3 Hal yang Mengganjal Laju Keuangan Syariah

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 16 Mei 2016 13:43
3 Hal yang Mengganjal Laju Keuangan Syariah
"Kami menengaskan keuangan syariah memiliki peran untuk mewujudkan agenda SDG," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo

Dream - Peran keuangan syariah dalam membantu mencapai target sustainable development goal (SDG's) tidak dipungkiri lagi. Namun, perkembangan sektor keuangan ini masih mengalami beberapa kendala utama.

Gubernur BI, Agus D. W. Martowardojo, mengatakan dibutuhkan pembiayaan dan dukungan dana dari berbagai pihak untuk mengakses 1 miliar orang yang hidup miskin di dunia. Hal ini bertujuan agar tujuan dari SDG's bisa tercapai.

" Tantangannya, bagaimana mewujudkan pembiayaan yang tepat karena sumbernya harus diperluas dan optimalisasi untuk SDG's, termasuk pembiayaan syariah," kata Agus dalam " 41th Annual Meeting Islamic Development Bank (IDB) Group" di Jakarta, Senin 16 Mei 2016.

Agus menurutkan, ada tiga tantangan yang dihadapi oleh global, termasuk Indonesia, dalam mengembangkan sistem keuangan syariah. " Pertama, kurangnya inovasi produk. Kedua, kurangnya ahli keuangan syariah, dan ketiga, komitmen yang kuat sesuai dengan standar internasional," kata dia.

Untuk Indonesia, kata Agus, Indonesia telah mengembangkan cetak biru (blueprint) untuk keuangan syariah dan pengembangan ekonomi. Target ini dirumuskan dalam lima pilar strategis untuk menghadapi tantangan pengembangan keuangan syariah.

Pilar yang pertama, BI mengembangkan produk dan pasar keuangan syariah. Tujuannya, menciptakan produk keuangan syariah dan instrumen untuk memperdalam pasar keuangan.

" Sejauh ini, kami sudah menerbitkan aturan hedging instrumen syariah, instrumen lainnya, dan instrumen repo," kata dia.

Pilar yang kedua adalah bank sentral ini melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan pasar dengan mendorong pendidikan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja di keuangan syariah.

" Kami punya Indonesia Sharia Economic Festival sebagai strategi forum mengenalkan peran Indonesia dalam keuangan syariah," kata dia.

Pilar ketiga adalah memperkuat pengawasan framework. Seperti, berinisiatif membentuk zakat institute dan memanfaatkan dana zakat untuk membiayai pembangunan.

Pilar yang keempat adalah dukungan pembiayaan infrastruktur untuk sektor riil dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tujuannya, membantu kewirausahaan dan model bisnis lainnya.

Pilar yang kelima adalah mempromosikan struktur industri yang lebih efisien. Caranya, ikut berpartisipasi secara aktif dalam bagian keuangan syariah global dengan memperkuat kerja sama dengan institusi internasional.

" Kami menengaskan keuangan syariah memiliki peran untuk mewujudkan agenda SDG. Kami percaya yang telah dilakukan akan menjadi warisan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan untuk men-deliver kesejahteraan lebih dalam ekonomi kita," kata dia.

Beri Komentar