Indeks Syariah Melemah, Investor Asing Belum Juga Melantai

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 7 Agustus 2017 16:48
Indeks Syariah Melemah, Investor Asing Belum Juga Melantai
Penguatan indeks industri tak mampu menopang pelemahan kedua indeks ini.

Dream - Indeks acuan saham syariah Bursa Efek Indonesia (BEI) gagal mengekor laju bursa regional yang sebagian besar bergerak menguat. Tekanan pada saham-saham barang konsumsi membuat dua indeks syariah kompak bergerak melemah. 

Pemodal asing yang belum juga beranjak dari zona merah sejak perdagangan akhir Juli lalu membuat tekanan pada saham syariah belum menghilang. 

Pada penutupan perdagangan harian BEI, Jakarta, Senin 7 Agustus 2017, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) melemah 0,562 poin (0,31%) ke level 182,521. Sempat mengawali pembukaan di zona positif setelah muncul sinyal positif dari bursa global dan regional, ISSI justru tertekan oleh aksi jual pemodal.

ISSI tercatat bergerak di dua zona setelah menghijau di level 183,165 saat perdagangan baru dimulai. Indeks ISSI bahkan sempat menyentuh level tertinggi di 184,369.

Kondisi serupa juga dialami oleh indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang ditutup melemah 2,999 poin (0,31%) ke level 735,495. Indeks berisi 30 emiten unggulan syariah ini sempat menyentuh puncak tertinggi di 743,623.

Meski melemah, transaksi perdagangan saham syariah tercatat mengalami kenaikan. Dengan 36,84 juta saham yang berpindahtangan, nilai transaksi perdagangan saham syariah mencapai Rp 3,85 triliun. 

Sayangnya, maraknya transaksi pasar saham syariah masih diwarnai aksi jual pemodal asing. Hingga hari ke delapan perdagangan saham, ISSI mencetak nett sell asing hingga Rp 139 miliar, lebih rendah dari perdagangan akhir pekan lalu. 

Investor banyak memilih emiten sektor industri--industri dasar dan industri aneka--dan pertanian. Masing-masing indeks sektoral itu naik 0,12 persen, 0,43 peren, dan 0,17 persen.

Namun, penguatan ketiga indeks ini belum cukup kuat mengerem laju pelemahan perdagangan dimotori saham sektor barang konsumsi yang turun 1,46 persen, infrastruktur 0,70 persen, dan pertambangan 0,51 persen.

Emiten-emiten bluechip syariah top gainer favorit investor adalah TPIA yang harga sahamnya naik Rp425, SMGR Rp250, PTBA Rp225, ASII Rp125, dan AKRA Rp50.

Sebaliknya, yang menjadi top loser adalah UNTR yang harga sahamnya turun Rp500, UNVR Rp500, LPPF Rp175, INCO Rp90, dan KLBF Rp80.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis. Kurs rupiah naik 3 poin (0,02%) ke level Rp13.313 per dolar AS.(Sah)

Beri Komentar