat sensitif.

Jerawat di telinga sebenarnya terjadi karena pembentukan sel kulit mati atau bakteri yang menyumbat pori-pori.

Penyebab jerawat muncul di telinga lainnya bisa karena kebiasaan menggunakan kapas untuk membersihkan telinga.

Earphone 

Memakai ponsel, anting-anting, topi dan helm yang kotor juga jadi penyebab jerawat muncul di telinga. Karena itu, rajin-rajinlah membersihkan telinga serta benda yang sering dipakai dan menyentuh telinga.

Selain itu, ikut langkah-langkah mengatasi jerawat di telinga yang dilansir Dream dari mStar.com berikut ini.

3 dari 5 halaman

Lakukan Sederet Langkah Ini

1. Sediakan air hangat dan kain lembut untuk digosokkan ke telinga. Ini bertujuan untuk membuka pori-pori sehingga mudah dalam menghilangkan kotoran dan minyak yang menempel di telinga.

Handuk Hangat

2. Jika jerawat sudah pecah, berhati-hati dalam untuk membersihkannya karena cairan dari jerawat dapat menyebabkan masalah menjadi lebih buruk.

3. Gunakan pembersih telinga yang dicelupkan ke dalam air hangat sebelum membersihkan bagian dalam telinga dengan hati-hati.

Pembersih Telinga

4. Alirkan air hangat ke telinga untuk membersihkan kotoran yang tertinggal.

5. Jika jerawat belum pecah, sebaiknya biarkan ia pecah dengan sendirinya dan bersihkan dengan mulai dari langkah kedua.

4 dari 5 halaman

Sering Pakai Earphone? Perhatikan Kesehatan Telinga

Dream - Musik bisa membuat suasana hati jadi lebih baik. Bisa jadi hiburan di kala suntuk dan atau menghilangkan kebosanan. Apalagi bagi mereka yang pulang pergi beraktivitas terjebak kemacetan.

Kita pun bisa memunculkan suasana relaksasi dari mendengarkan musik. Saat mendengarkan musik di jalan, earphone atau headphone selalu jadi andalan.

Nah, meski memiliki banyak manfaat, mendengarkan musik juga memiliki sisi negatif apalagi jika dilakukan setiap hari selama berjam-jam menggunakan earphone atau headphone.

Jika ingin mendengarkan musik tanpa berpotensi mengganggu pendengaran, gunakan aturan 60:60. Artinya, dengarkan musik tidak lebih dari 60 menit tiap hari. Selain itu, atur volume suara tidak melebihi 60% dari volume maksimal.

5 dari 5 halaman

Atur volume suara dengan bijak

Hindari mendengarkan musik dengan volume yang terlalu tinggi. Tanda-tanda bahwa seseorang mendengarkan musik terlalu keras adalah ketika suara yang muncul tidak nyaman di telinga, yang biasanya menyebabkan pusing atau sakit pada gendang telinga.

Penggunaan Earphone Tanpa Kabel Disinyalir Jadi Pemicu Munculnya Kanker

Jika memakai headset dengan suara yang terdengar oleh orang lain, berarti volume musik yang didengarkan terlalu keras. Segera kurangi volume suara tersebut.

Sebaiknya kenakan headphone yang memblokir suara dari luar saat mendengarkan musik. Memakai alat ini bisa membantu seseorang mendengarkan musik dengan volume lebih rendah, namun lebih nyaman karena suara bising di sekitar kita masih bisa diminimalkan.

5 Bahaya Penggunaan Earphone yang Akan Selalu Menghantui Kalian

Meski menimbulkan kenyamanan, istirahatkan telinga dari mendengarkan musik dengan bantuan headphone secara berkala.

Saat menonton pertunjukan musik, sebaiknya gunakan earplug (sumbat telinga) untuk mengurangi kebisingan. Pemakaian alat ini tidak akan mengurangi kenikmatan seseorang saat mendengar musik yang dihadirkan secara langsung. Faktanya, memakai penutup telinga bisa menurunkan suara antara 15-35 desibel.

Dengan tetap melindungi pendengaran saat mendengarkan musik, maka dapat memperoleh dua manfaat sekaligus, yaitu meningkatkan rasa bahagia dalam jiwa kita sekaligus menjauhkan diri dari risiko gangguan pendengaran.

Akan tetapi, apabila Sahabat Drean mengalami gangguan pendengaran setelah mendengarkan musik, sebaiknya segera kunjungi dokter spesialis THT agar dapat diberikan penanganan.

Sumber: Alodokter

Beri Komentar