Ilustrasi Hampers (Foto: Unsplash.com/Nico Smit)
Dream - Selain baju baru dan opor, masyarakat Indonesia juga kerap mengirim hantaran atau hampers saat momen Lebaran. Bingkisan tersebut dikirim sebagai ucapan Hari Raya Idul Fitri dengan berbagai macam isi dan dan tampilan yang menarik.
Lantas sejak kapan tradisi berbagi hampers saat lebaran tersebut mulai ada di Indonesia? Ternyata, tradisi hantaran sudah ada pada masa kerajaan abad ke-16. Masyarakat di zaman dulu mempunyai tradisi menghantarkan hasil bumi untuk raja.
Ketika raja mengadakan pesta panen, biasanya akan membekalkan hasil olahan dan berbagai macam makanan serta kue, yang akan dibawa pulang oleh rakyatnya sendiri.
" Hantaran Lebaran yang hingga saat ini populer di kalangan masyarakat Indonesia merupakan bentuk transformasi dari tradisi hantaran hasil bumi yang dipersembahkan rakyat kepada raja dan kemudian dari raja untuk rakyatnya," ujar Sejarawan kuliner Universitas Padjadjaran Fadly Rahman pada Senin, 25 Maret 2022.
Tradisi hantaran pun berubah wujud seiring redupnya masa kerajaan. Tradisi ini berbuah menjadi mengirim makanan untuk untuk tetangga, saudara maupun teman yang berlangsung hingga saat ini.
Di masa kolonial, mereka juga sudah saling membalas hantaran di kala lebaran, seperti hidangan ketupat, opor, kari, dan rendang beserta kue basah tradisional yang disajikan di dalam rantang.
Fadly mengungkapkan, tradisi hantaran berupa tukar rantang menunjukkan kekhasan masyarakat agraris. Bukan hanya berfungsi sebagai wadah, secara sosial-budaya rantang memiliki arti simbolik sebagai perekat hubungan antar-tetangga atau kerabat ketika digunakan untuk hantaran.
" Ketika dikirimi dalam bentuk rantang, secara spontan kita akan membalasnya. 'Ah, malu kalau kita mengembalikan dalam kondisi kosong'. Lalu kita akan mengisinya kembali dengan makanan-makanan," katanya.
Kue-kue kering seperti nastar, kastangel, lidah kucing, dan putri salju yang dibungkus dalam kemasan toples juga mulai dikenal pada masa kolonial dan dijadikan hantaran lebaran yang diberikan keluarga Eropa untuk keluarga pribumi priyayi.
Seperti yang kita ketahui, saat ini hantaran telah bertransformasi dalam bentuk hampers dan parsel. Dengan wujud yang telah berubah bersama kemasan yang lebih modern. Meskipun begitu, esensi hantaran tidak berubah secara signifikan.
Namun saat ini orang mengirim hantaran telah banyak rupanya, seiring dengan pergeseran hantaran yang telah dikomersialkan atau dijadikan lahan bisnis. Sebagai tanda ucapan terima kasih atau ucapan hari raya dari rekan kerja tanpa mengharap balasan atau tanpa saling bertukar.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang