5 Tips Cegah Bangkrut setelah Bercerai

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 9 Januari 2018 07:15
5 Tips Cegah Bangkrut setelah Bercerai
Bercerai juga bisa membuat keuangan Anda amburadul.

Dream – Sahabat Dream, tak ada orang yang ingin rumah tangganya hancur dan berujung kepada perceraian. Orang yang menikah memiliki mimpi untuk hidup bersama dan membangun keluarga hingga akhir hayat.

Tapi dalam perjalanannya, tak sedikit biduk rumah tangga yang kandas. Banyak pasangan yang memilih berpisah dengan berbagai alasan.

Keputusan untuk berpisah tentu akan membawa sejumlah akibat, salah satunya keuangan. Sejumlah orang bahkan bangkrut usai proses perceraian. Terus, bagaimana caranya supaya tidak bangkrut setelah bercerai?

Meski perceraian tak diinginkan, ada baiknya kita mempelajari risiko jika takdir perpisahan itu terjadi. Risiko harus diperhitungkan dengan cermat. Tujuannya untuk mencegah Anda tak bangkrut selepas cerai karena perceraian bisa membuat harta berkurang banyak.

Ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. Laman Cermati, Selasa 9 Januari 2018, melansir ada lima hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan berpisah dengan pasangan.

Perhitungkan Risiko yang Harus Diterima dan Tanggung Secara Cermat

Kasus perceraian harus ditangani secara khusus supaya tak merugikan seseorang secara finansial. Beberapa masalah selain yang sudah disebutkan di atas adalah perubahan gaya hidup akibat tanggung jawab nafkah, sudah ditanggung masing-masing.

Selain itu, bisa jadi Anda harus rela kehilangan harta, paling tidak sebagian akibat pembagian harta gono-gini kepada mantan pasangan. Belum lagi kebbutuhan hidup anak yang menjadi tanggung jawab Anda dengan mantan.

Masalah finansial lain yang bisa membenani keuangan, seperti uang administrasi yang harus dilunasi selama proses perceraian berlangsung, mulai dari biaya pengacara, akuntan, sampai konsultan perceraian.

Daftarkan Aset Anda

Dalam perceraian, masalah utama yang sering muncul adalah harta gono-gini. Ketika ada penyatuan dua orang dalam pernikahan, akan ada penyatuan aset. Ketika pasangan ini berpisah, harta tersebut juga harus terbagi.

Buatlah aset-aset yang memang harta pribadi Anda sebelum dan sesudah menikah. Membuat dokumentasi tentang aset itu haruslah mencakup semua hal, termasuk kuitansi dan akta kepemilikan untuk mempermudah perceraian.

Segera Lunasi Utang

Utang juga menjadi potensi masalah dan sumber masalah bagi pasangan yang bercerai. Bisa saja ketika menikah, Anda dan pasangan masih dalam pembayaran utang KPR atau cicilan kendaraan bermotor.

Jika dalam proses perceraian masih ada utang KPR atau cicilan kendaraan bermotor, lebih baik disikusikan dengan pasangan dan menyepakati pembagian kewajiban pelunasan utang tersebut: mau dibagi dua atau dilanjutkan dengan porsi kemampuan masing-masing.

Jangan Lupakan Anak

Anak sepantasnya menjadi tanggung jawab suami istri meskipun pada akhirnya mereka resmi berpisah. Sebagai kepala keluarga, suami seharusnya memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk masalah tunjangan anak, namun tak jarang dalam kenyataannya tuntutan yang sama besar ini harus ditanggung oleh pihak istri selaku ibu dari anak tersebut.

Tak ada salahnya pihak istri membuat perjanjian yang fungsinya mempertegas kewajiban mantan suami dalam menanggung tunjangan anak. Ketika perjanjian itu dibuat, istri harus memerinci apa saja yang menjadi kewajiban ayah dan ibu.

Mengelola Keuangan setelah Bercerai

Perubahan status dari berpisah menjadi bercerai tentu akan mempengaruhi kondisi keuangan. Selama menikah, penghasilan rumah tangga akan berlipat. Namun, setelah pisah, Anda harus bisa memenuhi kebutuhan pribadi setelah bercerai.

Jangan lupa menyesuaikan gaya hidup setelah bercerai. Jangan sampai kehidupan menjadi lebih sengsara setelah resmi berpisah.

Beri Komentar