Dream - Total aset keuangan syariah global terus tumbuh mencapai US$3,958 miliar pada tahun 2021. Dalam tiga tahun ke depan, atau pada 2026, diperkirakan angkanya akan bergerak ke level US$5,9 miliar.
Kepala Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Ismail Riyadi menjelaskan potensi keuangan syariah Indonesia secara global diperhitungkan oleh pelaku global.
Berdasarkan laporan IFDR tahun 2022, Indonesia saat ini menempati posisi ke-7 untuk total aset keuangan syariah dunia.
Total aset keuangan syariah yang dimiliki Indonesia di tahun 2022 mencapai US$139 miliar.
Sementara posisi nomor dunia diduduki oleh Iran dengan total aset keuangan syariah senilai US$1.235 miliar.
Menyusul ditempat kedua adalah Arab Saudi yang ditaksir memiliki total aset keuangan syariah US$896 miliar.
Negara tetangga, Malaysia menempati posisi ke-3 dengan total aset keuangan syariah senilai US$650 miliar.
Selain di sektor keuangan, posisi Indonesia dalam ekonomi syariah dunia juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Indonesia merupakan negara eksportir produk halal keempat terbesar ke negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI). Indonesia berpeluang menambah US$5,1 miliar atau Rp72,9 triliun terhadap produk domestik bruro (PDB) dari indusri halal.
kata Muhammad Ismail Riyadi dalam acara Media Workshop " Sinergi BCA Syariah & Media Tingkatkan Literasi & Inklusi Perbankan Syariah" di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Secara rinci, berikut 10 negara dengan aset keuangan syariah terbesar di dunia:
1. Iran (US$1.235 miliar)
2. Saudi Arabia (US$896 miliar)
3. Malaysia (US$650 miliar)
4. UAE (US$252 miiar)
5. Qatar (US$186 miiar)
6. Kuwait (US$153 miiar)
7. Indonesia (US$139 miiar)
8. Bahrain (US$106 miiar)
9. Turki (US$61 miiar)
10. Bangladesh (US$58 miiar)
Ismail juga melaporkan posisi keuangan syariah Indonesia secara nasional.
Di mana pertumbuhan total aset keuangan syariah di Indonesia selama 5 tahun terakhir (2018-2023) mencapai 13,7 persen dan telah mencapai sebesar Rp2.450,55 triliun per Juni 2023.
Total aset tersebut merupakan kalkulasi dari sektor perbankan syariah, pasar modal syariah dan industri keuangan non bank (IKNB) syariah.
Potensi wakaf uang di Indonesia sendiri mencapai Rp180 triliun per tahun menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan potensi zakat mencapai Rp392 triliun per tahunnya berdasarkan hitungan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Namun demikian, Ismail mengatakan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih sangat rendah dibandingkan secara nasional atau terjadi gap.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi (SNLKI) OJK tahun 2022, indeks literasi keuangan syariah baru mencapai 9,14 persen sementara literasi keuangan secara nasional mencapai 49,69 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan syariah mencapai 12,12 persen, sementara indeks inklusi keuangan secara nasional mencapai 85,1 persen.
Padahal Indonesia mejadi salah satu negara dengan populasi Muslim di Tanah Air.
Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategis Studies Center (RISSC), jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai 237,56 juta jiwa atau 87,7 persen dari total penduduk Indonesia.
" Terdapat gap yang sangat tinggi antara indeks nasional dan syariah dan gap tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini berarti kegiatan LIK masih belum dilakukan secara terintegrasi dan
memperhatikan aspek syariah," kata Ismail.
Ismail menyebutkan beberapa faktor penyebab rendahnya literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia yakni:
1. Awareness masyarakat terhadap keuangan syariah yang rendah
2. Belum kuatnya diferensiasi produk keuangan syariah dengan konvensional
3. Kompetensi sumber daya insani (SDI) yang belum memadai
4. Terbatasnya pengembangan produk dan layanan syariah
5. Pemanfaatan teknologi belum optimal
6. Aspek regulasi dan permodalan yang belum mendukung
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas