Wajib Tahu! 4 Hal yang Bikin Orang Frustrasi Cari Kerja

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 6 Juni 2017 08:45
Wajib Tahu! 4 Hal yang Bikin Orang Frustrasi Cari Kerja
Bukan soal sedikitnya lowongan kerja. Ada hal yang bikin pencari kerja semakin frustasi.

Dream – Mencari pekerjaan tak selalu menyenangkan, tetapi juga bisa sangat mengganggu. Ada saja yang mengusik ketenangan pencari kerja ketika mencari pekerjaan.

Dilansir dari CheatSheet, Selasa 6 Juni 2017, sebuah lembaga survei, Gallup, menunjukkan bahwa 7 dari 10 orang merasa frustrasi ketika mencari pekerjaan. Banyak hal yang membuat mereka jengkel dan merasa demoralisasi, baik karena kurangnya komunikasi dengan pencari kerja atau sulit berkomunikasi dengan perusahaan pemberi kerja.

Ada empat hal yang membuat orang merasa frustrasi ketika mencari pekerjaan. Pertama adalah proses lowongan kerja yang lama. Banyak orang membenci proses pencarian kerja lewat online. Sebanyak 75 persen orang yang disurvei oleh perusahaan rekrutmen, randrr, mengatakan bahwa teknologi pencarian kerja membuat mereka stres.

Yang menjengkelkan adalah aplikasi pekerjaan yang sangat panjang. Lebih dari setengah pelamar muak karena mengetik ulang semua informasi dari resume mereka dan mengisi rincian pendidikan tinggi dan riwayat gaji mereka.

Kedua, perusahaan yang super pemilih. Ada perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, namun kriteria dan harapan yang ditetapkan sangat tinggi.

Ketiga, mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai diharapkan. Mendapatkan pekerjaan terlihat bagus sampai tersadar bahwa perekrut tidak memperhatikan apa yang diinginkan dan dilakukan oleh karyawan terhadap kariernya. Perekrut yang buruk, tidak akan pernah membaca resume dan mencoba untuk menawarkan pelamar pekerjaan yang lain yang tidak sesuai dengan kemampuan dan target gaji. Yang paling buruk, mereka menyebutnya sebagai waktu yang tidak menyenangkan.

Keempat, tes kepribadian dasar. Society for Human Resource Management mengatakan 60 persen pelamar kini diminta untuk mengikuti tes kepribadian dasar selama proses perekrutan kerja. Profesor di University of Thomas School of Law, Susan J. Stabile, mengatakan tes ini menimbulkan kegelisahan dan kepusingan pencari kerja yang tidak yakin menjawab “ ya” atau “ tidak” dalam ujian tersebut, misalnya untuk soal “ Semua orang berharap terlalu tinggi kepada saya”.

Tes ini akan menolong atau menghancurkan kesempatan kerja mereka. Yang lebih buruk, ujian itu tidak mencerminkan yang mereka lakukan.(Sah)

Beri Komentar