Foto: Pixabay
Dream - Sebagian orang menghindari penggunaan styrofoam sebagai kemasan atau wadah makanan. Styrofoam atau PS foam diklaim bisa menghasilkan racun yang akan tercampur pada makanan, terutama ketika dikemas dalam suhu hangat atau panas.
Benarkah demikian? Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pernah melakukan penelitian pada 2009. Hasilnya, diketahui kalau bahan baku PS foam terbukti cukup aman digunakan untuk menjadi kemasan makanan.
" Kami telah melakukan penelitian independen untuk 17 kemasan berbahan polistirena (PS foam). Dalam 17 kemasan tersebut ditemukan bahwa residu ppm masih dalam angka sangat aman, yakni 10-43 ppm. Angka ini jauh dari level berbahaya, yaitu 1000 ppm," kata Sutanti Siti Namtini, Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM di Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Rabu 18 September 2019.
Residu ppm tersebut membuat peningkatan jumlah migrasi (perpindahan zat dari kemasan ke bahan makanan) akibat suhu panas menjadi lebih aman ketika digunakan.
" Waktu percobaan dengan BPOM, kami melibatkan berbagai temperatur seperti nasi goreng yang panas-panas langsung diangkat dan ditaruh dalam kemasan, jadi aman," ungkap Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, Akhmad Zainal Abidin.
Styrofoam (PS foam) telah teruji aman oleh WHO dan FAO Amerika Serikat. Kamu pun bisa memakai styrofoam tanpa dilapisi produk lainnya.
" Jadi sebenarnya nggak perlu melapisi styrofoam dengan plastik polyethylene karena langsung kontak pun udah aman, sudah masuk food grade," kata Akhmad.
BPPT pun telah melakukan penelitian mengenai pemakaian styrofoam untuk kemasan makanan pada 2009 dan 2013.
Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa styrofoam dapat digunakan sebagai kemasan makanan bersuhu maksimal 100 derajat, tahan air, tahan terhadap bahan kimia organik serta mampu menjadi wadah makanan beku, es krim maupun yoghurt.
Dream - Gerakan untuk tak lagi menggunakan sedotan plastik kini semakin gencar dilakukan. Pasalnya, sampah dari sedotan sekali pakai sangat lama terurai. Mengotori laut dan tanah.
Bahkan hingga membuat hewan-hewan di sekitar laut mati secara tragis. Kini berbagai alternatif sedotan dengan bahan yang ramah lingkungan bermunculan. Salah satu yang cukup banyak dipakai adalah sedotan yang berbahan stainlees steel.
Selain itu ternyata ada material lain yang juga bisa digunakan untuk sedotan, yaitu pasta. Sebuah restoran di Yogyakarta dan Bali, rupanya telah lama mengganti sedotan plastik dengan sedotan pasta.
Restoran tersebut adalah Massimo Italian Restaurant, yang memiliki pusat di Bali dan membuka kedai di Yogyakarta. Didirikan oleh seorang Chef asal Italia, Massimo, ia rupanya menaruh perhatian besar dengan kondisi lingkungan Indonesia.
Massimo dalam postingannya di akun Instagram Massimo Yogyakarta mengungkap kalau saat pertama kali datang ke Indonesia, kondisinya sangat menyegarkan dan alami. Namun sekarang sangat jauh berbeda.
Massimo Gelato (Foto: Instagram Massimo)
" First came to Indonesia, everything so clean and natural. Now different and I want to keep Indonesia clean and natural. That is why I am aggressive going plastic-free start by pasta straw," ungkapnya.
Sejak Juni lalu akhirnya ia memutuskan tak ada lagi penggunaan sedotan plastik di restorannya. Sebagai gantinya, ia membuat sedotan pasta. Seperti pasta pada umumnya namun lebih tebal.
Massimo Gelato (Foto: Instagram Massimo)
Bagian tengahnya terdapat lubang agar minuman bisa dihisap melalui pasta tersebut. Pasta sedotan pun bisa dibawa pulang dan diolah menjadi spagheti, apalagi jika minum berkali-kali di sini. Pasti banyak pasta yang bisa dibawa pulang dan dimasak.
Sangat kreatif, bukan?
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN