Pernah Merasa Takut Dan Stres Terhadap Uang, Sahabat Dream? (Foto: Shitterstock)
Dream – Pernahkah merasa takut gaji yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap bulan?
Pernahkah merasa tertekan karena merasa tabungan pensiun tidak mencukupi jika waktu pensiun tiba?
Jika pernah, tidak apa-apa. Ketakutan-ketakutan finansial ini kerap dirasakan oleh karyawan.
Dilansir dari The Muse, Selasa 16 Januari 2018, ketakutan ini tak hanya berdampak kepada kebahagiaan, tetapi juga kesehatan. Stres akut bisa mendorong sakit kepala dan penyakit jantung. Ada empat rasa takut tentang keuangan, berikut penangkalnya.
Pertama, ketakutan hanya hidup dari bulan ke bulan dengan gaji. Menurut kajian PricewaterhouseCooper (PwC), ada 41 persen generasi milenial dan 50 persen generasi X Amerika yang susah membayar tagihan tepat waktu.
Ada juga 20 persen orang Amerika yang tidak punya dana darurat. Mereka menggunakan gaji untuk menutup kebutuhan.
Usir rasa takut itu dengan membuat anggaran belanja yang realistis. Perencana keuangan bersertifikat dari RDM Financial Group, Ron Weiner mengatakan anggaran belanja merupakan jurus jitu untuk menangkal ketakutan ini.
Lalu, ketakutan ini juga bisa dilawan dengan memiliki banyak tempat untuk menabung, tidak peduli seberapa besar jumlah uang yang ditabung. Hal ini dikatakan oleh perencana keuangan dari Money Managers Financial Group, John Gajkowski.
Selanjutnya...
Yang kedua, takut terlilit utang. Sebuah kajian dari Northwestern Mutual menyebut ada 36 persen orang dewasa yang berutang, bisa melunasi utangnya selama 6 tahun-20 tahun ke depan dan 14 persen lainnya tidak pernah terpikir bisa bebas utang.
Terus, harus bagaimana?
“ Duduk dan kelompokkan utang yang dimiliki dan seberapa besar yang harus dibayar. Dengan daftar utang dan besar cicilan yang dimiliki, Anda bisa menemukan strategi pembayaran utang yang tepat,” kata Gajkowski.
Dia menyarankan untuk membayar utang yang besar terlebih dahulu, karena bisa menghemat uang lebih banyak daripada utang dengan nominal yang kecil.
Ketiga, takut uang pensiun tidak mencukupi. Survei dari CareerBuilder menemukan 20 persen pekerja berusia 60 tahun ragu untuk pensiun. Gajkowski menyarankan untuk duduk dan membuat perencanaan investasi untuk tabungan pensiun.
Awalnya, tidak masalah menyisihkan 5 persen dari gaji untuk tabungan pensiun. Dia juga menyarankan, jumlahnya juga ditambah bertahap sampai persentase pendapatan untuk tabungan pensiun bisa mencapai 10-15 persen.
Terakhir, takut pasar naik turun. Ketika pasar sedang turun, tak jarang orang cenderung panik dan ingin menjual segala yang dimiliki.
Ada penjelasan ilmiahnya. Kajian dari University of Florida menemukan bahwa kortisol —hormone penyebab stress-memicu seseorang untuk takut terhadap risiko.
Inilah alasan investor lebih suka menjual saham dan reksa dana ketika pasar sedang turun dan memilih menekan kerugian. Padahal, investor bisa menahan investasinya sampai market rebounds.
Solusinya? Pilihlah investasi yang cerdas yang memberikan risiko investasi yang lebih kecil. Misalnya, menanamkan modal di exchange traded fund (ETF) yang biayanya lebih rendah. Jika pasar sedang lesu, portofolio akan seimbang karena terlindungi. Jangan lupa, Anda berinvestasi di pasar saham untuk membangun kekayaan dalam waktu lama. (ism)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta