Aset Bertambah, Laba Bersih CIMB Niaga Syariah Meroket 165%

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 13 Maret 2017 12:20
Aset Bertambah, Laba Bersih CIMB Niaga Syariah Meroket 165%
Nilai aset tersebut tumbuh sebesar 40,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,11 triliun.

Dream - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Tbk (CIMB Niaga Syariah) membukukan nilai aset sebesar Rp12,78 triliun sepanjang 2016. Nilai aset ini mengalami pertumbuhan signifikan hingga 40,34 persen dibandingkan posisi tahun 2015 senilai Rp9,11 triliun.

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Syariah, Pandji P. Djajanegara, mengatakan kenaikan aset UUS turut meningkatkan pangsa pasar CIMB Niaga. Pada 31 Desember 2016, pangsa pasar CIMB Niaga menjadi 5,45 persen dibandingkan periode sebelumnya sebesar 3,9 persen.

" Pertumbuhan aset didorong oleh pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat," kata Pandji di Jakarta, Senin, 13 Maret 2016.

Pandji menjelaskan Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan sepanjang 2016 juga mencatat pertumbuhan. DPK CIMB Niaga Syariah naik 40,2 persen menjadi Rp10,63 triliun pada 2016 dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,58 triliun.

Kenaikan DPK ini didorong oleh produk Tabungan Rencana Haji, Tabungan Pahala Haji, serta Tabungan iB Mapan Wakaf.

" Sejak tahun 2014, kami dipercaya pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai salah satu Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPS BPIH) untuk haji reguler dan haji khusus. Amanah ini turut mendorong peningkatan DPK kami melalui produk tabungan haji itu," kata dia.

Sementara untuk bisnis pembiayaan, perusahaan juga mencetak pertumbuhan sebesar 40,2 persen. Pada 2016, pembiayaan CIMB Niaga Syariah sebesar Rp10,21 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,28 triliun.

Hasil kinerja yang positif sepanang 2016 membuat laba bersih CIMB Niaga Syariah meroket tajam. Tahun 2016, perusahaan melaporkan kenaikan laba bersih  hingga 165,51 persen dari Rp115,03 miliar pada 2015 menjadi Rp305,43 miliar pada 2016.

Dari sisi keuangan, kata Pandji, CIMB Niaga Syariah menurunkann rasio pembiayaan bermasalah dari 1,86 persen pada 31 Desember 2015 menjadi 1,15 persen pada 31 Desember 2015.(Sah)

Beri Komentar